Sebelumnya sempat menjadi pembicaraan publik terkait kebijakan tentang LGBT. Kini tuan rumah Piala Dunia Qatar 2022 melonggarkan berbagai larangan khususnya hubungan sesame jenis.
Piala Dunia Qatar 2022 diselenggarakan di kawasan yang didominasi negara-negara Islam konservatif tersebut. Ajang olahraga terbesar di dunia itu berlangsung dari 20 November hingga 18 Desember mendatang.
Pasangan gay dapat secara terbuka berpegangan tangan, berpelukan dan berciuman di venue Piala Dunia Qatar 2022. Dalam situasi normal, bermesraan di depan umum adalah aktivitas terlarang.
Mail Online melaporkan bahwa keputusan itu merupakan hasil serangkaian pertemuan rahasia antara FIFA dengan Kementerian Dalam Negeri Qatar.
FIFA membujuk otoritas Qatar agar menghentikan penangkapan terhadap homoseksual dan lesbian selama Piala Dunia.
Berbicara melalui perantara, seorang lesbian yang berprofesi sebagai sekretaris mengaku bersyukur Piala Dunia memberi perlindungan yang sangat dibutuhkan komunitasnya, meski hanya untuk sebulan.
Namun, banyak penyuka sesama jenis di negara itu yang mengkhawatirkan tindakan pembalasan dari aparat setelah turnamen berakhir dan perhatian dunia tak lagi tertuju ke Qatar.
‘Mungkin tidak akan ada masalah saat sepak bola ada di sini, tapi mereka akan mengejar orang-orang Qatar setelahnya, memukuli dan memenjarakan kami karena apa yang mereka anggap mempermalukan negara,” ujar sumber tersebut dikutip dari Mail Online, Kamis (17/11).
Dia memutuskan bakal memanfaatkan kebebasan sementara tersebut dengan penuh kehati-hatian. “Sebagai seorang wanita lesbian, saya akan menikmati Piala Dunia seperti penggemar lainnya, tetapi Anda tidak akan melihat saya memeluk pacar saya di Doha. Tidak mungkin.”
Terlepas dari kebijakan terbaru itu, Kementerian Luar Negeri Qatar tetap menginformasikan kepada para pelancong bahwa homoseksualitas adalah tindakan ilegal di negara tetangga Arab Saudi tersebut.
Menteri Luar Negeri James Cleverly telah memperingatkan pendukung Inggris dan Wales bulan lalu: ‘Ini adalah negara-negara Muslim; mereka memiliki titik awal budaya yang sangat berbeda (dari kita).
“Saya rasa penting bagi Anda yang berkunjung ke suatu negara untuk menghormati budaya negara tuan rumah Anda.”
Sementara itu, Human Rights Watch mengatakan telah mendokumentasikan enam kasus pemukulan parah dan berulang dan lima kasus pelecehan seksual terhadap kaum LGBT dalam tahanan polisi antara 2019 dan 2022.
“Sementara Qatar bersiap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia, pasukan keamanan menahan dan melecehkan orang-orang LGBT hanya untuk siapa mereka, tampaknya yakin bahwa pelanggaran pasukan keamanan tidak akan dilaporkan dan tidak diperiksa,” ujarnya.
Otoritas Qatar perlu mengakhiri impunitas atas kekerasan terhadap orang-orang LGBT. Dunia sedang menonton