Sejarah berdirinya Ponpes Al Zaytun tidak bisa lepas dari sejarah NII KW 9. Namun, gerakan NII KW 9 ini berbeda dengan NII yang pernah digagas oleh Kartosoewirjo.
Menurut pengamat terorisme Al Chaidar bahwa gerakan NII KW 9 telah muncul sejak 1991 di Banten. Ketika itu ada sekitar 14 juta orang yang bergabung dengan NII KW 9 dan bersedia mengumpulkan dana.
Juga disebut oleh Al Chaidar bahwa dari 14 juta orang itu terkumpul dana mencapai Rp 800 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membangun Ma’had Al Zaytun sebagai pusat dari pada Gerakan NII KW 9.
Setelah di bawah pimpinan Panji Gumilang, NII KW 9 memperluas pengaruhnya ke seluruh wilayah. Orang-orang yang masuk ke Al Zaytun dan bergabung dengan Gerakan NII KW 9 lambat laun akan diperas hartanya.
Bahkan banyak para anggotanya berakhir mengalami kerusakan finansial dan kehancuran dalam keluarga.
Untuk menguatkan citranya di mata orang-orang yang bergabung yang kebanyakan masih memiliki keterkaitan dengan keluarga NII, Panji Gumilang pun mendeklarasikan diri sebagai Imam negara Islam Indonesia.
Hal itu membuat pengikutnya pun semakin bertambah hingga 40 juta orang. Dana dari anggota NII KW 9 pun terus masuk dan digunakan sebagian untuk pembangunan lembaga pendidikan hingga pelabuhan dan kapal-kapal.
Oleh karena itu, menurut Al Chaidar Gerakan NII KW 9 bukanlah NII yang pernah dipimpin oleh Kartosoewirjo. Sebab sejatinya memiliki tujuan utama yang jauh berbeda. Misi NII KW 9 sebatas meraup dana masyarakat untuk kepentingan elit NII KW 9 dan sejumlah jenderal dan pejabat yang kini masih memiliki pengaruh besar.
“Jadi al Zaytun itu NII KW 9 yang merupakan NII Palsu. Bukan NII asli. Jadi tidak ada hubungan. Misi utamanya adalah mengumpulkan uang saja, tidak pernah dia mendirikan Negara Islam. Karena itu dia organisasi NII palsu, hanya untuk mengelabui masyarakat saja, mengelabui jamaah, supaya jamaah itu mengumpulkan dana. Supaya membuat proyek-proyek besar,” sekolah, pesantren, sampai Bank CIC yang kemudian bangkrut itu,” katanya, belum lama ini.
Panji Gumilang sebelum telah dimintai keterangan oleh tim dari pemprov Jawa Barat.
Menurut Ketua Tim Investigasi Badruzzaman M Yunus, pertemuan hari ini tidak ada hasil yang didapat. Karena, Panji Gumilang enggan memberi keterangan secara langsung dan meminta waktu untuk menjawab pertanyaan.
“Tadinya kami ingin mengklarifikasi apa yang beredar di masyarakat dan di media, tapi nampaknya beliau itu minta waktu kepada kami untuk mempersiapkan jawaban yang akan kami pertanyakan,” ujar Badruzzaman.
Badruzzaman mengatakan, Panji Gumilang meminta tim investigasi mengirimkan pertanyaan seputar polemik Al-Zaytun kepada dia secara tertulis. Namun, Panji tidak menjawabnya secara langsung.
Source: Republika