Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono membuat pernyataan bikin heboh di jagat maya, terkait penanganan virus Corona atau COVID-19. Videonya kini tersebar setelah ia salah menyebut nama Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Video berdurasi 1 menit 17 detik diunggah oleh mantan politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean di akun Twitter miliknya pada Senin (23/8) pukul 06.08 WIB.
“Bupati Banjarnegara ini tidak punya etika sama sekali. Tidak punya rasa hormat kepada seorang Menteri yang mendapat tugas dari Presiden. Bukan hanya itu, tp Bupati ini melecehkan marga Panjaitan (Batak) menyebut marga itu dengan kata penjahit. Kurang ajar..!,” cuit Ferdinand.
Pada potongan video tersebut, Bupati Banjarnegara melaporkan terkait perkembangan kasus COVID-19 di Banjarnegara. Salah satunya menyampaikan persoalan Bed Occupancy Rate (BOR) untuk pasien COVID-19 yang ada di Banjarnegara.
“Alhamdullah Banjarnegara dulu BOR 99 persen, turunlah PPKM Darurat. Saya baca aturannya sesuai saran Pak Presiden yang langsung ditindaklanjuti oleh Menteri Dalam Negeri. Dan dilaksanakan pada waktu itu rapat sama menteri siapa itu penjahit, yang orang Batak itu, ya pak penjahit. Dilaksanakan PPKM darurat sampai sekarang PPKM level 4, level 3 ternyata dengan adanya pembagian jaring pengaman sosial ini sangat efektif dan efisien,” ujar Budhi.
Bupati ini juga mengatakan, pada waktu diberlakukannya PPKM Darurat, kondisi BOR di Banjarnegara mencapai 99 persen. Namun saat ini, setelah adanya instruksi selama PPKM darurat, saat ini BOR turun.
“Pada waktu diterbitkannya PPKM Darurat, Banjarnegara itu 99 persen (keterisian tempat tidur pasien COVID-19). Zona merah hamper campur hitam. Namun setelah ada instruksi dari Menteri Dalam Negeri, sesuai saran Pak Presiden, dan semua dijabarkan oleh pak Menteri penjahit itu, Luhut penjahit saya laksanakan instruksinya,” ujar Budhi.
Budhi membenarkan jika dalam video tersebut adalah dirinya. Video itu saat pembagian jaring pengaman sosial di Desa Bawang, Kabupaten Banjarnegara pada Sabtu (21/8).
“Itu video saat pembagian jaring pengaman sosial hari Sabtu kemarin. Tempatnya di Desa Bawang,” kata Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono saat ditemui di rumah dinasnya, Senin (23/8/2021).
Ia kemudian meminta maaf kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan setelah menyebut dengan nama penjahit. Ia mengaku tidak hafal dengan nama panjang Menko Marinves tersebut.
“Alhamdulillah tinggal sedikit masyarakat yang menerima vaksin, dari hasil vaksin tersebut sangat memuaskan sekali. Ini tidak lain saran bapak Presiden yang ditindaklanjuti Mendagri melalui PPKM darurat. PPKM tersebut kami taati, mohon maaf kemarin saya menyebutkan pak penjaitan, karena saya kurang hafal namanya panjang sekali. Ini sekarang saya baca, yang jelas bapak Menko Marinves, Bapak Luhut Binsar Pandjaitan, Itu yang menginstruksikan kepada gubernur, bupati dan wali kota,” ujarnya.
Budhi juga mengaku tidak ada niatan untuk menghina salah satu menteri maupun salah satu marga saat menyebut nama Menko Marinves dengan nama penjahit.
“Kepada warga dari Tapanuli yang mempunyai marga Pandjaitan, pada waktu lalu saya sebutkan penjahit, karena saya tidak hafal marga dari warga Tapanuli. Tapi sekarang saya paham dan saya tulis. Kepada warga Tapanuli saya tidak punya niat yang jelek untuk menghina siapa saja. Ini karena keterbatasan saya, kemampuan saya dan kelemahan saya,” ungkap Bupati Banjarnegara ini.