Jumlah dokter yang terpapar Covid-19 di Sumatra Barat (Sumbar) mencapai angka 400 orang selama masa pandemi. Tiga orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumatra Barat (Sumbar) dr Pom Harry Satria mengatakan, dari 400 orang dokter yang pernah terpapar tersebut, sekitar 80 orang saat ini masih menjalani perawatan.
Puluhan dokter yang masih terpapar tersebut ada yang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing dan ada yang pula yang dirawat di rumah sakit.
Mereka yang masih terpapar ini bertugas di rumah sakit di berbagai daerah di Sumbar. Mereka diduga terpapar saat menjalankan tugas dalam memberikan layanan kesehatan ke pasien.
Banyaknya jumlah dokter di Sumbar yang saat ini dirawat karena Covid-19 terjadi seiring dengan lonjakan kasus positif di provinsi itu dalam beberapa bulan terakhir.
“Yang terpapar Covid ini merupakan tenaga produktif yang selama ini memberikan pelayanan kepada pasien Covid. Penularan terjadi saat memberikan pelayanan. Mereka kelelahan karena kelebihan jam kerja. Itu tentu sangat mempengaruhi,” ujar Pom, Rabu (28/7/2021).
Selain adanya puluhan dokter di Sumbar yang masih menjalani perawatan karena Covid-19, ada tiga orang dokter di Sumbar yang dinyatakan meninggal dunia karena penyakit itu.
Rinciannya, satu orang meninggal pada tahun lalu, dan dua orang lagi pada tahun ini. Mereka yang meninggal ini masing-masing merupakan dokter di Rumah Sakit Umum Pusat M Djamil Kota Padang, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman, dan RSUD Arosuka Kabupaten Solok.
Pom menerangkan banyak dokter di Sumbar yang masih terpapar Covid-19 merupakan peringatan bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar.
Pasalnya, kekurangan sumber daya manusia di rumah sakit bisa berdampak terhadap berkurangnya kualitas layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
Oleh karena itu, IDI Sumbar pun meminta pemerintah untuk melakukan langkah-langkah untuk menghadapi peningkatan kasus Covid-19 di Sumbar.
IDI Sumbar, imbuh dia, telah menyarankan Pemprov Sumbar dan pemerintah kabupaten/kota untuk merealisasikan rumah sakit rujukan Covid-19.
Salah satu rumah sakit yang diusulkan IDI Sumbar untuk menjadi rumah sakit rujukan Covid-19 yaitu Rumah Sakit Paru Sumatra Barat di Lubuk Alung.
Selain itu, IDI Sumbar mendorong penguatan regulasi agar protokol kesehatan benar-benar diterapkan di masyarakat. Tokoh agama dan tokoh adat diharapkan bisa memberikan contoh teladan penerapan protokol kesehatan.
“Kalau kondisi ini tidak teratasi dalam waktu dekat ke depat, kita tidak mampu lagi memberikan kepada layanan kepada masyarakat kita. Konsekuensiya tentu tingkat ketelantaran sangat tinggi,” jelasnya.(Kay)