Gubernur SulSel Prof. H. M. Nurdin Abdullah M.Agr meresmikan selesainya pembangunan Rumah Potong Hewan (RPH) Moderen Standar Internasional tersertifikasi halal dan tersertifikasi NKV (Nomor Kontrol Veteriner) yang berlokasi di Kelurahan Tamanggapa, Kecamatan Manggala, Makassar, Senin, (8/2/2021).
Dalam kata sambutannya, Gubernur Sulsel mengapresiasi hadirnya RPH modern bertaraf internasional di Kota Makassar ini.
“Saat ini kita hadir dalam rangka meresmikan selesainya pembangunan RPH dan kita berharap ini yang pertama di Indonesia dimana RPH yang terintegrasi dalam satu sistem dan bersertifikasi halal,” ungkap mantan Bupati Bantaeng dua periode ini.
Gubernur SulSel Prof. H. M. Nurdin Abdullah M.Agr juga menyampaikan jika akan menyiapkan anggaran besar untuk pembangunan Kota Makassar.
“Untuk tahun ini, kami pemerintah Provinsi Sulsel akan menyiapkan anggaran untuk Kota Makassar sebesar 15 Trillun,” bebernya yang disambut tepukan tangan yang riuh dari para undangan yang hadir.
Peresmian RPH dihadiri pula Pj. Walikota Makassar, Prof Rudy Djamaluddin, Kadis Pertanian SulSel, Plt. Kadis Peternakan SulSel, para pengusaha, LSM dan beberapa media cetak dan online.
Usai penandatanganan prasasti oleh Bapak Gubernur, di tempat terpisah, tim media melakukan wawancara kepada Kabid, Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel, Ir. H. Syamsul Bahri M.Si.
“Progam unggulan ini dalam rangka menghadirkan produk daging aman, sehat, utuh dan halal, ini juga dalam rangka menjamin keamanan pangan konsumen,” ungkap Syamsul Bahri kepada awak media.
Syamsul Bahri menjelaskan bahwa program ini direncanakan mulai dari tahun 2018, pada awal pemerintahan Prof Nurdin Abdullah memimpin Sulsel dan akan menjadi model percontohan RPH modern di Indonesia.
Pasalnya, RPH ini terintegrasi dengan pasar hewan dan dilengkapi, industri pengolahan daging, pengolahan limbah, termasuk pengelolaan kulit dan tulang dalam satu kawasan dengan luas lahan yang menghampiri 7 hektar ini.
“Program strategis Bapak Gubernur ini merupakan program hilirisasi pembangunan RPH moderen terintegrasi dengan pasar hewan, industri pengolahan daging, industri pengolahan kulit, pengolahan limbah pupuk kompos dan rumah potong ayam,” jelas Syamsul.
Syamsul juga menuturkan bahwa program RPH berskala internasional ini juga merupakan program sinergitas antara pemerintah kota, provinsi dan pusat. Dalam hal ini Pemerintah Kota Makassar menyiapkan lahan, Pemerintah Provinsi menyiapkan anggaran dan Pemerintah Pusat menyiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan.
“Di RPH ini kami juga melibatkan akademisi dari Fakultas Peternakan Unhas dan semua stakeholder yang berhubungan dengan peternakan. Kami juga sudah mempresentasikan program ini di Bappenas dan Bappenas merespon bahwa program ini harus didukung,” urainya.
Kementerian Pertanian, lanjut Syamsul juga sangat mendukung pembanguan RPH moderen ini, Direktur Jenderal Peternakan kata dia sudah dua kali mengunjungi RPH yang terletak di Tamanggapa Makassar ini.
“Kementerian Pertanian juga mensupport bahkan akan menjadikan RPH ini sebagai model percontohan di seluruh Indonesia. Selain itu, Bapak Gubernur berkeinginan menjadikan Sulsel sebagai destinasi wisata halal dan untuk menghadirkan destinasi wisata halal yang harus dipersiapkan itu infrastruktur. Karenanya, di RPH nanti akan dilengkapi dengan sertifikasi halal dan sertifikasi NKV sehingga menghasilkan daging yang sehat bersih dan aman,” jelasnya.
Hadirnya RPH ini akan menjadi sumber daging untuk Hotel, Restoran, Katering dan warung-warung makan. Hal itu dikarenakan sumber dagingnya jelas dan tersertifikasi halal serta diakui secara internasional.
Dikatakan bahwa pembangunan RPH ini dilakukan secara bertahap atau berkesinambungan yaitu pembangunan fisik dan peralatannya. Kemudian tahun berikutnya difokuskan untuk pengembangan pasar hewan dan Industri pengelolahan.
“Di kompleks ini juga nantinya tidak ada yang terbuang mulai dari kotorannya menjadi kompos pupuk, limbah kencing bisa menjadi pupuk cair, kemudian ada pengolahan tulang, kulit dan ada pengelolahan darah sebagai pakan ternak ini sudah disampaikan ke Bappenas dan sangan mendukung itu. Ini suatu konsep pembangunan terintegrasi dan bersinergi semua stakeholder,” pungkasnya.