Indonesia Dari Timur Film produksi Bhinneka Multi Media bersama dengan Alenia Pictures. Sebuah film yang diangkat dari kisah nyata, menyampaikan semangat dan kebersamaan Indonesia lewat sepak bola terinspirasi dari sebuah perjuangan menuju ke masa depan yang penuh harapan.
“Film ini dibuat karena terinspirasi dari kisah nyata, berawal dari semangat saat PON di Papua dimana kami hadir dan menyaksikan baik Putra dan Putri Papua menjadi juara. Dari semangat yang luar biasa bahwa sepak bola sudah menjadi olahraga yang sangat diminati, sepak bola adalah olahraga pemersatu bangsa, dan selain itu sudah lama kita tidak memilik film tentang Sepak Bola,”kata Produser film Indonesia Dari Timur Nia Sihasale Zulkarnaen saat jumpa pers dan Screening di XXI Epicentrum Jakarta Selatan, Sabtu (9/12/2023).
“Jadi lewat film Indonesia Dari Timur kami ingin memberi inspirasi untuk anak-anak muda Indonesia di seluruh Indonesia dimulai dari ujung timur semangat persatuan bahwa kalau kita punya namanya persatuan kemudian kita Semangat dalam meraih cita-cita itu pasti bisa menghasilkan yang terbaik,”tambah Nia Sihasale Zulkarnaen.
Indonesia Dari Timur menyuguhkan sebuah karya yang bisa dinikmati baik dari para pecinta Film Nasional dan sepak bola tanah air untuk seluruh kalangan dan usia. Dibalut dalam nuansa keindahan alam Indonesia yang ada di provinsi Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan.
“Kehangatan sebuah keluarga, kebersamaan dan kesetiaan yang menjadi unggulan Film Indonesia Timur terbukti dapat melewati persoalan yang begitu hebat dalam cerita ini. Film ini mampu mengobarkan api yang “Manyala” untuk generasi muda Indonesia yang terinspirasi dari semangat Indonesia dari Timur,”jelas Helmalia Putri sebagai Eksekutif Produser.
“Menjadi bagian dari Tim pembuatan Indonesia Dari Timur adalah suatu kehormatan dan hal yang sangat membanggakan dimana kita memiliki kesempatan untuk mengekspos keindahan Tanah Papua Indonesia dan bekerja sama dengan bintang-bintang muda sepak bola dari Papua untuk Tanah Air tercinta.”kata Co Produser Ahmad Syahrul Fadhil.
Menariknya, film ini melibatkan belasan pemain muda Papua yang tergabung dalam sebuah sekolah sepak bola yang notabennya bukan seorang Aktor dan memilik tantangan tersendiri.
“Kebetulan kami sudah sering melakukan kegiatan dengan adik-adik di Papua. Sejak 2006 kami punya pelatih akting, jadi kami punya anak-anak Papua yang bukan aktor tapi bisa akting yang baik. Kami percaya bahwa semua anak memiliki bakat yang luar biasa, paling penting kasih mereka untuk berlatih tidak ada yang tidak bisa asal mereka berlatih,”ungkap Ale.
Ari Sihasale kemudian menjelaskan tantangan terberat selama menjalani proses syuting Indonesia Dari Timur.
“Kami syuting di tempat berjauhan, harus syuting mulai dari Jayapura, kemudian ke Wamena, terus ke Timika. Bisa dibayangkan bagaimana kami membawa banyak rombongan berpindah pindah, itu pertama susahnya, karena kita harus mengkoordinir waktu pindah dengan cepat,” kata Ari Sihasale.
“Kedua ketika syuting, adik-adik ini bukan aktor, jadi harus melatih mereka berakting. Yang ketiga saya harus main juga (sebagai pelatih), tapi mudah-mudahan dari apa yang kami buat bisa memuaskan penonton,” pungkasnya.
Film yang disutradarai oleh Ari Sihasale, diperankan oleh Ibnu Jamil, Ari Sihasale, Donny Alamsyah, Marcellino Lefrandt, Dinda Ghania. memperkenalkan bintang-bintang muda sepak bola dari Papua, Yesaya Kogoya, Richardo Youwe, Yulianus Yual, Karel Fonataba, Michael Twenty. Film ini akan Segera hadir di Bioskop Seluruh Indonesia.
Sinopsis
Berawal dari Edu seorang pilot senior yang melayani rute-rute perintis di Papua, mendapatkan tugas dari Simon, pemilik perusahaan penerbangan untuk membangun sebuah tim sepakbola, yang dipersiapkan untuk bertanding dalam sebuah turnamen bergengsi tahun depan.
Edu yang semula enggan, menyetujui tugas tersebut, namun akhirnya berubah. Edu dijanjikan akan memimpin sebuah anak perusahaan yang akan didirikan Simon, dengan satu syarat: bahwa ia harus bisa mendirikan sebuah klub sepakbola remaja yang akan disponsori oleh perusahaan mereka dan akan merekrut bakat-bakat muda Papua yang tercerai-berai tanpa pembinaan, meskipun tim mereka baru saja memenangkan pertandingan nasional belum lama ini.
Anak perusahaan itu akan mengibarkan kebanggaan tim sepakbola tersebut, dan menjadi satu-satunya pihak yang sanggup merawat simbol harga diri masyarakat Papua. Usaha Edu terbentur oleh kekecewaan para pemain sepak bola tim binaan coach John karena hadiah yang dijanjikan tidak diberikan sponsor saat kemenangan turnamen sebelumnya, hal tersebut menyebabkan mereka berpencar pulang entah kemana. Akankah Edu dan coach John berhasil mengumpulkan mereka semua kembali?