Indosat Ooredoo Hutchison PHK 300 karyawannya dengan alasan karena perusahaan ingin melakukan reorganisasi. Diharapkan, setelah reorganisasi ini, Indosat Ooredoo Hutchsion bisa lebih lincah dan tumbuh lebih cepat di industri telekomunikasi Tanah Air dan global.
Kebijakan mem-PHK 300 karyawan ini kata Steve Saerang, para karyawan yang di PHK pun mendapatkan pesangon senilai rata-rata 37 kali hingga 75 kali upah. Nilai pesangon karyawan yang di-PHK per orang antara Rp 1 miliar hingga Rp 4,3 miliar.
Namun, tak semua karyawan yang di-PHK telah menerima tawaran tersebut.
SVP Head Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), Steve Saerang menjelaskan, reorganisasi dengan cara mem-PHK karyawan ini dilakukan karena adanya fenomena VUCA atau Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity yang masuk ke berbagai sektor bisnis.
Investor hingga jajaran direksi Indosat Ooredoo Hutchison pun perlu memutar strategi bisnis mereka agar mampu bertahan. Satu di antara cara dilakukan adalah rightsizing atau reshaping
Steve mengatakan, ketika rightsizing sudah dilakukan, tentu akan ada yang terkena dampaknya. “Efisiensi karyawan (PHK) dilakukan agar perusahaan dapat bergerak lincah dan tumbuh lebih cepat untuk menghadapi dunia sesuai dengan kebutuhan dengan ukuran yang tepat,” ujar Steve Saerang, Sabtu (24/9/2022) kemarin,
Indosat Ooredoo Hutchison atau PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan jaringan telekomunikasi di Indonesia.
Perusahaan ini menawarkan saluran komunikasi untuk pengguna telepon genggam dengan pilihan prabayar maupun pascabayar dengan merek IM3 dan 3, jasa lainnya yang disediakan adalah saluran komunikasi via suara untuk telepon tetap (fixed) termasuk sambungan langsung internasional IDD (International Direct Dialing).
Indosat juga menyediakan layanan multimedia, internet dan komunikasi data (MIDI= Multimedia, Internet & Data Communication Services).
Pada tahun 2011, Indosat menguasai 21 persen pangsa pasar.
Pada tahun 2013, Indosat memiliki 58,5 juta pelanggan untuk telefon genggam.
Pada tahun 2015, Indosat mengalami kenaikan jumlah pelanggan sebesar 68,5 juta pelanggan dengan presentasi naik 24,7 persen, dibandingkan periode tahun 2014 sebesar 54,9 juta pengguna.
Pada bulan Februari 2013, perusahaan telekomunikasi Qatar yang sebelumnya bernama Qtel dan menguasai 65 persen saham Indosat berubah nama menjadi Ooredoo dan berencana mengganti seluruh perusahaan miliknya atau di bawah kendalinya yang berada di Timur Tengah, Afrika dan Asia Tenggara dengan nama Ooredoo pada tahun 2013 atau 2014.
Dua tahun kemudian, pada tanggal 19 November 2015, Indosat akhirnya mengubah identitas dan logonya dengan nama Indosat Ooredoo.
Pembahasan soal Indosat mengemuka di tengah masyarakat pada September 2021 atau tepat setahun lalu.
Ini setelah operator seluler tersebut memutuskan merger dengan Tri Indonesia atau 3.
Perusahaan gabungan itu diberi nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison).
Pasca-merger, struktur pemegang saham pun otomatis berubah. Pemilik Indosat adalah Ooredo Group asal Qatar. Sementara operator 3 dimiliki oleh PT Hutchison 3 Indonesia (H3I), konglomerasi investasi asal Hong Kong.
Sebagai informasi, perubahan struktur pemegang saham Indosat mengingatkan kembali pada wacana membeli kembali saham (buyback) Indosat yang dulunya sempat menjadi perusahaan BUMN.
Dalam sejarahnya, saham mayoritas Indosat dijual ke SST Telecom Ltd asal Singapura di era Presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2002 silam.
Pemerintah Indonesia lewat Kementerian BUMN diketahui hanya menyisakan kepemilikan saham sebesar 14,29 persen.
Belakangan di tahun 2008, SST Telecom menjual kepemilikan sahamnya pada Ooredo Group asal Doha Qatar.
Wacana buybuck saham Indosat oleh pemerintah Indonesia dan menjadikannya sebagai perusahaan milik negara kembali pun seolah timbul tenggelam.
Wacana membeli kembali saham Indosat kembali mulai mengemuka saat kontestasi Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 lalu.
Dalam sebuah sesi debat capres-cawapres tahun 2014, Prabowo Subianto memberikan pertanyaan soal pernjualan Indosat yang pernah dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.
“Masalahnya, waktu pemerintahan dipimpin Megawati menjual perusahaan sangat strategis, Indosat, yang saat itu punya dua posisi geostasioner di atas wilayah udara. Apabila jadi presiden, apa langkah Bapak? Apa akan beli kembali?” tanya Prabowo Subianto kepada Jokowi saat itu.
Menjawab pertanyaan itu, Jokowi menjelaskan kondisi ekonomi setelah tahun 1998, di mana kondisi ekonomi masih belum baik. Jokowi meminta agar prabowo tidak melihat kondisi ekonomi Indonesia saat itu sudah cukup baik.
“Tapi bicaralah saat krisis keuangan, APBN kita berat. Waktu Indosat kita jual, harusnya dilihat ada klausul apa di situ,” ujarnya.
Jokowi memaparkan bahwa salah satu klausul yang disepakati pemerintah saat melepas saham Indosat ketika itu adalah adanya opsi Indosat kembali dibeli.
“Ke depan harus kita buyback, ambil kembali saham jadi milik kita sndiri. Oleh karena itu, ke depan pertumbuhan ekonomi kita harus di atas 7 persen,” ungkap Jokowi.
Namun demikian, janji membeli kembali saham Indosat juga tidak terealisasi.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen juga tidak tercapai di 5 tahun masa pemerintahan Presiden Jokowi di periode pertamanya.
Janji kampanye Presiden Jokowi di Pilpres 2014 itu kemudian mengemuka kembali di Pilpres 2019.
Adalah calon Wakil Presiden Sandiaga Uno saat itu yang berencana membeli saham Indosat apabila dirinya dan Prabowo Subianto terpilih memimpin Indonesia.
Sandiaga Uno bilang, uang pembeliannya akan diambil dari APBN. Kalaupun tidak, ada pemodal besar yang mau mendanai.
Menurut Sandiaga Uno, jika ia bersama Prabowo terpilih, kelak setelah dilantik akan melakukan pendekatan ke Ooredoo si pemilik Indosat sebagai salah satu bagian strateginya yang bernama big push.
“Sebetulnya ide Pak Jokowi untuk buyback Indosat itu bagus. Ke depan, kita akan usahakan dan bicara dengan Qatar,” ujar Sandiaga Uno di tahun 2019 yang kini sudah menjadi Menteri Pariwisata.
Sandiaga menyebut usaha membeli kembali saham Indosat merupakan strateginya guna mengintegrasikan data-data masyarakat di Indonesia.