Kinerja polisi dalam menangani kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang didalangi oleh atasannya mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, tak kunjung menemui titik terang.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah memberikan instruksi kepada Kapolri Jenderal Listyo Listyo Sigit Prabowo untuk segera mengungkap kasus tersebut seterang-terangnya.
Namun hingga kini, instruksi dari Jokowi tersebut seakan tidak diindahkan oleh pihak kepolisian. Hal ini terlihat dari panjangnya proses hukum yang dilakukan oleh Polri.
Terkait kinerja polisi yang begitu lamban, Ketua Komunitas Civil Society Indonesia, Irma Hutabarat akhirnya angkat bicara, dan meminta Presiden Jokowi untuk segera turun tangan.
“Kalau presidennya nggak didengerin, presidennya jangan diem aja dong,” ujar Irma, Senin (19/9/2022).
Menurut Irma, Presiden seharusnya bersikap tegas kepada pihak kepolisian, bahkan jika perlu beri ancaman pemecatan.
“Kalau saya perintahkan kalau kamu tidak bisa bikin betul, maka kamu akan saya pecat,” lanjut Irma.
“Kan namanya atasan memohon transparan. Tapi tidak dikabulkan jangan diam aja,” imbuhnya.
Irma juga mengingatkan, bahwa Polri seharusnya lebih mementingkan rakyat, karena sejatinya Polri bukan hanya milik polisi saja, melainkan milik seluruh rakyat Indonesia.
Melihat kinerja polisi yang lamban dalam penanganan kasus kematian Brigadir J, menurutnya tentu banyak menyakiti hati rakyat Indonesia.
“Perlu diingat polisi itu bukan punya kepolisian republik Indonesia saja. Porli bukan hanya milik polisi saja, porli adalah milik dari seluruh rakyat Indonesia nah itu musti diingat,” ujarnya.