Festival jazz ternama Indonesia, Jazz Gunung Bromo 2021, kembali digelar setelah terakhir dilangsungkan secara virtual di tahun 2020 akibat lonjakan kasus COVID-19.
Tahun ini, Jazz Gunung Bromo 2021 dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia menyambut seluruh peserta konser yang berjumlah 300 orang, atau hanya 25% dari seluruh kapasitas festival di Amphitheatre Jiwa Jawa Resorts, Gunung Bromo, Jawa Timur, pada 24-25 September 2021.
Dengan mematuhi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), setiap orang yang berada di tempat tersebut — mulai dari penampil, pengunjung, panitia, hingga pendukung lainnya — diwajibkan sudah divaksinasi COVID-19, memakai masker, dan mengaktifkan aplikasi PeduliLindungi untuk memudahkan pelacakan dan pemantauan.
Untuk mengatur kedatangan, akomodasi, dan keberangkatan selama acara, panitia juga menunjuk satu Liaison Officer (LO) untuk 20-25 pengunjung, sehingga dapat menghindari keramaian dan menjaga jarak sosial.
“Hingga saat ini, pemerintah terus berupaya melakukan langkah-langkah mitigasi semaksimal mungkin untuk membangkitkan perekonomian di masa pandemi. Salah satunya dengan mengimplementasikan strategi Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi untuk menyesuaikan penyelenggaraan acara dengan tatanan kenormalan baru, sehingga acara dapat terselenggara dengan aman, nyaman, dan baik,” ujar Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Jazz Gunung Bromo 2021, acara musik berskala internasional yang selalu dinanti
Mengangkat tema “Indahnya Jazz, Merdunya Gunung” dan tagline “Jiwa Jazzku Bergejolak,” festival ini kembali dimeriahkan oleh musisi jazz etnik ternama, seperti JANAPATI (Dewa Budjana dan Tohpati), Ring of Fire Project, Fariz RM, The Jam’s (Otti Jamalus dan Yance Manusama), Dua Empat, dan Surabaya Pahlawan Jazz. Seluruh musisi dan artis tampil di panggung bambu yang unik berlatarkan pemandangan Gunung Bromo yang menakjubkan.
Jazz Gunung Bromo 2021 merupakan bagian dari rangkaian Jazz Gunung yang digelar setiap tahun untuk mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif di berbagai provinsi di Indonesia. Berada di ketinggian 2,000 meter di atas permukaan laut, lokasi Jazz Gunung Bromo memungkinkan penonton untuk menikmati pertunjukan di alam terbuka yang memesona.
“Menawarkan harmoni pegunungan, musik, dan manusia, Jazz Gunung Bromo sudah menjadi event musik jazz etnik berskala internasional yang selalu dinanti setiap tahunnya,” tambah Uno.
Selain Jazz Gunung Bromo, rangkaian acara Jazz Gunung lainnya ialah Jazz Gunung Ijen (Jazz Gunung Ijen) di Jawa Timur, Jazz Gunung Toba (Jazz Danau Toba) di Sumatera Utara, dan Jazz Gunung Burangrang (Jazz Gunung Burangrang) di Jawa Barat.
Jazz Gunung Bromo 2021 menghadirkan inovasi penyelenggaran acara di masa pandemi
Kesuksesan acara Jazz Gunung Bromo ini juga menjadi tolak ukur baru dalam pertunjukan acara, terutama di masa pandemi COVID-19.
Dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat, Kemenparekraf telah menerapkan inovasi acara baru, sekaligus memperkuat kolaborasi untuk meyukseskan pertunjukan acara yang aman bagi semua orang.
Sebelum konser, melalui Jazz Gunung juga digelar acara webinar untuk solidaritas bertajuk “Bergerak Beradaptasi, We Are Ready!” pada 23 September 2021. Acara ini diadakan untuk menyukseskan gerakan yang mendukung pekerja seni dan budaya, khususnya para penyelenggara acara, promotor, manajemen, musisi, seniman, penonton, dan tim produksi.
Unduh posternya di bit.ly/PosterBergerakBeradaptasi dan jadilah bagian dari gerakan dengan membagikan, menandai, dan memposting ulang #BergerakBeradaptasi lewat pesan pribadi Anda di platform media sosial, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan.