Kemenparekraf Lewat Aksilarasi 2024, Perkenalkan Produk Ekonomi Kreatif Lokal Subsektor Musik.

- Advertisement -
Kemenparekraf meluncuran produk Aksilarasi yang merupakan sebuah program komitmen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam melakukan pendampingan, penciptaan serta pemanfaatan produk kreatif di Destinasi Super Prioritas agar masyarakat dapat menciptakan produk kreatif unggulan pada subsektor musik, film, penerbitan, seni pertunjukan, dan seni rupa.

“Program Aksilarasi Kemenparekraf ini dilaksanakan dengan pendekatan community development yang berfokus pada pendampingan untuk membantu masyarakat dalam proses penciptaan produk kreatif unggulan hingga tahap monetisasi untuk mengisi ruang dan kebutuhan destinasi super prioritas,” ujar Sandiaga, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf)

Program Kemenparekraf ini, kata Sandiaga, dimulai dari pemetaan potensi di lima Destinasi Super Prioritas (Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang). Dilanjutkan inkubasi kreatif bagi komunitas yang telah menghasilkan berbagai macam produk hasil kreativitas unggulan daerah, mencakup produk subsektor musik, film, penerbitan, seni pertunjukan, dan seni rupa.

Kemenparekraf

“Produk hasil inkubasi kemudian memasuki tahap digitalisasi produk dan pada tahun ini produk kreatif Aksilarasi telah memasuki tahap launching untuk distribusi dan komersialisasi yang dilakukan Kemenparekraf,” kata Sandiaga.

Dalam program ini, Kemenparekraf berkolaborasi dengan distributor untuk mendistribusi dan mengkomersialisasi produk hasil inkubasi Aksilarasi dan produk program Lensa Kreatif. Di antaranya Goldilocks, member of Rangkai.id untuk distribusi produk subsektor film dan subsektor seni pertunjukan; Musik Bagus untuk distribusi produk subsektor musik dan subsektor seni rupa; Potostock Indonesia untuk distribusi produk subsektor fotografi; dan Elex Media Komputindo untuk distribusi produk subsektor penerbitan.

Dalam hal ini Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengungkapkan acara Ideafest 2024 yang diadakan pada 26-29 September 2024 bertempat di Jakarta Convention Center.

Kemenparekraf

Acara Ideafest 2024 menjadi wadah bagi para pelaku UMKM, terutama  pada sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk saling berbagi ide-ide kreatif dan berkolaborasi untuk mengembangkan berbagai inovasi baru pada sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang jadi komitmen Kemenparekraf.

“IdeaFest dulu dimulai dari sebuah event yang penuh dengan ide-ide kreatif, dan berkembang setelah 13 tahun menjadi event terbesar untuk ekonomi kreatif di Indonesia,” ujar Menparekraf Sandiaga Mewakili Kemenparekraf.

Menurut Sandiaga, ide-ide kreatif yang dituangkan dalam event ini patut diapresiasi dan dimanfaatkan dalam upaya memperkuat sektor Ekonomi Kreatif di Indonesia sebagai dukungan program dari Kemenparekraf.

Kemenparekraf

Dalam kesempatan ini, Menparekraf Sandiaga juga memberikan penghargaan Idea Awards kepada sejumlah tokoh yang dianggap menghadirkan ide-ide kreatif dan inovatif. Beberapa tokoh tersebut, antara lain Jaksa Agung, ST. Burhanuddin; Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim; dan Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey.

Musik Bagus Sebagai Distributor Produk Subsektor Musik Dan Seni Rupa

Dalam program Aksilarasi 2024 ini, Musik Bagus ditunjuk oleh KEMENPAREKRAF untuk menjadi distributor untuk mendistribusikan produk pada subsektor musik dan subsektor seni rupa. Terdapat dua Destinasi Super Prioritas yang memiliki fokus pada subsektor musik dan subsektor seni rupa, yaitu Mandalika dan Labuan Bajo.

Kemenparekraf

Produk Subsektor Musik Yang diluncurkan Kemenparekraf

Cilokaq

Cilokaq merupakan sebuah musik tradisional khas suku Sasak, Nusa Tenggara Barat. Musik ini berasal dari sebuah permainan gambus yang membawakan lagu-lagu untuk mengisi waktu senggang dan sebagai pelepas lelah.

Cilokaq merupakan seni musik bernafaskan padang pasir yang komposisi lagunya bersumber dari nada gambus tunggal. Seiring berjalannya waktu, musik Cilokaq dikembangkan lagi dengan menambahkan alat-alat musik lain, seperti jidur, suling, gitar, dan gendang (ketipung).

Terdapat 5 lagu khas Mandalika yang disajikan dalam Album ‘AKSILARASI : Mandalika’.

  1. Resonansi Dunie

Lagu ini menjadi lagu pembuka dalam Album ‘AKSILARASI : Mandalika’, bercerita tentang pengaruh budaya luar yang masuk ke daerah Lombok, yang dimana Lombok memiliki nilai serta adat budayanya tersendiri. Lagu ini menjadi sebuah pengingat bagi generasi muda saat ini, untuk terus menjaga budaya yang telah ada, jangan sampai lengah dan tergoyahkan dengan adanya pengaruh budaya luar.

  1. Seribu Masjid

‘Seribu Masjid’ merupakan sebuah ungkapan syukur yang tak terhingga kepada Tuhan atas tanah tempat dilahirkan dengan keadaan yang subur, aman, damai, tentram dengan segala keindahan di dalamnya.

Judul ‘Seribu Masjid’ sendiri diambil dari julukan yang sering diutarakan bagi pulau Lombok, yaitu seribu masjid.

  1. Pancing Lindung

‘Pancing Lindung’ memiliki arti pancing belut yang dimana diketahui bahwa belut merupakan binatang yang licin dan susah sekali untuk ditangkap, sama seperti cerita dibalik lagu ini, dimana seorang lelaki yang jatuh cinta namun tak pernah berhasil menaklukan hati sang wanita.

  1. Kute Mandalike

Mandalika terkenal dengan keindahan alamnya, maka dari itu lagu ini menceritakan tentang indahnya pantai Kuta Mandalika yang telah mendunia. Lirik dalam lagu ini menggambarkan keindahan pantai berpasir putih, bukit-bukit yang hijau dan ombak yang bagus untuk berselancar.

  1. Balek Bembek

Lagu ini merupakan sebuah pantun remaja yang sedang merasakan jatuh cinta atau lebih dikenal dengan istilah cinta monyet. Dalam lagu ini juga terdapat wanita yang meluapkan isi hatinya melalui pantun-pantun yang menggunakan bahasa Sasak.

Flores Human Orchestra (FHO)

Flores Human Orchestra (FHO) merupakan komunitas musisi lokal Labuan Bajo yang memiliki fokus terhadap pelestarian budaya, terkhusus musik. Flores Human Orchestra (FHO) seringkali menampilkan lagu-lagu yang diciptakan oleh mereka sendiri dengan ciri khasnya yang unik dan menawan, dan pastinya menonjolkan musik-musik tradisional khas Manggarai.

Terdapat 15 lagu Flores Human Orchestra (FHO) yang disajikan dalam Album ‘AKSILARASI : Labuan Bajo’.

  1. Bombong

Lagu rakyat Manggarai yang menggambarkan kebiasaan unik dari orang Manggarai yang selalu meriah ketika berkumpul. Bernyanyi dan menari dalam lingkaran dengan penuh semangat guna meluapkan kegembiraan tak terhingga yang mereka rasakan.

‘Bombong’ juga menggambarkan betapa menawan dan memikatnya Labuan Bajo sehingga menjadi sebuah destinasi wisata dunia yang wajib untuk dikunjungi oleh siapapun.

Composed by Folksong

Vocal : Elias Wangkut, All Artist FHO

  1. Ringkikok

Lagu ini bercerita tentang sebuah nyanyian merdu dari gadis-gadis desa yang terpesona ketika melihat seorang pemuda berpenampilan yang tidak biasa, memasuki desa dengan mengendarai kuda perkasa untuk menjajakan barang dagangannya.

Composed by Folksong

Vocal : All Artist FHO

  1. Riang

Merupakan lagu rakyat Manggarai yang merangkum kecintaan dan kebangaan terhadap potensi alam yang melimpah, serta sebuah ajakan untuk memelihara dan menghargai warisan sejarah dan budaya yang ada di Manggarai. ‘Riang’ juga menjadi sebuah inspirasi bagi para pendengar untuk merenung dan mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan yang menghormati alam demi keberlangsungan generasi mendatang.

Composed by Folksong

Vocal : Rikardus Ngaca, All Artist FHO

  1. Kakor Lalong

‘Kakor Lalong’ merupakan sebuah nyanyian dari seorang wanita yang merindukan lelakinya yang pulang membawa hasil buruan dan pagi tiba untuk menyambut kehadiran lelaki pujaannya tersebut.

Composed by Folksong

Vocal : Any Sabu, All Artist FHO

  1. Toto Ndeng

Lagu rakyat Manggarai yang dinyanyikan oleh gadis-gadis desa selagi bermain dan menari. Lagu ini berisi sindiran pada laki-laki yang suka berbohong atau menggombal pada gadis-gadis desa.

Composed by Folksong

Vocal : All Artist FHO

6. Gong Dance

‘Gong Dance’ merupakan sebuah perpaduan harmonis antara ketukan khas daerah Manggarai, nyanyian yang begitu memukau, serta kolaborasi musik tradisional dan modern yang menakjubkan.

Composed by Folksong

Vocal : All Artist FHO

  1. Luju Diong

Labuan Bajo menjadi sebuah wilayah di timur Indonesia yang sangatlah indah dan kaya akan alam yang disuguhkan. ‘Lulu Diong’ menjadi sebuah lagu yang diciptakan oleh Silvianus Robyanto tentang bagaimana dirinya mengekspresikan rasa bangganya terhadap kekayaan alam yang ada di Labuan Bajo.

Composed by Silvianus Robyanto

Vocal : Silvianus Robyanto

  1. Nggale

Lagu ini menceritakan tentang seorang laki-laki dengan keadaan finansial yang terbilang kurang mampu sedang dilanda rasa sedih karena sang kekasih yang lebih memilih laki-laki dengan harta berlimpah dibandingkan dirinya yang hidup dalam keterbatasan.

Composed by Rikardus Ngaca

Vocal : Rikardus Ngaca

9.Riang Kode

Sebuah lagu yang mengisahkan seseorang yang sedang bernyanyi sambil menjaga kebunnya dari serangan monyet hutan yang hendak memakan tanaman di kebunnya tersebut.

Composed by Silvianus Robyanto

Vocal : Silvianus Robyanto

  1. Conka Kelong

‘Conka Kelong’ merupakan sebuah lagu penuh keceriaan yang memuat ajakan untuk menari Caci yang adalah tarian khas rakyat Manggarai.

Composed by Kondradus Jeladu

Vocal : Kondradus Jeladu

  1. Ce Ce Ce

Lagu ini bercerita untuk memanggil dan berkumpul di halaman rumah, merayakan panen padi dengan bernyanyi, menari dalam balutan rasa penuh sukacita. Lagu ini juga mengingatkan betapa pentingnya damai dan persatuan, serta mengungkapkan rasa syukur atas keberlimpahan alam.

Composed by Ivan Nestorman

  1. Dende – Flores Medley

Sebuah medley dari lagu-lagu rakyat Flores yang dinyanyikan secara acapella, menghadirkan keindahan harmonisasi suara yang mampu memadukan ragam budaya dan tradisi dalam sebuah karya seni musik.

Composed by Folksong

Arrange by Ivan Nestorman

  1. Mbata Tuang

Lagu ini menceritakan syair yang mengisi malam, diiringi dengan syair syukur dan doa sebagai ungkapan kebahagiaan dan rasa terima kasih atas kedatangan para tamu dari jauh yang memenuhi daerah Manggarai.

Composed by Agustinus Suharman

Vocal : Agustinus Suharman

  1. Wengke Rasang

Sebuah nyanyian malam yang memukau dengan pesan untuk senantiasa bersatu, dan sebuah doa agar terhindar dari keburukan dalam kehidupan.

Composed by Benediktus Boy

Vocal : Benediktus Boy

  1. Senggo Sai Ndoo

Lagu yang mengajak para pendengar untuk merencanakan liburan dan mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di daerah Manggarai Barat, sehingga dapat menikmati keindahan alam dan budaya setempat.

Melalui Album ini, diharapkan masyarakat Indonesia bahkan mancanegara dapat lebih mengenal kebudayaan yang ada di Indonesia, khususnya budaya yang ada di Mandalika dan Labuan Bajo.

Album ‘Aksilarasi: Mandalika’ dan ‘Aksilarasi : Labuan Bajo’ sudah dapat didengarkan pada DSP kesayangan kalian!

Subsektor Seni Rupa Yang Diluncurkan Kemenparekraf 

Pengantin Sasak – Mandalika

Sebuah karya seni rupa yang dibuat oleh Dul Hayi di tahun 2023. Media yang digunakan, yaitu cat akrilik di atas Gerabah berukuran 205 x 90 x 8 cm.

Pemain Suling SAsak- Mandalika

Karya seni rupa dengan media cat akrilik di atas Gerabah berukuran 205 x 90 x 8 cm, dibuat oleh Sasih Gunalan pada tahun 2023.

Capung – Mandalika

Sebuah karya seni rupa yang dibuat pada tahun 2023 dari pengrajin Mandalika, Lalu Nopiandi. Karya ini dibuat dalam media cat akrilik di atas Gerabah berukuran 205 x 90 x 8 cm.

Dawai Biola – Mandalika

Karya seni rupa yang dibuat oleh Muhammad Zain (2023), dalam media cat akrilik di atas Gerabah berukuran 205 x 90 x 8 cm.

Senang – Mandalika

Sebuah karya seni rupa yang dibuat oleh Radek di tahun 2023. Media yang digunakan, yaitu cat akrilik di atas Gerabah berukuran 205 x 90 x 8 cm.

Tarian Caci & Rumah Adat Suku Manggarai – Labuan Bajo

Sebuah karya seni rupa yang dibuat oleh Matheus Sakeus di tahun 2022. Media yang digunakan, yaitu cat akrilik pada Nyiru Bambu diameter 55cm.

Pink Beach – Labuan Bajo

Karya seni rupa milik Ferdinandus Johar yang dibuat pada tahun 2022, media cat akrilik pada Nyiru Bambu diameter 55cm.

Tanpa Judul – Labuan Bajo

Karya seni rupa Fransiskus Sugianto Karno pada tahun 2022, media cat akrilik pada Nyiru Bambu diameter 55cm.

Ubur-Ubur 2 – Labuan Bajo

Sebuah karya seni rupa yang dibuat oleh Umayah Vindri Utami di tahun 2022. Media yang digunakan, yaitu cat akrilik pada Nyiru Bambu diameter 55cm.

Seluruh produk karya seni rupa yang di perkenalkan Kemenparekraf ini telah dikurasi dan didistribusikan dalam bentuk NFT. NFT AKSILARASI Seni Rupa Mandalika dan Labuan Bajo dapat diakses dalam dua marketplace NFT, yaitu mintbase.xyz dan paras.id dengan token Near.

spot_img

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA