Ketua KNPI Bantaeng, Muhammad Lutfi Yahya S.STP MM menceritakan pengalamannya setelah di Vaksin Covid19 yang berlangsung pada hari Selasa (02 Februari 2021) di lantai 8 RSUD Anwar Makkatutu.
Muhammad Lutfi Yahya atau yang lebih akrab disapa Andi’ Nena ini mengatakan bahwa ada perubahan setelah 24 jam di Vaksin oleh tim immunization Covid19 RSUD Anwar Makkatutu.
“Alhamdulillah, setelah di Vaksin Covid19 kemarin (02-02-2021). Saya merasa segar dan tidak merasakan efek sedikitpun”, ungkap Andi’ Nena ke Jurnalis IndeksNews.com saat ditemui di Sekretariat KNPI Kabupaten Bantaeng pada Rabu siang (03-02-2021).
“Setelah di vaksin, saya di arahkan ke ruang sebelah untuk mendapatkan arahan dari tim medis. Saya dipantau selama 30 menit setelah di vaksin, apakah ada efek dari vaksin tersebut atau tidak”, sambungnya.
Selasa malam selepas waktu Isya, Ketua KNPI Bantaeng ini berangkat menuju Makassar.
Setelah urusan selesai di Makassar dan Ketua KNPI Bantaeng ini pun balik lagi ke Bantaeng.
“Setelah saya melakukan perjalanan yang lumayan agak jauh itu biasanya mengalami badan lemas dan letih. Selasa siang setelah di Vaksin, malamnya saya lakukan perjalanan Bantaeng – Makassar pergi-pulang (PP). Dan Alhamdulillah setibanya di Bantaeng, saya tidak merasakan letih sedikitpun”, sambungnya.
“Dulu saya pernah mengalami gangguan fungsi hati. Ketika saya setelah melakukan sebuah pekerjaan yang berat itu, terkadang saya merasa letih dan lemas. Tapi setelah di Vaksin Covid19 dan saya coba lakukan perjalanan sejauh 300km itu, saya tidak merasakan lagi letih”, tutur Nena.
“Saya menghimbau kepada masyarakat Bantaeng agar jangan takut dan jangan ragu untuk di Vaksin Covid19. Karena Vaksinasi yang dilakukan ini telah melalui beberapa kajian sains dan uji klinis sehingga digunakan di 3 negara, temasuk Indonesia. Vaksin Covid19 ini juga telah melalui kajian agama sehingga aman dan halal”, pungkas Ketua KNPI Bantaeng.
Untuk diketahui, berdasarkan hasil uji klinis tingkat efikasi Vaksin Sinovac itu sebesar 65,3%. Ini artinya tingkat kemanjuran sudah di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 50%.
