Di penghujung 2021 rapper DRT kembali dengan ‘SEKUATNYA’, single ketiga dalam ‘TRANSMISI’ (album kedua) sebagai karya terbarunya.
Musik single ini dibuat oleh duo produser Rifofo & Gandhi Shiro; sebelumnya DRT telah bekerja sama dengan duo tersebut pada 2020 untuk karya mereka ‘Evita’ (featuring) dan ‘Evania’ (penulis lirik).
Lirik ‘SEKUATNYA’ tentang tekad untuk bekerja dan berkarya ditulis DRT di awal 2018.
“Lirik verse pertama udah jadi terus gw kontak Rifo, nada musiknya juga udah kebayang tapi karena gak bisa main alat musik jadi gw kasih tahu Rifo dengan dinyanyiin”.ujar rapper DRT.
Tiga tahun lebih setelah disimpan, penulisan lirik dilanjutkan rapper DRT dan musik mulai dibuat.
“Tiga tahun disimpan itu karena macem-macem; gw ngelarin kuliah dulu, kerja buat biaya kuliah, terus ketemu teman-teman kolektif dan berkarya bareng. Sebelum ‘SEKUATNYA’ malah ngerilis dua single untuk album kedua, saat itu entah kenapa gw ngerasa waktunya belum pas untuk ‘SEKUATNYA’, makanya disimpan.”kata DRT.
Musik untuk ‘SEKUATNYA’ berciri khas duo Rifofo & Gandhi yaitu menggabungkan unsur lokal dan modern. Unsur lokal yang diangkat adalah nuansa Jawa Tengah dan Jawa Barat; digabungkan dengan trap—termasuk Rifofo menambahkan snare yang nyaring sesuai dengan rap DRT yang lantang.
Selain penggabungan unsur-unsur musik untuk memperkuat single, dalam music video tampil seorang penari yaitu Loreina Pidjath menjelang akhir lagu. Cerita dalam music video sendiri dibuat sesuai dengan keseharian DRT. Keseluruhan musik dan music video pun memperkuat lirik ‘SEKUATNYA’.
DRT mengakui bahwa pandemi yang terjadi memicu untuk menggarap ‘SEKUATNYA’; bukan tentang virus yang menyebar melainkan upaya untuk bertahan.
“Keluarga gw juga ada yang kena, syukurnya sembuh; jujur gw pengen banget keliling kayak biasanya tapi nahan diri, ikutin prokes dan work from home. Awal pandemi gw juga keimbas di kerjaan; sempet bingung ngadepin situasi tapi gw cari cara terus aja biar gak kelamaan bingungnya.”katanya.
Selain yang bekerja di rumah, DRT memperhatikan para pekerja yang harus keluar rumah; walaupun berisiko hal tersebut dilakukan untuk terus hidup di masa pandemi—dan DRT pun menaruh hormat kepada semua yang terus berupaya. (EH).
