Krisis Air, Warga Batam Gunakan Air Genangan.
Warga Kecamatan Bengkong, Kota Batam, krisis air sudah berhari-hari. Mereka pun terpaksa mengambil air hujan yang tergenang di bekas galian tanah.
Menggunakan gayung—seperti dilihat di video yang viral di media sosial—warga memasukkan sedikit-sedikit air genangan itu ke galon.
“Kejadian itu Minggu sore (18/6),” kata Rudi, warga setempat, seperti dikutip dari kumparan pada 20 Juni.
“Warga menggunakan air itu untuk cuci piring, kan air belum hidup-hidup. Kalau untuk minum, enggak,” kata Rudi.
Pada 18 Juni 2023, konsorsium air bersih di Batam mengumumkan perbaikan pipa yang rusak di simpang Kepri Mall telah selesai. Tapi, air masih belum merata mengalir.
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, sebelumnya menyatakan akan terus berupaya membereskan masalah ini.
“Harap sampaikan kepada masyarakat, Haji Muhammad Rudi tidak akan pernah mengabaikan tanggung jawab terhadap masalah krisis air ini,” kata Rudi.
Rudi bilang begitu saat melakukan silaturahmi dengan Ketua RT/RW dan tokoh masyarakat di Kecamatan Batuaji, di Aula Kampus Unrika, Minggu (18/6).
Rudi, yang juga menjabat sebagai Kepala BP Batam, menjelaskan instalasi pipa air bersih di Batam dibangun pada tahun 1995, artinya sudah berusia 28 tahun.
Sejak saat itu tidak ada peremajaan yang dilakukan padahal jumlah penduduk Kota Batam telah meningkat dari 200 ribu menjadi 1,3 juta.
“Diperlukan anggaran sekitar Rp 4 sampai Rp 5 triliun untuk menyelesaikan semua instalasi pipa utama dan pipa ke rumah warga, serta peningkatan pengelolaan di waduk-waduk,” ujar Rudi.