Melanie Subono adalah salah satu musisi yang konsisten bicara tentang kritik sosial, kegelisahan, kekhawatiran tentang segala sesuatu di sekitar. Kali ini ia menyuarakan nasib #rakyattiri lewat single barunya ‘Aku Si Bodoh’.
Lagu yang diproduksi Studio Simima ini bercerita tentang kekesalan Melanie Subono dengan pemilihan umum yang dilakukan rakyat baru-baru ini. Begitu pula menuju pemilihan pilkada yang akan segera berlangsung. Hal ini pun berhubungan erat dengan hashtag rakyattiri yang sudah digandeng Mel bertahun-tahun lalu.
Hashtag Melanie Subono tersebut selalu bicara tentang “kesialan” dan kehidupan rakyattiri. Masyarakat yang dianggap ada, hanya saat diperlukan saja.
“Gue tuh kemarin ngerasa bodoh banget ceritanya. Kayak diiming-imingi inilah itulah, tapi semuanya ternyata memang permainan ya kan. Ya udahlah, bodoh aja gue,” ujar Melanie Subono.
‘Aku Si Bodoh’ lagu Melanie Subonodi ciptakan dan diaransemen sendiri olehnya. Urusan musik dikerjakan seluruhnya oleh Hamid Alatas.
Dikemas dengan sederhana, lagu ‘Aku Si Bodoh’ dibalut iringan gitar akustik, perkusi, dan keyboard. Namun secara keseluruhan semuanya terdengar sangat harmonis dan pas dengan lirik yang dinyanyikan santai, tidak menggebu-gebu tapi kalimatnya nyelekit.
Awwww…
Kalau kau pernah dengar tentang kekuasaan
Jangan kau berharap akan jadi milik
Kalau kau memimpikan punya uang yang banyak
Tolong kamu ingat itu punya pejabat
‘Aku Si Bodoh’ sudah bisa dinikmati di seluruh platform musik digital. Studio SiMima ‘Standing Still’ merupakan salah satu karya yang berdiri di atas rumah produksi Bernama ‘Studio SiMima’ yang didirikan Melanie Subono bersama Hamid Alatas.
Karena bergerak dan bersuara, adalah dua hal ini tak bisa dipisahkan dari sosok Melanie Subono. Namun pendewasaan karya dan diri membuat putri sulung promotor Adrie Subono ini harus mencari cara lain agar keduanya tetap berjalan dengan kondisi saat ini.
Maka dibangunlah Studio SiMima bersama orang terdekatnya, musisi Hamid Alatas. Studio SiMima adalah sebuah rumah produksi yang menangani proyek-proyek musik dan video yang tentunya disangkutpautkan dengan kecintaan mereka terhadap budaya.
“Hari gini ngomongin demo tuh nggak kelar-kelar. Let’s do something else, tapi nggak turun ke jalan. Ini kerinduan aku yang capek tur sementara banyak kesempatan untuk gue bekerja di balik layar. Eyang Habibie pernah bilang perempuan bisa jadi apa saja dan teruslah melawan. Ini cara dan jalan baru gue,” ujar Mel.
Studio SiMima adalah “anak” kedua Mel yang dilahirkan untuk dia lakukan remote dari rumah. Pertama adalah Rumah Harapan Melanie sebuah gerakan sosial yang kini telah menjadi Yayasan dan sudah berjalan selama 16 tahun. Rumah Harapan Melanie telah membantu begitu banyak kasus di seluruh Indonesia hingga ke pelosok.
“Kebanyakan proyek yang ditangani Studio SiMima menambahkan budaya jadi komersil. Bekerja dengan brand-brand yang mau peduli sama budaya. Ini bakal jadi seru karena gue berangkat dari musik rock, punk sementara Hamid dengan blues-nya,” jelas Mel.
Beberapa proyek sudah berjalan dengan bendera Studio SiMima dan ke depannya masih banyak lagi kontrak berjalan.