Mayarakat kurang mampu di Indonesia mendapat pelatihan dari KT&G. KT&G sendiri merupakan perusahaan global yang berkantor pusat di Korea Selatan, mengelola Pusat Pelatihan Kejuruan (“Vocational Training Center”) di Malang untuk mendukung kemandirian ekonomi masyarakat kurang mampu. Berkontribusi besar bagi komunitas lokal, “Pusat Pelatihan Kejuruan KT&G” mendapat sambutan hangat dari komunitas.
Program pelatihan teknologi menjahit angkatan kelima yang diadakan “Pusat Pelatihan Kejuruan” ini berakhir pada Juni lalu. Segera setelah meluluskan angkatan kelima, “Pusat Pelatihan Kejuruan KT&G” pun mulai menerima angkatan keenam.
Lebih dari 390 orang mendaftarkan diri sebagai peserta angkatan keenam, jumlahnya bahkan meningkat 80% dari angkatan sebelumnya. Hal tersebut membuktikan popularitas “Pusat Pelatihan Kejuruan”.
Peserta “Pusat Pelatihan Kejuruan” Angkatan Keenam Mulai Mengikuti Program Pelatihan…Mengembangkan Keahlian Kerja dan Kemandirian Masyarakat Kurang Mampu
KT&G mengadakan “Pusat Pelatihan Kejuruan” di UKCW di Malang pada Maret 2021. Sejak itu, KT&G mulai menawarkan program pelatihan teknologi menjahit secara gratis bagi masyarakat kurang mampu. KT&G juga berkontribusi terhadap komunitas lokal dengan membantu masyarakat kurang mampu mengembangkan keahlian kerja dan menjadi mandiri.
Indonesia memiliki industri tekstil dan menjahit yang terbesar ke-10 di dunia. Industri tekstil dan menjahit juga diharapkan membuka lapangan pekerjaan, menurut rencana pembangunan intensif pemerintah. Sebagai respons, KT&G merintis pendidikan kejuruan agar masyarakat kurang mampu belajar teknik menjahit tanpa biaya. Kompetensi ini merupakan keahlian kerja yang sangat dibutuhkan di bursa kerja.
Pelatihan berlangsung selama lebih dari tiga bulan dan meliputi seluruh hal, mulai dari teori menjahit hingga praktik. Pada akhir pelatihan, peserta mempresentasikan setidaknya satu karya yang telah selesai dibuat dalam acara kelulusan.
Karya ini terdiri atas seragam sekolah bagi anak-anak mereka hingga pakaian sehari-hari. Tahun lalu, saat kelangkaan pasokan masker terjadi akibat pandemi Covid-19, peserta memproduksi masker buatan tangan bagi dirinya dan keluarga dengan teknik menjahit yang dipelajari di Pusat Pelatihan Kejuruan.
Seorang peserta dari angkatan kelima di “Pusat Pelatihan Kejuruan” bahkan menjual gaun yang dibuatnya ketika masih mengikuti program yang berlangsung tiga bulan tersebut. Dia pun membeli mesin jahit dari keuntungan yang diperolehnya dari berjualan gaun. Peserta ini lalu membangun kemandirian ekonomi dengan menjadikan mesin jahit sebagai sarana kerja.
“Pusat Pelatihan Kejuruan KT&G Indonesia” mulai membimbing peserta angkatan keenam tentang teknologi menjahit pada 4 Juli. Keberhasilan program ini menjadi buah bibir di tengah komunitas lokal, dan popularitas teknologi menjahit pun semakin meningkat. Bahkan, jumlah peserta, 216 orang dari angkatan kelima, telah bertambah menjadi 391 orang pada angkatan keenam.
Maka, minat komunitas lokal terhadap “Pusat Pelatihan Kejuruan” terus meningkat. Untuk peserta angkatan ketujuh, “Pusat Pelatihan Kejuruan” ini ingin mengadakan kursus dengan materi pembahasan yang mendalam, serta memilih peserta dari angkatan pertama hingga keenam.
Seorang eksekutif KT&G berkata, “Selain mengelola lokasi bisnis di Indonesia, kami terus menjalin komunikasi dengan komunitas setempat dan berkontribusi terhadap perkembangan mereka. Ke depan, kami akan selalu mendukung kemandirian ekonomi masyarakat kurang mampu di Indonesia melalui beragam kanal selain ‘Pusat Pelatihan Kejuruan’.”
‘KT&G Sangsang Univ’ Membantu Generasi Muda Meningkatkan Peluang Mencari Kerja
KT&G tak hanya membantu masyarakat kurang mampu, namun juga generasi muda di Indonesia untuk meningkatkan keahlian kerja. Secara khusus, kanak kontribusi sosial KT&G, yakni KT&G Sangsang Univ Indonesia, menawarkan berbagai jenis program edukasi gratis yang disebut “Kelas” bagi mahasiswa.
Sebagian porsi dari kelas tersebut melatih keahlian mencari kerja, seperti wawancara kerja dan menulis surat lamaran kerja. Upaya ini bertujuan meningkatkan peluang generasi muda dalam mencari kerja. Seluruh “Kelas” bersifat gratis dan terbuka bagi seluruh mahasiswa Indonesia. Informasi terbaru tentang “Kelas” ini tersedia di Instagram KT&G Sangsang Univ Indonesia (sangsangunivid) dan Facebook (Sangsang Univ Indonesia).
KT&G adalah perusahaan tembakau terbesar kelima di dunia berdasarkan pangsa pasar dan volume penjualan. KT&G mengekspor produknya ke 120 negara. KT&G merambah pasar Indonesia pada 2011 saat mengambil alih Trisakti yang kala itu merupakan produsen tembakau terbesar keenam di Indonesia.
Lalu, pada Februari 2013, KT&G mendirikan sebuah perusahaan yang mengelola distribusi dan logistik di Indonesia, yakni PT KT&G Indonesia. Sejak 2016, KT&G telah membuka lapangan pekerjaan di Indonesia dan mempekerjakan sekitar 900 tenaga kerja baru setiap tahun. Secara kumulatif, KT&G telah mempekerjakan 4.800 orang di Indonesia.