Mika Rafello seorang anak berusia 14 tahun yang mendobrak dunia musik metal tanah air. Dengan usia yang sangat muda Mika mampu memainkan semua alat musik, menulis lagu dan juga merekam sendiri sampai dengan proses mixing.
Gebrakan Mika Rafello di dunia metal Indonesia dengan single pertama nya “Ketika Aku di Ketika” feat. Roy Jeconiah mendapat sambutan luar biasa di tanah air.
Bahkan lagu ini diganjar nominasi dalam ajang AMI Award 2021 di kategori produksi metal terbaik, Mika Rafello juga mendapatkan endorsement dari gitar Aria Pro II Japan.
Ajaibnya proses Mika Rafello bermain musik baru dimulai sejak pandemi covid-19 yang membuat dia hanya bisa di rumah dan akhirnya dia mencoba memainkan gitar sang ayah yang merupakan salah satu sound engineer terkemuka tanah air, Imran St. Sati dari Soundsation Mastering yang pernah menggarap Boomerang, 7 Kurcaci, Sucker Head, Rotor, Trauma, Tengkorak,
Ungu, Radja, Ada band, Dewi Sandra dan banyak lagi.
Dari iseng karena bosan di rumah dalam waktu singkat dia fasih memainkan semua alat musik, awal Mika bermain musik dimulai dengan memainkan gitar lagu lagu Slipknot dan Iron Maiden kemudian berkembang ke lebih banyak band seperti Metallica, Megadeth, Pantera dan Gojira.
Tidak butuh waktu lama sekitar 3 bulan dia sudah membuat lagu sendiri dan merekamnya tanpa bantuan orang lain, kebetulan dengan adanya studio rekaman milik orang tuanya, permainan maupun proses belajar rekaman secara otodidak terus berlanjut tanpa dibantu siapapun termasuk ayahnya.
Akhirnya suatu saat Roy Jeconiah ex vocalis Boomerang bertandang ke rumah orang tua nya dan mendengar Mika bermain gitar lagu ciptaan nya. Roy terkejut dengan musik ciptaan Mika dan langsung menyediakan waktunya untuk mengisi vocal di lagu milik Mika, akhirnya munculah kolaborasi Mika Rafello dan Roy Jeconiah.
“Kagum juga karena ternyata Mika baru belajar
gitar, komposisi lagu, produksi sampai mixing praktis waktu pandemi dimulai 2020 lalu, sementara umurnya waktu belajar itu belum genap 13 tahun.”kata Roy Jeconiah, vokalis Jecovox.
“Begitu tahu Mika sudah memilki karya yang sudah dibuat dan belum ada notasi vokal dan liriknya, akhirnya Roy menawarkan diri, gimana kalau komposisi ini diisi notasi vokal plus liriknya, Mika setuju dan akhirnya jadilah komposisi itu,” ujar Roy lagi.
“Kenyataan bahwa di usia yang sangat belia untuk membuat aransemen Thrash Metal era 80-90 terdengar sangat fasih, penempatan riff dan solo gitar, pattern drums di padu padankan
dengan vocal dari Roy Jeconiah sangat klop. Kita butuh lebih banyak Mika Rafello untuk menginspirasi para youngster di scene rock / metal lokal, bahwa main musik Metal masih sangat KEREN untuk di tekuni para youngster.”kata Stevie Item sang gitaris DeadSquad
Ezra Simanjuntak yang kebetulan juga sahabat lama dari ayah Mika mendengar juga bahwa Mika mulai bermain musik dan cukup terkejut dengan begitu cepatnya Mika dapat menguasai
berbagai alat bahkan sampai merekam nya sendiri.
Karena itu Ezra sampai membuat testimoni untuk Mika di media sosial dan berkeinginan juga untuk berkolaborasi.
Dan Mika pun secara kebetulan juga sudah memiliki lagu instrumental yang memang disiapkan untuk kolaborasi dengan musisi lain dan terjadilah kolaborasi antar generasi ini, yaitu Indonesian king of shredder & 14 years old metal wunderkind (raja shredding Indonesia & bocah metal ajaib).
Menurut Ezra, di usianya yang baru menginjak 14 tahun, Mika adalah the real deal, bukan kaleng kaleng, dengan kemampuan nya membuat komposisi juga merekam sendiri karya nya dan Ezra pun sangat antusias ikut serta dalam project ini yang akan menjadi single kedua Mika.
Setelah single kedua “Temporal Sequence” ini Mika juga sedang dalam proses penyelesaian full album pertamanya, dimana penggarapan musik nya telah selesai, yang rencananya akan
dirilis pertengahan 2022 ini.(EH).