Menjelang hari raya Idul adha 1443 Hijriah, Sejumlah pedagang hewan kurban di Kota Bandar Lampung mengeluhkan sepi pembeli. Omzet penjualan diklaim jauh menurun dibanding tahun sebelumnya.
Salah seorang pedagang hewan kurban, Haliman (40) tahun yang menggelar lapak di Jalan Basuki Rahmat mengatakan, penurunan omzet diduga akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang baru-baru ini muncul. Ditambah, harga hewan kurban naik yang biasanya Rp 3 juta sekarang mencapai Rp4 juta. Kemudian yang biasanya di harga Rp2,5 juta sekarang Rp3 juta.
“Saya setiap tahun berjualan kambing setiap musim lebaran kurban, tapi baru tahun ini yang turun drastis. Mungkin ini dampak dari harga yang naik. Ditambah lagi ada penyakit mulut dan kuku. Biasanya, rata-rata sehari bisa kejual 5 ekor kambing. Sekarang paling satu atau dua ekor per hari,” jelas Haliman, Rabu (29/6).
Kondisi serupa juga dialami Udin (45) tahun, penjual kambing di Jalan Pangeran Emir M. Noer, Telukbetung Utara. Ia mengaku momentum Idul Adha tahun ini mengalami penurunan penjualan.
Menurutnya, tahun sebelumnya ia bisa menjual kambing sebanyak 50 ekor. Tapi saat ini dirinya mengaku hanya membawa 14 ekor kambing.
“Sekarang ini masih sepi pembeli biasanya sehari bisa kejual tiga ekor, ini udah buka lapak dua hari baru laku dua ekor kambing. Mungkin karna harganya naik dan ditambah wabah penyakit mulut dan kuku,” singkatnya. (Kay)