Google Doodle hari ini, Sabtu (5/11) menampilkan animasi wajah Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad, salah satu sejarawan, ulama, dan pujangga Melayu terkemuka abad 19. Ia terkenal atas karya-karya sastranya yang berbentuk prosa maupun puisi.
Sosok yang juga dikenal dengan nama pena Raja Ali Haji ini merupakan pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu. Karya-karyanya disebut sebagai pelopor atau cikal-bakal terbentuknya bahasa Indonesia. Tak heran jika pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepadanya lewat lewat Surat Keputusan Presiden No. 089/TK/Tahun 2004.
Lantas, seperti apakah jasa-jasanya dan apa saja karya-karya yang pernah ia buat? Untuk mengenal lebih dekat sosoknya, berikut profil Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad yang jadi Google Doodle hari ini, dikutip dari kumparan.
Profil Raja Haji Ali bin Raja Haji Ahmad
Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad lahir di Pusat Kesultanan Riau-Lingga, Pulau Penyengat, Kepulauan Riau pada tahun 1808 M. Pria keturunan Bugis dan Melayu ini merupakan bungsu dari tujuh orang bersaudara.
Raja Ali Haji tumbuh di lingkungan keluarga yang memiliki tradisi keagamaan dan keilmuan kuat. Mengutip buku Mengenal Pahlawan Indonesia oleh Arya Ajisaka, ia merupakan keturunan La Madusilat, raja Bugis pertama yang memeluk Islam.
Kakeknya adalah Raja Haji Fisabilillah, bangsawan dari Kesultanan Riau Lingga, sedangkan sang ayah, Raja Ahmad, merupakan pengarang Riau Lingga yang terkenal dan rajin menuntut ilmu.
Garis keturunan tersebut membuat Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad sudah mempelajari ilmu agama sejak kecil. Sebagai bagian dari keluarga besar Kesultanan, ia termasuk orang pertama yang bersentuhan dengan pendidikan dan bertemu langsung dengan tokoh-tokoh agama untuk belajar Alquran, hadits, dan ilmu agama lainnya
Bahkan saat beranjak dewasa, ia pernah menuntut ilmu sampai ke Mesir dan Mekkah. Bersama ayah dan kerabat lainnya, Raja Ali Haji termasuk bangsawan Riau Lingga yang pertama kali mengunjungi Mekkah, yakni pada 1828.
Sepulangnya menuntut ilmu, Raja Ali Haji menjadi seorang ulama terkemuka di negerinya. Banyak orang yang bertanya ataupun belajar masalah keagamaan dan masalah lainya kepada beliau.
Tak hanya terkenal di bidang keagamaan, ia juga telah menciptakan segudang karya berbentuk prosa dan puisi dengan tema beragam, antara lain bahasa, hukum, sastra, dan keagamaan.
Pada 1847, Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad menulis sebuah karya yang berjudul Gurindam Dua Belas. Karyanya tersebut meledak dan sangat terkenal, terutama di negara-negara Melayu. Kemudian pada 1858, ia menulis Kitab Pengetahuan Bahasa. Kitab inilah yang menjadi pelopor perkamusan monolingual bahasa Melayu.
Selain dua judul tersebut, karya Raja Ali Haji lainnya di antaranya adalah Syair Abdul Muluk, Silsilah Melayu Bugis, Syair Hukum Nikah, Tsamarat al-Muhimmah, Tuhfat al Nafis, dan Gemala Mustika Alam.
Karya-karyanya tersebut lebih banyak diterbitkan di Malaysia. Di Indonesia, hanya Syair Abdul Muluk dan Gurindam Dua Belas yang pernah diterbitkan secara komersial.