Satu keluarga berisi empat orang ditemukan tak bernyawa di rumahnya di kawasan Kalideres, Jakarta Barat pada 10 November 2022. Peristiwa sekeluarga tewas tersebut menimbulkan tanda tanya besar soal penyebab kematian.
Alamat rumah sekeluarga tewas itu berlokasi di Perumahan Citra Garden Extension 1, Kalideres, Jakarta Barat.
Lingkungan rumah itu pun terbilang baik, jauh dari kata kumuh. Akses menuju perumahan itu bahkan dijaga oleh satpam.
Mengutip dari kumparan, rumah yang menjadi lokasi kejadian pun diapit oleh tetangga di kanan kirinya.
Para tetangga yang berada di dekat rumah itu juga terlihat beraktivitas seperti biasa, mulai dari menyapu hingga menyiram tanaman. Mereka melakukan aktivitasnya, tanpa menaruh kecurigaan pada rumah korban.
Kini rumah sekeluarga tewas itu masih tertutup rapat. Garis polisi masih melintang di pagarnya yang berwarna oranye itu. Aroma tak sedap juga masih tercium dari dalam rumah.
Sekeluarga tewas pada Kamis (10/11) malam. Kecurigaan itu muncul dari warga yang mencium aroma tidak sedap dari dalam rumah korban.
Keempat orang itu berinisial RG (71) yang merupakan kepala rumah tangga, kemudian istrinya RM (68), anaknya DF (42), serta adik RG, BG (68). Polisi menduga, satu keluarga orang itu tewas sejak tiga minggu lalu. Bahkan saat diperiksa lebih lanjut, para korban diduga sudah lama tak mengkonsumsi makanan.
“Jadi berdasarkan pemeriksaan bahwa dari lambung para mayat ini tidak ada makanan. Berdasarkan keterangan dari dokter forensik bahwa dugaan kematian dari 3 minggu yang lalu,” kata Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce kepada wartawan, Jumat (11/11).
“Jadi bisa diduga berdasarkan dari pemeriksaan dari dokter labfor bahwa mayat ini tidak ada makan dan minum cukup lama,” sambungnya.
Alvaro Roy, warga tinggal di samping TKP, mengaku terkejut dengan penemuan keempat mayat tetangganya itu. Sebab, dirinya mengira keluarga tetangganya itu sudah pindah rumah dan sumber bau tak sedap itu berasal dari bangkai tikus.
“Saya juga terkejut, soalnya rumahnya sepi juga saya kira sudah pindah, eh ternyata malah meninggal di dalam,” katanya, Jumat (11/11).
Roy mengatakan, sekeluarga yang meninggal sudah tinggal lama sebagai tetangganya. Ia mengaku 20 tahun tinggal di kompleks itu.
Namun demikian, Roy mengaku masih asing dan tak mengenal baik tetangganya. Roy menyebut tetangganya itu sebagai orang yang tertutup dan jarang bersosialisasi dengan warga yang lain.
“Enggak kenal, orangnya tertutup, kegiatannya apa nggak tahu. Kegiatan RT ndak pernah ikut. Paling kalau ketemu pas penyemprotan demam berdarah, itu baru ada ketemu,” kata Roy.