Pengemudi ojek online yang menggunakan sepeda motor listrik kini tengah mengalami nasib miris. Pendapatan mereka terus anjlok. Sementara, pemerintah tengah giat mempromosikan penggunaan sepeda motor listrik bagi masyarakat.
Hal ini membantah pernyataan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi soal sepeda motor listrik yang bikin pendapatan meningkat.
Faktanya, Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia Igun Wicaksono mengeklaim kondisi di lapangan justru jauh berbeda.
“Pendapatan ojol justru menurun sejak pemerintah giat mempromosikan penggunaan sepeda motor listrik bagi masyarakat,” ujar Igun, Selasa (1/8/2023).
Dia menilai penggunaan sepeda motor listrik memang lebih hemat dari sisi biaya operasional. Hal ini disebabkan driver ojol tak perlu membeli bahan bakar minyak (BBM).
Namun, produktivitas driver ojol yang menggunakan motor listrik justru menurun. Penurunan produktivitas berbanding lurus dengan pendapatan yang anjlok hingga 40 persen dibandingkan dengan motor konvensional.
Igun tidak sependapat dengan klaim pemerintah yang menyebut motor listrik lebih baik dibandingkan dengan motor konvensional.
Dia menjelaskan sejumlah alasan yang menyebabkan pendapatan ojol justru menurun saat menggunakan sepeda motor listrik. Pertama, motor listrik membuat driver ojol hanya bisa mengambil orderan pengantaran makanan dan barang ukuran kecil.
Igun menyebut mayoritas motor listrik saat ini tidak bisa membawa penumpang, sehingga menghilangkan order dari segmen penumpang.
Kedua, lanjutnya, infrastruktur penunjang seperti fasilitas pengisian ulang baterai sepeda motor listrik masih terbatas atau jarang didapati. Ada beberapa lokasi battery swap station atau stasiun penggantian baterai sepeda motor listrik.
Igun mengatakan, saat penggantian atau penukaran ternyata baterai yang ada masih belum terisi penuh, sedangkan baterai yang akan ditukar sudah habis. Hal ini sangat mengganggu produktivitas pengemudi ojek online sehingga baterai cepat habis dan harus bolak balik ke lokasi battery swap station.
“Hal ini otomatis menurunkan pendapatan driver ojol karena waktu hilang hanya untuk menunggu baterai sepeda motor listrik agar dapat terisi. Potensi pendapatan dari order yang tidak dapat diambil selagi menunggu baterai terisi pun turut hilang,” ujar Igun.
Ketiga, Igun juga menilai opsi bagi pengemudi ojol untuk menyewa motor listrik berisiko memberatkan. Mereka harus menyeimbangkan antara mencari nafkah dan membayar beban biaya sewa.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut bahwa penggunaan motor listrik berdampak pada meningkatnya pendapatan pengemudi ojol seiring dengan turunnya biaya operasional.
Budi Karya menjelaskan, moda motor listrik merupakan salah satu langkah game changer untuk meraih target pengurangan emisi. Hal ini juga berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat, seperti pengemudi ojol.
Dia menuturkan, salah satu keuntungan yang didapatkan dari penggunaan motor listrik adalah penurunan biaya operasional yang dikeluarkan masyarakat dan pengemudi ojek online.
“Kalau dengan kendaraan listrik pengeluaran operasional turun separuh, berarti pendapatannya naik,” ujar Budi Karya.
Luhut Binsar Pandjaitan Ungkap Sejumlah Manfaat Konversi Sepeda Motor Listrik
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan sejumlah manfaat dari konversi sepeda motor konvensional menjadi sepeda motor listrik. Salah satunya, kata dia, menurunkan tingkat polusi di lingkungan.
“Konversi sepeda motor listrik juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru, mengingat masih tingginya populasi sepeda motor yang perlu dikonversi,” kata Luhut dalam sambutannya melalui video di acara Pembukaan Gelar Konversi Sepeda Motor Listrik Perdana, Jumat, 28 Juli 2023.
Selain itu, Luhut menuturkan, konversi sepeda motor bakal memberi edukasi kepada bengkel konversi dan pelaku UMKM soal bagaimana membuat kendaraan listrik yang layak dikendarai dengan standar keamanan yang memenuhi syarat.
Pemerintah memasang target 50 ribu unit sepeda motor listrik konversi hingga akhir 2023. Untuk mengejar target ini, pemerintah mengucurkan insentif Rp 7 juta per unit. Subsidi ini meringankan beban biaya konversi yang setidaknya butuh Rp 14 juta.
“Jadi, harganya itu nanti sekitar Rp 7,5 sampai Rp 8 juta,” kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Jumat, 28 Juli 2023.
Arifin mengatakan kementeriannya terus berupaya menggenjot promosi agar masyarakat semakin tertarik untuk mengonversi sepeda motor konvensionalnya menjadi sepeda motor listrik. Selain itu, kementeriannya juga sedang menyiapkan peraturan ihwal tarif charging fast track dan normal charging.