Stok Kedelai Disebut Tersisa 7 Hari, Produsen Tempe Bantah

- Advertisement -
Badan Pangan Nasional/Nasional Food Agency (NFA) mengungkapkan berdasarkan prognosa dari data yang ada, stok kedelai rata-rata hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan selama 7 hari. Kondisi tersebut dianggap mengkhawatirkan.

Namun, apa yang disampaikan Badan Pangan tersebut dibantah produsen atau pengusaha tahu dan tempe. Mereka menganggap pasokan atau stok kedelai masih banyak.

Stok Kedelai Disebut Tersisa 7 Hari

Mengutip dari kumparan, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA, I Gusti Ketut Astawa, menjelaskan stok kedelai yang hanya tjnggal 7 haru tersebut, tentu akan berpengaruh terhadap kehidupan pengrajin tahu dan tempe di wilayah Pulau Jawa.

“Kondisi pangan kita, kedelai 7 hari. Ini yang sangat perlu diperhatikan, kalau di daerah Jawa, di daerah pengrajin tahu-tempe maka kedelai menjadi fungsi menjadi komoditas yang sangat diperlukan,” kata Astawa dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sulawesi Selatan, Senin (24/10).

Produsen Tempe Bantah

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) Aip Syarifuddin langsung membantah pernyataan Badan Pangan Nasional bahwa stok kedelai tersedia selama 7 hari.

“Saya percaya informasi 7 hari (stok kedelai habis) itu salah. Karena waktu rapat perdagangan minggu lalu, masih ada stok 160.000 ton,” ujar Aip saat dihubungi kumparan, Senin (24/12).

Aip mengatakan, rapat tersebut diundang oleh Badan Pangan Nasional, serta peserta rapat mencakup Kementerian Perdagangan dan 20 perusahaan importir kedelai. Pemerintah menyerahkan kebijakan impor kedelai ke swasta seluruhnya, sehingga stok kedelai impor berasal dari swasta.

“Kebutuhan kedelai seluruh Indonesia sebanyak 3 juta ton satu tahun, jadi 1 bulan kebutuhannya 250.000. Setahu kami stoknya selalu ada walaupun harganya selalu naik. Kita sudah gerah, sudah capek,” tuturnya.

Menurut Aip, pengrajin tahu tempe biasanya menyetok kedelai 2-3 hari. Setelah itu, mereka memenuhi pasokan kedelai dengan membeli di pasar.

Aip menyebut, proses impor kedelai memerlukan waktu pengiriman 1 sampai 2 bulan dari Amerika dan Argentina. Apabila stok kedelai akan habis, maka jutaan perajin tahu tempe tidak bisa bertahan.

“Kami tidak tahu menyiasati-nya, karena pembelian kedelai harian akibat kami tidak punya modal. Modal hanya cukup (untuk stok) 1-2 hari,” sambung Aip.

Melonjaknya harga kedelai di kisaran Rp 13 ribu sampai Rp 15 ribu, kata Aip, membuat perajin tahu tempe mengurangi produksi tahu dan tempe hingga 20 persen. Bahkan, ada perajin yang bangkrut karena sudah tidak memproduksi lagi.

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA