The White Olive Tree drama Tiongkok telah mencapai akhir yang megah, membuat penonton sangat tersentuh oleh ceritanya yang kuat yang tayang di IQIYI.
Episode 38 The White Olive Tree menandai akhir perjalanan Li Zan (dibintangi Chen Zheyuan) dan Song Ran (dibintangi Liang Jie) cinta yang telah bertahan melewati cobaan perang dan takdir. Menjelang akhir serial, kisah cinta yang mengharukan dan tak terlupakan ini terus membekas di benak penonton.
Dalam episode The White Olive Tree saat Li Zan berangsur-angsur pulih kewarasannya, rasa bersalah menguasainya. Ia memohon pada Song Ran untuk mengirimnya ke rumah sakit jiwa, karena yakin bahwa ia telah menjadi beban baginya.
Setelah yakin bahwa ia dapat mengatasi kondisinya dan tidak akan pernah menyakiti Song Ran, ia kini menyadari bahwa semua itu hanyalah ilusi. Namun, Song Ran tetap teguh, menyatakan bahwa ke mana pun Li Zan pergi, ia akan mengikutinya bahkan jika itu berarti tinggal di rumah sakit bersamanya selama sisa hidup mereka.
Malam itu, Li Zan menghilang dalam kegelapan, meninggalkan Song Ran. Karena putus asa ingin menemukannya, Song Ran meminta bantuan dari ayah Li, Li Qingchen, yang pernah berjanji akan mengembalikan Li Zan jika dia menghilang. Akhirnya, dengan tekad yang kuat, Song Ran meyakinkan Li Zan bahwa pengalaman mereka telah mengikat mereka selamanya. Mereka menikah dalam upacara yang sederhana namun mendalam sebelum menghilang dari mata publik, hanya meninggalkan sebuah naskah.
Kemudian, Song Ran menerbitkan The White Olive Tree , sebuah novel yang berdasarkan perjalanan mereka. Sementara itu, di halaman rumah Li Qingchen, benih yang mereka tanam bersama secara ajaib tumbuh menjadi pohon zaitun putih yang indah, daun-daunnya yang gemerisik membisikkan kisah cinta mereka cinta yang melampaui hidup dan mati.
Dengan berakhirnya serial tersebut, para pemeran utama Chen Zheyuan, Liang Jie, Wang Tianchen, dan Wang Zhuocheng menyampaikan salam perpisahan kepada karakter kesayangan mereka melalui media sosial, yang memicu diskusi emosional di antara para penggemar. Unggahan perpisahan Chen Zheyuan, disertai dengan kata-kata “Azan, saatnya mengucapkan selamat tinggal,” membuat banyak orang menitikkan air mata, sementara fotonya yang tak terduga tanpa baju langsung menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Liang Jie menuliskan refleksi yang menyentuh hati tentang perjalanan Song Ran, berterima kasih kepada pemirsa atas dukungan mereka, dan mengungkapkan harapan bahwa pesan tentang ketahanan dan cinta dalam drama tersebut akan terus hidup.
Wang Tianchen menerima pujian tinggi atas perannya sebagai Benjamin, karakter yang tampak riang namun sangat penyayang, yang empatinya terhadap kehidupan yang tidak bersalah di masa perang meninggalkan kesan yang mendalam. Sementara itu, Wang Zhuocheng menyampaikan ucapan selamat tinggal yang emosional kepada Jiang Lin, sambil merenungkan pertumbuhan mendalam yang dialaminya melalui peran tersebut.
The White Olive Tree tidak hanya memikat penonton di Tiongkok, tetapi juga memicu kehebohan internasional. Chen Zheyuan menjadi aktor Tiongkok pertama yang meraih tiga tagar drama TikTok yang masing-masing melampaui 1 miliar penayangan, mencetak rekor ini hanya dalam 19 hari. Serial ini telah menduduki puncak tangga lagu streaming di 12 negara, sementara popularitas Chen yang luar biasa di Korea Selatan membuatnya mendominasi peringkat keterlibatan Weibo.
Selain itu, penampilan Wang Tianchen yang memukau telah mengukuhkan statusnya sebagai bintang yang sedang naik daun, dan penggambaran alami Liang Jie sebagai Song Ran semakin membuatnya disenangi penonton. Para penggemar memuji The White Olive Tree lebih dari sekadar kisah cinta—ini adalah eksplorasi yang sangat menyentuh tentang keimanan, ketahanan, dan pencarian perdamaian.
Selain romansa, The White Olive Tree merupakan penghormatan yang menyentuh hati terhadap perdamaian dan kegigihan. Kisah cinta Li Zan dan Song Ran bukan sekadar kisah dua individu, tetapi juga cerminan kerinduan manusia akan harapan di tengah kekacauan. Seperti yang diungkapkan Liang Jie, “Semoga semua yang menanti dalam kegelapan akhirnya melihat datangnya musim semi.”
Meski serialnya telah berakhir, pesan tentang cinta abadi dan keyakinan yang tak tergoyahkan terus tumbuh seperti pohon zaitun putih, yang berdiri tegak sebagai simbol harapan di hati banyak pemirsa.