Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batu Bara melaporkan sebanyak 1.451 unit rumah yang berada di 13 desa dan lima kecamatan terendam banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) berkisar antara 30-80 sentimeter di Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara, Senin (12/7).
Adapun rincian wilayah yang terdampak bencana hidrometeorologi tersebut meliputi Desa Nenasiam dan Desa Sei Buah Keras di Kecamatan Medang Deras, Desa Bangun Sari di Kecamatan Datuk Tanah Datar, Desa Padang Genting dan Desa Benteng di Kecamatan Talawi.
Kemudian Desa Kuala Gunung, Desa Air Hitam dan Desa Cahaya Perdomuan di Kecamatan Datuk Lima Puluh dan Desa Perkebunan Sei Balai, Desa Sukorejo, Desa Suka Ramai, Desa Kwala Sikasim dan Desa Perjuangan di Kecamatan Sei Balai.
Selain itu, BPBD Kabupaten Batu Bara juga mencatat bahwa banjir berdampak pada 492 hektar lahan perkebundan dan pertanian. Di sisi lain, badan jalan sepanjang 300 meter juga mengalami abrasi.
Selanjutnya, jumlah korban jiwa dari bencana yang dipicu oleh faktor tingginya intensitas hujan dan air kiriman dari wilayah lain itu masih dalam pendataan.
Dalam rangka percepatan penanganan banjir tersebut, BPBD Kabupaten Batu Bara telah berkoordinasi dengan lintas instansi terkait dan mendirikan posko pengungsian di masing-masing desa yang terdampak.
Tim BPBD Kabupaten Batu Bara bersama tim gabungan dari unsur TNI dan Polri juga melakukan pengecekan langsung ke lapangan untuk asesmen dan menginventarisir kerusakan sarana prasarana yang ada.
Menurut laporan per Selasa (13/7), kondisi banjir di beberapa desa mengalami kenaikan, namun beberapa desa lainnya mengalami penyusutan.
Dalam hal ini, BPBD Kabupaten Batu Bara menghimbau warga terdampak agar tetap siaga dan tetap berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait di lokasi atas situasi yang berkembang saat ini.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini cuaca bahwa sebagian besar wilayah Provinsi Sumatera Utara khususnya Kabupaten Batu Bara didominasi hujan ringan hingga sedang pada malam hari hingga Rabu (14/7).
Dengan melihat adanya prakiraan cuaca tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta seluruh komponen, baik dari pemerintah daerah maupun masyarakat di wilayah tersebut agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana hidrometeorologi.
Dalam hal ini, upaya mitigasi dan peningkatan kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat menjadi penting untuk meminimalisir dampak bencana yang dapat ditimbulkan oleh faktor cuaca.
Di sisi lain, seluruh unsur yang ada di daerah agar terus memperbarui informasi peringatan dini cuaca dari BMKG dan memantau wilayah risiko bencana melalui inaRisk BNPB.