Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memajang foto Country Director of Ray White Indonesia, Johann Boyke Nurtanio di akun Instagram pribadinya, @aniesbaswedan.
Hal ini dilakukan Anies Baswedan setelah melakukan sidak ke sejumlah kantor perusahaan di Gedung Sahid Sudirman Centre, Jalan Jenderal Sudirman, Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (6/7/2021) siang.
Dalam sidak tersebut, Anies Baswedan menemukan, masih ada beberapa perusahaan sektor non-esensial yang mewajibkan karyawannya ke kantor selama PPKM Darurat.
Satu di antaranya perusahaan yang bergerak di bidang penjualan properti, Ray White Indonesia.
Oleh karena itu, Anies Baswedan memajang foto Johann Boyke Nurtanio di akun Instagram-nya sebagai petinggi perusahaan yang melanggar aturan PPKM Darurat.
Lantas siapa Johann Boyke Nurtanio? Tak lain sebagai CEO di Ray White Indonesia.
Inilah Sosok Bos Ray White yang Disebut Anies Sebagai Orang Tak Bertanggungjawab
Nama Johann Boyke Nurtanio sebagai pemilik Ray White memang sering muncul dalam berbagai pemberitaan. Namun bukan untuk membicarakan kehidupan pribadi, melainkan terkait perkembangan dunia properti di Tanah Air.
Ray White adalah bisnis keluarga yang berasal dari Australia. Didirikan di Crows Nest, Queensland, Australia pada 1902 dan memasuki pasar Indonesia pada 1997.
Selain di Indonesia, perusahaan ini memiliki lebih 1.000 kantor tersebar di Australia, New Zealand, Indonesia, Abu Dhabi, dan India.
Nama Ray White sempat trending ketika Anies Baswedan sengaja memajang foto bos perusahaan ini yaitu Johann Boyke Nurtanio untuk memberitahu ke publik wajah orang tak bertanggung jawab.
Sebab, Johann Boyke Nurtanio tetap menyuruh karyawannya masuk dan membiarkan mereka menghadapi risiko penularan Covid-19. Padahal perusahaan tersebut masuk kategori non-esensial yang seharusnya 100 persen melakukan WFH.
“Jangan pemilik berlindung di rumah, isolasi di rumah, sebuah langkah yang benar, tetapi pekerjanya disuruh berangkat kerja, pekerjanya disuruh setiap hari ambil risiko. Itu adalah pemilik perusahan yang tidak bertanggung jawab,” ujar Anies Ketika melakukan sidak ke perusahaan tersebut, Selasa (6/7/2021).
“Tadi saya sampai minta wajahnya diambil itu, Country Manager, ambil fotonya, tunjukkan namanya, ini adalah orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” imbuhnya
Setelah temuan tersebut, Pemprov DKI bersama Dinas Ketenagakerjaan dan pihak kepolisian langsung menutup paksa kantor dan meminta seluruh karyawannya dipulangkan.
Pihak kepolisian pun, kata Anies langsung melakukan proses hukum pidana atas pelanggaran aturan perundang-undangan soal wabah.
“Orang-orang yang memilih karyawannya ambil risiko. Tadi langsung kantornya ditutup, semua karyawan disuruh pulang dan langsung diproses hukum,” ujarnya.
Video Anies Marahi HRD
Sebelumnya, video Anies Baswedan memarahi seorang HRD perusahaan juga tersebar luas. Video ini pertama kali dibagikan oleh akun pribadi Anies di akun Insta Story akun Instagram-nya @aniesbaswedan, Selasa.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu mendapati perusahaan tersebut melanggar PPKM Darurat.
Anies kemudian memanggil HRD perusahaan tersebut. “Nama ibu siapa?” kata Anies kepada sang HRD.
“Diana,” jawab HRD.
Anies kemudian memarahi sang HRD.
“Ibu Diana dan perusahaan ibu tidak bertanggung jawab,” tegasnya.
Anies kemudian menyebut aturan yang ada bukan soal untung dan rugi. Melainkan untuk menyelamatkan nyawa orang.
“Ini bukan bukan soal untung rugi, ini soal nyawa ya.”
“Kita mau selamatin nyawa orang, dan orang-orang seperti ibu ini egois.”
“Pekerja-perkeja ini ikut saja (dengan perusahaan, red),” kata Anies lagi.
Selanjutnya, Anies memerintahkan HRD tersebut untuk menutup kantor serta segera memulangkan karyawannya.
“Sekarang tutup kantornya, dan langsung nanti akan segera diproses. Katakan pada semua pulang, taati aturan. Mengerti?” tanya Anies.
“Mengerti,” jawab sang HRD.
Anies Ingatkan Soal Aturan PPKM Darurat. Jangan ada lagi, pemilik dan petinggi perusahaan bisa WFH di rumah dengan aman, sementara pekerjanya diharuskan pergi dari rumah, masuk kerja dan ambil resiko.
Ayo, semua harus ikut ambil tanggung jawab itu.
Bila tempat Anda bekerja bukan sektor esensial, tapi masih masuk 100% atau sektor esensial tapi yg WFO lebih dari 50%, segera laporkan lewat JAKI secara anonim, kerahasiaan pelapor dijamin.
Masa-masa sulit ini akan bisa lebih cepat selesai bila kita semua bekerja sama dengan disiplin menjaga keselamatan bersama,” tulis Anies.