Johari Zein adalah bos JNE yang memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan perusahaan ekspedisi JNE. Dia juga memiliki andil besar terhadap proses kelahiran dan perkembangan JNE disamping pemiliknya, Soeprapto Soeparno.
Bos JNE ini bahkan disebut sebagai juragan ekspedisi Crazy Rich namun sangat rajin bersedekah dan tak tamak dengan harta.
Johari Zein telah menjadi seorang mualaf sejak tahun 1983 dan merealisasikan mimpinya untuk membangun 99 masjid berlafas Asmaul Husna.
Perjalanan hijrahnya menjadi seorang mualaf pun menuai sorotan banyak orang. Karena semua berawal ketika dirinya menempuh Pendidikan di bangku kuliah, dia bertemu dengan teman-temannya yang kebanyakan beragama Islam.
“Waktu saya kuliah, temen-temen mostly (kebanyakan) muslim. Saya jadi mengetahui kebiasaan mereka beribadah, sehingga lama-lama makin tebiasa dengan ajaran Islam,” ujar Johari Zein di YouTube CERITA UNTUNGS.
Memang saat itu pria lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti mengaku hal tersebut belum membuat dia memutuskan jadi mualaf, meski saat itu dia mengaku belum menemukan kenyamanan dengan agama yang dianutnya saat itu.
Hingga pada akhirnya, Johari bekerja di Jakarta Hilton International sebagai Front Office Cashier Supervisor. Dia kemudian bertemu dengan seorang wanita muslim yang kini telah menjadi istrinya.
Dari sang istri, bos JNE ini kemudian memeluk agama Islam mengikuti sang istri dan mendapat lebih banyak bimbingan seputar Islam.
Menjadi seorang muslim dinilai Johari jauh lebih tenang. Meskipun di awal proses masuk Islam perjalanan tersebut masih terbilang biasa saja baginya.
“Habis jadi mualaf saya tidak langsung jadi muslim yang hebat, masih banyaklah kurang-kurangnya,” ujar Johari.
Hingga akhirnya, di tahun 2000 ada rekan yang menyarankan Johari untuk melaksanakan ibadah haji. Dan itu dilakukannya Bos JNE ini, dia pun mulai menemukan hal yang berbeda, terutama ketika melihat jabal rahmah.
“Waktu saya melihat itu, saya ingat saya pernah memimpikan itu saat SMP, lihat ada bukit banyak orang-orang yang naik ke situ pakai baju putih,” kenang Johari.
Hal itu lantas membuatnya merinding dan semakin tumbuh kecintaan terhadap agama yang dianutnya sekarang. “Dari situ saya inget, ah ini bener agama saya, saya tidak boleh main-main,” kata Johari.
Kemudian dia semakin sering mengunjungi rumah Allah SWT, dipikirannya kemudian terbesit sesuatu hal mulia untuk menjunjung penciptaNya dan memberi manfaat bagi sesama muslim lainnya
Apalagi disaat itu bisnis yang dijalankan Djohari semakin lancar.
“Sejak menjadi muslim saya mikir apa yang bisa dilakukan untuk Allah, rezeki yang kita terima luar biasa banyaknya, alangkah baiknya jika memiliki program untuk pencpita,” tuturnya.
Lantas, dirinya kemudian terpikirkan untuk membangun masjid dan berdoa meminta izin kepada Allah. Bukan satu masjid, tak tanggung-tanggung founder Paxel tersebut membangun sebanyak 99 masjid yang akan dinamainya dengan lafas Asmaul Husna.
“Alhamdulillah beberapa kali bisa umrah, kalau boleh izinkan saya bangun masjid, disitu saya mendapatkan jawaban, jangankan satu, 99 juga bisa,” tambahnya.
Kini proses pembangunan masjid tersebut sedang berjalan.
Dampak bersedekah
Saat ditanya mengenai apakah kesuksesaan JNE salah satunya lantaran sedekah, pria kelahiran 1954 itu sama sekali tak menampiknya.
Menurutnya dari dulu orang-orang sudah mengganggap hal tersebut benar, maka JNE selalu memiliki kegiatan bersedekah misalnya lewat menyantuni anak yatim.
“JNE menggunakan manajemen spiritual, dalam prakteknya setiap kegiatan selalu menyantuni anak yatim, dan berjalan sudah 29 tahun dan mudah-mudahan akan terus berlanjut,” ujar Johari Zein.
Dikatakan bos JNE ini, sedekah menyantuni anak yatim melalui banyak hal, bertujuan untuk membuat para anak yatim senang.
“Intinya membuat mereka menjadi gembira, tak cuma santunan, bisa dengan mengajak mereka makan di restoran, nonton bareng kalau ada film yang cocok, hingga belanja bareng di supermarket,” lanjut Johari Zein.
Johari Zein lantas mengilas balik awal kesuksesan JNE yang berkaitan dengan krisis moneter pada 1988 silam. Kala itu JNE membantu banyak orang yang kehilangan pekerjaan untuk ikut berbisnis.
“Di JNE ketika krisis ekonomi 98 banyak yang kena PHK, banyak yang cari pekerjaan baru. JNE merasa ingin membantu, kebetulan waktu itu masih jalan jadi kita menawarkan jadi agen sehingga bisa membuka bisnis pengiriman,” kata Johari.
Hingga pada tahun 2000 pihaknya melihat ada peluang bisnis e-commerce, seperti penjualan online.
Siapa sangka, menawarkan bisnis yang saat itu belum diketahui keuntungannya seperti apa ternyata beberapa tahun kemudian bisa menjadi model bisnis yang digandrungi.
Seiring dengan pertambahan jejaring yang makin meluas dan peluang e-commerce itu akhirnya membuat pencapaian JNE meningkat pesat.
“Di 2010 jualan 1 tahun 1 triliun dan naik 30-40 persen setiap tahunnya,” jelas Johari Zein.
Johari Zein menilai hal itu seperti keajaiban akibat bersedekah. “Tumbuh segitu cepat karena agen yang banyak, itu sesuatu menurut saya keajaiban dari sedekah,” ujarnya.