Film Keluar Main 1994 Film asli dari Makassar sebuah film drama komedi besutan rumah produksi DL Entertainment yang disutradarai oleh Ihdar Nur, dan Mohammed Sabeq (Penulis Skenario, Casting Director & Asisten Sutradara).
Keluar Main 1994 adalah Film bioskop bergenre drama komedian ini akan menampilkan suasana nostalgia di masa sekolah era 90-an yang dibintangi oleh aktor dan aktris seperti Arif Brata (pemeran Ibo), Arie Kriting (pemeran Kaka Frengky), Alisa Safitri (pemeran Vivi), Andi Jerni (pemeran Hanih)
Liani Kawati sebagai Eksekutif Produser dan Produser film Keluar Main 1994, mengatakan terjunnya DL Entertainment di dunia perfilman karena melihat market share-nya sangat bangus.
“DL Entertainment terjun ke dunia perfilman karena saya melihat potensi-potensi untuk film Indonesia market share-nya udah masuk angka 60 persen keatas. Jadi dia punya penonton dan ada peluang, disini kita dari DL Entertainment yang memang asalnya dari Makassar ingin memberikan ruang kepada para sineas untuk ikut juga terjun ambil bagian dalam perfilman,”kata Liani Kawati saat konferensi pers film Keluar Main 1994 di XXI Epicentrum, Jumat (23/3/2024).
“Awalnya tuh saya bertemu dengan sutradaranya Ihdar Nur. Saya dikasih lihat judulnya keluar main, terus gambarnya lonceng terusa wah tiba – tiba instingnya waduh bakalan oke nih film. Setelah ngobrol sama sutradaranya gimana kalau kita bikin film yang bukan cuma dinikmati sama anak – anak muda tapi juga dengan 25 tahun keatas ya, makanya kita pilih settingnya di tahun 94. Jadi potensi pasarnya tidak hanya anak muda melainkan semua umur,” kata Liani Kawati.
Menurut sang sutradara Ihdar Nur, film Keluar Main 1994 menyampaikan bahwa film ini memang bermaksud menggambarkan bagaimana anak dan orang tua seringkali berbeda pandangan mengenai persiapan masa depan.
Film Keluar Main 1994 diharapkan menjadi cermin bagi penonton, terutama yang lahir pada era 90-an dan kini telah menjadi orang tua, untuk lebih memahami dinamika hubungan antara orang tua dan anak.
“Semoga dengan menonton film Keluar Main 1994, teman-teman yang lahir 90-an dan sekarang sudah mulai menjadi orang tua bisa lebih memahami kondisi hubungan orang tua dan anak.”ungkap Ihdar Nur dalam VTnya.
“Dan semoga film Keluar Main 1994 bisa menjembatani bahwa sebenarnya ada jalan tengah yang bisa diambil oleh kedua belah pihak untuk menghindari konflik. Diawali dengan komunikasi yang baik, pada akhirnya anak akan menyadari bahwa membahagiakan orang tua tidak harus dengan jalan mengubur impian mereka,”tambanya.
Kata-kata “Keluar Main” mungkin terdengar sederhana, namun bagi mereka yang tumbuh besar di sekitaran Sulawesi Selatan, ini adalah istilah yang penuh kenangan.
Arif Brata yang berpemeran sebagai Ibo memberikan pandangannya mengenai perselisihan yang kerap terjadi antara orangtua dan anak tentang dukungan meraih cita-cita yang bukan di bidang akademik
“Masa sekolah sangat menentukan tujuan hidup seorang anak, dan dukungan orangtua sangat penting untuk bersama dengan proses itu. Syukurlah di titik ini semua orang tercinta Brata mendukung Brata yang bekerja di dunia entertainment. Dan Brata pun akan melakukan hal yang sama untuk anak Brata, karena semua bakat, tidak hanya akademik, sama bernilai dan berharganya. Semoga dari Ibo, penonton bisa belajar tentang bagaimana menyelaraskan antara harapan orangtua dan cita-cita anak,” ujarnya.
Sebagai pemain yang terlibat Alisa Savitri yang baru pertama kali memerankan sebuah film panjang pertamanya merasakan campur aduk dengan terlibat di film ini.
“Perasaannya ya campur aduk sih, ini pengalaman aku pertama karena di setiap scene sama kakg brata intens. Banyak komedinya malah, jadi selama syuing sutradranya juga gak langsung sesuai skrip ada tambahan untuk kak brata improvisasi nah di titik-titik itu yang berat buat aku, tapi aku sangat dibantu oleh semua pemain dan crew. Dan di film ini pertama kalinya aku mengendari motor klasik,” kata Alisa Savitri.
“Tahun 1994 itu pertama kalinya saya nonton Piala Dunia. Waktu itu masih sempat lihat dua pertandingan terakhir sang legenda Maradona. Di Indonesia sepak bola menjadi semakin populer dan penggemarnya di mana-mana. Film ini pun menggambarkan moment di masa itu. Di mana euphoria terhadap sepak bola mencapai puncaknya. Semoga dengan menonton film ini, kita bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang pada masa itu,” ungkap Arie Kriting.
Film ini akan resmi tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai tanggal 28 Maret 2024. Film ini dapat menjadi pilihan hiburan yang tepat untuk ngabuburit sebelum berbuka puasa, yang akan menghibur dan menghadirkan tawa bagi para penontonnya. (EH)