Gempa yang terjadi di Pulau Siberut, Mentawai berkekuatan 6,4 magnitudo, pada Senin (29/82022) sebanyak 2.326 orang mengungsi ke tenda pengungsian. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebutkan jumlah tersebut akan terus bertambah.
Kepala Badan Pelaksana (Kalaksa) BPBD Mentawai, Novriadi mengatakan jumlah pengungsi tersebar di tiga titik pengungsian. Di mana terdiri dari 1.188 orang perempuan dan 1.138 orang laki-laki.
“Ada 494 KK, jumlah itu akan terus bertambah melihat banyaknya terjadi gempa susulan,” ujarnya, Senin (29/8).
Sementara posko pengungsian yang dibangun NGO ASB pada program Destana, rumah masyarakat dan ladang (tanpa pondok) yang berada di dataran tinggi.
Novriadi juga mengungkapkan pengungsi berasal dari tujuh dusun yang ada di Desa Simalegi, Kecamatan Siberut Barat, yaitu Saboilagkat, Sute’uleu, Muara Selatan, Muara Utara, Bataet Utara, Bataet Selatan, dan Sakaldhat.
“Alasan mereka pengungsi karena takut akan gempa susulan bermagnitudo lebih besar,” ujar Novriadi.
Selain itu, gempa yang berasal dari Desa Simalagi, Siberut Barat tersebut membuat lima bangunan rusak yaitu satu unit gereja, aula Kantor Camat Siberut, satu unit SMPN 3 Simalegi rusak ringan, satu unit SDN 11 Simalegi rusak berat, dan satu unit Puskesmas Betaet rusak ringan.
“Gereja itu rusak berat, dan aula rusak ringan,” katanya.