Potensi gempa besar di segmen megathrust Selat Sunda akan memicu guncangan hebat di Jakarta, bahkan Selat Sunda, Jawa Barat dan Lampung akan dihantam Tsunami dengan ketinggian mencapai 15 meter.
Potensi gempa besar di segmen Megathrust Selat Sunda ini disampaikan oleh Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.
Daryono juga mengatakan, bahwa Jakarta berpotensi mengalami guncangan yang setara dengan VIII MMI (Modified Mercalli Intensity).
Skala Mercalli merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa Bumi dan terdiri dari skala I hingga XII. Kekuatan gempa VIII MMI termasuk dalam kategori parah.
“Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh,” tulis BMKG dalam website resminya untuk menggambarkan kekuatan gempa pada skala VIII MMI.
Daryono juga menjelaskan bahwa guncangan yang kuat di Jakarta jika terjadi gempa besar di segmen megathrust Selat Sunda turut disebabkan oleh karakter tanah di Jakarta yang lunak.
“Berdasarkan pemodelan, jika terjadi gempa megathrust, maka Lampung, Banten, Jawa Barat dan Jakarta akan mengalami gempa dengan guncangan VII sampai VIII MMI. Ini termasuk berat,” kata Daryono, Sabtu (23/1/2022).
“Apalagi Jakarta karena tanahnya lunak, bisa mengamplifikasi guncangan sehingga kerusakan mungkin akan lebih parah,” imbuh Daryono.
Sebagai pembanding, gempa Aceh yang memicu tsunami pada 2004 silam kekuatannya berada di skala IX MMI.
Selain itu Daryono menegaskan dengan potensi gempa bermagnitudo 8,7 di segmen megathrust Selat Sunda, maka tsunami juga berpeluang terjadi jika terjadi gempa besar.
Menurut pemodelan para ilmuwan, tsunami akibat gempa tersebut bisa menyapu pesisir Lampung, Banten, Jawa Barat dan juga sebagian Jakarta. Tsunami di Selat Sunda, Jawa Barat dan Lampung bisa mencapai 15 meter.
Daryono menjelaskan bahwa semua risiko ini telah dipelajari oleh BMKG untuk mengedukasi publik, bukan untuk menakut-nakuti. Tujuannya agar publik sadar akan adanya potensi gempa, tentang bahayanya dan mengetahui langkah yang harus diambil jika terjadi bencana.
Sebelumnya diwartakan bahwa BMKG mengatakan ada potensi gempa dengan kekuatan tertarget 8,7 di segmen megathrus Selat Sunda. Ini diketahui antara lain dari absennya gempa besar di segmen tersebut dalam 300 tahun terakhir.
Daryono membandingkan Selat Sunda dengan Pangandaran di Jawa Barat yang sudah mengalami gempa serta tsunami pada 2006 dan Bengkulu pada 2007 dengan kekuatan 8,5.
“Selat Sunda sama-sama megathrust dengan Bengkulu dan Pangandaran. Mengapa Selat Sunda dilewatkan? Berarti di Selat Sunda masih ada akumulasi energi yang belum dirilis,” pungkasnya.