Bagi-bagi fee Bansos Covid-19 diungkapkan oleh mantan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bansos Corona, Matheus Joko Santoso. Ia mengaku diperintah mantan Mensos Juliari Peter Batubara untuk mengumpulkan fee bansos Corona sebesar Rp 10 ribu per paket dari perusahaan penyedia bansos.
Joko Santoso juga mengungkapkan total fee Bansos yang dia kumpulkan senilai Rp 16,7 miliar. Hal itu disampaikan Joko saat diperiksa sebagai saksi dalam sidang penyuap bansos Corona, Harry Van Sidabukke dan Ardian Iskandar Maddanatja, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Senin (8/3/2021).
Joko juga mengatakan total fee Bansos yang terkumpul Rp 16,7 miliar, tapi yang diberikan ke Mensos Juliari Rp 14,7 miliar. “BAP Rp 14,7 miliar total, yang diberikan ke Mensos Rp 16,7 miliar, apa saja rinciannya?” tanya jaksa ke Joko.
“Benar kurang-lebih segitu. Saya coba sampaikan (rincian) di sini, untuk penyerahan ke pak menteri melalui Pak Adi 8,4 miliar, diberikan bertahap. Rp 2 miliar uang untuk apa kurang tahu, diminta untuk serahkan saja, kemudian Rp 3 miliar saya sampaikan di ruang Pak Adi juga informasinya untuk bayar pengacara, kemudian Rp 1,4 miliar saya sampaikan di ruang Pak Adi, lalu Rp 2 miliar saya sampaikan di Bandara Halim waktu itu mau tugas ke Semarang, saya sampaikan ke Pak Adi di parkiran,” ujar Joko.
Selain membagi jatah untuk menteri, Joko juga mengaku fee bansos Corona yang terkumpul itu diberikan ke sejumlah pejabat di Kemensos. Selain ke pejabat Kemensos, ada yang diberikan ke kolega Juliari sebesar Rp 100 juta, tapi dia tidak tahu siapa kolega itu.
Inilah rincian pejabat Kemensos dan orang lain yang terima fee dalam BAP Joko yang dibacakan adalah:
– KPA Bansos Corona, Adi Wahyono untuk Juliari Rp 8,4 miliar
– KPA Bansos Corona, Adi Wahyono Rp 1 miliar
– Dirjen Linjamsos Kemensos, Pepen Nazarudin Rp 1 miliar
– Karo Perencanaan Adi Karyono Rp 550 juta.
– Karopeg Kemensos, Amin Rahardjo Rp 100 juta
– Direktur PSKBS, Sunarti Rp 100 juta
– Staf Kemensos Robbin Rp 300 juta
– Tim Bansos, Yogi Rp 300 juta
– Iskandar Rp 250 juta
– Staf Kemensos Rizki Rp 350 juta
– Tim Bansos, Firman Rp 250 juta
– Reinhan Rp 70 juta
Selain pemberian uang ke pejabat Kemensos, uang itu digunakan untuk membeli handphone dan sepeda Brompton. Joko mengatakan ada juga pemberian uang ke anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“Pembelian 10 buah Hp Rp 140 juta kepada pimpinan Kemensos, Brompton 3 sepeda untuk Sekjen Hartono Laras senilai Rp 120 juta, dan untuk operasional BPK Rp 1 miliar,” ungkap Joko.
“Di BAP menyebut nama Achsanul Qosasi?” tanya jaksa.
“Saya kurang tahu, hanya diminta Pak Adi untuk menemui Pak Yonda, ketemu di koridor Mall Green Pramuka,” ungkap Joko.
Kemudian Joko juga mengungkapkan uang itu juga diperuntukkan buat segala jenis kegiatan Kemensos. Termasuk membayar artis Cita Citata saat mengisi acara Kemensos di Labuan Bajo.
“Lalu, pembayaran hotel biro humas Rp 80 juta, pembayaran tes swab COVID pimpinan Kemensos Rp 30 juta, seragam baju tenaga pelopor Rp 80 juta, pembayaran kegiatan Mesuji Lampung Rp 100 juta, pengerahan tenaga pelapor untuk monitoring gudang Rp 80 juta, pembayar makan minum rapat pimpinan awal akhir Rp 100 juta, pembayar makan minum tim bansos relawan dan tim pantau Rp 200 juta, pembayar sapi Rp 100 juta, sewa pesawat carter Labuan Bajo Rp 270 juta, pembayaran artis untuk kegiatan rapat Labuhan bajo Rp 150 juta,” jelas Joko.
“Artisnya informasinya Cita Citata, saya juga nggak hadir,” ujar Joko.
Joko mengaku tidak tahu alasan fee bansos dipergunakan untuk agenda Kemensos dan pejabat Kemensos. Joko mengaku hanya menjalankan perintah.
Dalam kasus ini, Juliari Peter Batubara dan pejabat Kemensos Adi Wahyono serta Matheus Joko Santoso ditetapkan menjadi tersangka fee bansos Corona. Di sidang ini, yang duduk sebagai terdakwa adalah Harry Van Sidabukke dan Ardian Iskandar Maddanatja.
Keduanya didakwa memberi suap ke mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara dkk. Harry disebut jaksa memberi suap Rp 1,28 miliar, sedangkan Ardian memberi Rp 1,95 miliar.
Keduanya memberi uang suap agar Kemensos menunjuk perusahaan mereka sebagai penyedia bansos sembako Corona. Mereka juga memberikan fee bansos Rp 10 ribu per paket bansos ke Juliari setiap mereka mendapatkan proyek itu, uang ini yang disebut uang operasional.