Bisnis haram Selebgram terkenal asal Palembang, Adelia Putri Salma, kini menjadi pusat perhatian setelah ditangkap oleh pihak kepolisian terkait dugaan keterlibatannya dalam jaringan narkoba.
Adelia, yang juga diketahui sebagai istri dari seorang narapidana bandar narkoba bernama Kadafi alias David, sebelumnya dikenal karena aktif membagikan aktivitasnya di media sosial, terutama di akun Instagramnya yang memiliki lebih dari 21 ribu pengikut.
Adelia sering membagikan berbagai aktivitasnya termasuk hobi menembak, latihan panahan, serta kegiatan berkuda. Beberapa postingan menunjukkan Adelia tengah mengejar hobi-hobinya di lapangan tembak di Jalan Pom IX, Palembang.
Namun, semua postingan tersebut tiba-tiba menghilang dan akun Instagram milik Adelia dikunci dari publik pada Selasa (29/8/2023), mengundang tanda tanya besar di kalangan pengikutnya.
Lebih lanjut, terungkap bahwa di luar kepopulerannya sebagai selebgram, Adelia memiliki hubungan dengan dunia gelap narkoba.
Suaminya, Kadafi alias David, telah ditangkap pada tahun 2017 oleh Polda Sumsel dan BNNP dalam sebuah operasi besar yang berhasil mengamankan puluhan kilogram sabu, ribuan pil ekstasi, serta senjata api.
Meski David saat ini menjalani hukuman 20 tahun penjara di Lapas Nusa Kambangan, Adelia diduga terlibat dalam upaya menyembunyikan aset-aset hasil kejahatan suaminya.
Dirresnarkoba Polda Lampung, Kombes Erlin Tangjaya, mengungkapkan bahwa Adelia menerima uang tunai miliaran rupiah dan transferan uang dari suaminya.
Bukti-bukti transferan tersebut ditemukan dalam penggeledahan di rumah mereka di Jalan Catur, Kelurahan Lorok Pakjo, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang.
Erlin juga menegaskan bahwa David, yang telah mendekam di penjara, diduga masih terlibat dalam bisnis narkoba. Adelia, sebagai istrinya, diduga menerima dana dari bisnis tersebut.
Dalam upaya penyelidikan, pihak kepolisian berhasil menyita sejumlah aset yang diduga terkait dengan bisnis narkoba yang dijalankan oleh pasangan tersebut.
Aset-aset ini meliputi rumah, minimarket, serta mobil. Adelia saat ini telah diamankan dan menjalani pemeriksaan intensif di Polda Lampung terkait keterlibatannya dalam kasus ini.
Kasus ini menjadi sorotan publik yang menggugah perhatian akan kompleksitas dan interkoneksi antara dunia selebriti dengan kegiatan ilegal yang terlarang.
Adelia Putri Salma Terhubung dengan Sosok Gembong Narkoba Fredy Pratama
Selebgram bernama Adelia Putri Salma ternyata salah satu dari 39 tersangka yang terhubung dengan sosok gembong narkoba asal Banjarmasin, Fredy Pratama.
Fredy Pratama disebut terhubungan dengan sindikat-sindikat barang haram itu di banyak negara. Pria 38 tahun itu disebut mempunyai banyak aset di Banjarmasin yang kini disita polisi.
Fredy menjadi sorotan setelah Bareskrim Polri menangkap 39 tersangka kasus narkoba jaringan internasional Fredy Pratama dalam periode Mei-September 2023.
“Dalam salah satu pengembangan di Polda Lampung kita juga mengamankan satu orang selebgram berinisial APS, mungkin nanti Pak Kapolda bisa memberikan penjelasan dan saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka,” ucap Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Komjen Wahyu Widada dalam konferensi pers di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/9/2023).
Fredy sendiri sampai sekarang statusnya masih buron dan sudah masuk daftar DPO sejak 2014 lalu.
“Ya kita maksimalkan juga (proses penangkapannya), ya mohon doa restunya lah. Kan posisi dia bukan di Indonesia bos, di luar negeri bos,” katanya, Selasa (12/9/2023).
Selain Indonesia, bandar narkoba kelas kakap ini juga diburu Interpol tiga negara lain, yakni Royal Malaysia Police, Royal Thai Police, dan US-DEA.
Interpol memburunya sejak dikabarkan bersembunyi di The Golden Triangle atau Segitiga Emas.
Zona ini merupakan surga bandar narkotika di Asia Tenggara.
Siapa sosok Fredy Pratama?
Fredy Pratama diduga punya banyak nama panggilan. Saat ini empat nama yang terungkap, di antaranya Fredy Pratama, Miming, Fredy Miming, Wang Xiang Ming.
Banyaknya nama panggilan itu menunjukkan sepak terjang Fredy Pratama di bisnis narkoba bukan sembarangan.
Ferdy Pratama diduga juga mengontrol pasar gelap narkoba Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya Banjarmasin, sejak 2013.
Fredy Pratama sendiri disebut memiliki aset di Banjarmasin, kota kelahirannya.
Hal ini dapat dilihat dari aksi polisi yang menyita restoran terkenal di Jalan Djok Mentaya, Banjarmasin, pada Selasa sore (12/9/2023).
Restoran tersebut bernama Shanghai Palace, yang diduda milik Fredy. Petugas kepolisian tampak memasang garis polisi di rumah makan tersebut.
Penyegelan ini terkait dengan pengungkapan sindikat narkoba internasional jaringan Fredy Pratama. Selain itu, polisi juga menyita sejumlah kendaraan bermotor.
Sebagaimana keterangan pejabat Mabes Polri bersama Polda Kalsel yang menggelar jumpa pers pengungkapan Transnational Organized Crime (TOC) alias Kejahatan terorganisasi transnasional Narkotika dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) jaringan Fredy Pratama alias Miming, pada Selasa (12/9/2023).
Penyegelan empat unit mobil dan satu motor mewah belum dijelaskan secara rinci. Apakah ada kaitannya dengan kasus terkini. Begitu pula penyegelan Restoran Shanghai Palace.
Dari kabar yang beredar, Fredy merupakan anak pengusaha restoran setempat.
Dia kini duduga bersembunyi di Thailand dan telah melakukan operasi plastik untuk menghindari kejaran polisi.
“Ya ada kemungkinan dia mengubah wajah muka ya. Ya mau operasi plastik kita nggak tahu, dia mengubah identitas diri,” ucapnya.
Bareskrim Polri membongkar sindikat perdagangan gelap narkoba jaringan internasional Ferdy Pratama.
Kepala Bareskrim Polri Komjen Wahyu Widada menyebut ini merupakan pengungkapan terbesar se-Indonesia. Bahkan menyebutkan bahwa sindikat Fredy kemungkinan adalah yang terbesar.
“Setelah ditelusuri lebih lanjut, diketahui bahwa sindikat Fredy pratama ini adalah sindikat narkoba yang cukup besar, mungkin terbesar,” kata Wahyu pada Selasa (12/9/2023)
Wahyu menjelaskan pengungkapan juga merupakan kerja sama dengan berbagai pihak di antaranya jajaran polda serta Kepolisian Malaysia dan Kepolisian Thailand.
Menurut dia, ini merupakan pengungkapan terbesar lantaran sejak tahun 2020-2023 terdapat sekitar 408 laporan terkait kasus narkoba yang merupakan jaringan Fredy Pratama.
“Tahun 2020-2023 ada 408 laporan polisi dan total barang bukti yang disita sebanyak 10,2 ton sabu yang terafiliasi dengan kelompok Fredy Pratama ini,” bebernya.
“Jadi dari beberapa barang yang beredar di Indonesia, setelah kita telusuri ada koneksinya. Ada afiliasinya dengan jaringan Fredy Pratama ini,” sambungnya.
Dia menambahkan, total tersangka yang ditangkap dari adanya 408 laporan periode 2020-2023 itu ada sebanyak 884 tersangka.