Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan akan ada potensi tsunami setinggi 29 meter di Pesisir Selatan Jawa Timur (Jatim). Peringatan ini muncul ketika sejumlah bencana alam tengah menghantui Indonesia saat ini.
Untuk mengantisipasi terjadinya potensi tsunami setinggi 29 meter tersebut. Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan telah mengerahkan stafnya ke sejumlah wilayah selatan Jatim untuk persiapan mitigasi bencana.
“Ini staf tak tugaskan mulai minggu ini, mereka akan menyisir,” ujar Risma di Surabaya, Jumat (4/6/2021).
Risma juga mengatakan bahwa pihaknya akan melatih warga di sejumlah wilayah yang termasuk dalam potensi tsunami setinggi 29 meter tersebut untuk melakukan mitigasi bencana. Sehingga, masyarakat diharapkan bisa mengetahui langkah-langkah penyelamatan mandiri dan evakuasi.
“Aku menugaskan stafku untuk mengadakan pelatihan untuk warga dan anak-anak di wilayah itu. Jadi tak suruh nyisir, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Malang Selatan, Lumajang, Blitar, Pasuruan, Probolinggo sampai Banyuwangi,” kata Risma.
“Ini ada suatu yang nanti akan berputar, meskipun aku sebenarnya sudah dua kali melakukan vidcall (video call) dengan kepala dinas sosial. Jadi di Jabar, Lampung, Bali, NTT dan NTB, Jatim dan Jateng,” imbuhnya.
Sebelumnya, BMKG telah memperingatkan potensi gempa bumi di atas 7 magnitudo dan tsunami setinggi 29 meter di pesisir selatan Jatim. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan dari hasil analisis pihaknya, seluruh pesisir Jatim berpotensi untuk diterjang tsunami apabila ada gempa besar.
“Hasil analisis kami untuk wilayah Jatim, seluruh pesisir itu potensinya tinggi maksimum 26-29 meter di Kabupaten Trenggalek, itu tinggi maksimum. Waktu tiba tercepat 20-24 menit di Kabupaten Blitar,” terang Dwikorita dalam keterangan pers.
Sementara itu, pemerintah daerah (pemda) Pacitan tengah mempersiapkan tempat pengungsian bagi warganya ketika tsunami datang menghantam. Pacitan merupakan salah satu daerah yang juga termasuk ke dalam wilayah berpotensi tsunami.