Tohirin alias Mbah Slamet (45) dengan santai menjelaskan cara dia membunuh 12 korbannya. Dukun pengganda uang asal Banjarnegara yang tega membunuh korbannya karena ditagih hasil penggandaan uang itu bahkan tampak sangat santai saat dihadirkan dalam jumpa pers.
Slamet mengaku, ia baru akan mengubur korbannya saat mereka telah dipastikan tewas. Dukun pengganda uang ini mengubur mereka di ladang miliknya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara.
“Sudah betul-betul mati baru saya kubur kalau belum mati, belum berani saya ngubur, ndan. Setelah diminum, orangnya nggak sempet bilang seperti itu (minta tolong) setelah minum, langsung sudah enggak bisa bilang apa-apa, langsung muntah terus dia sekitar 5 menit sudah ngga kerasa (tewas)” ujar Slamet dalam jumpa pers, Selasa (4/4).
Dukun sadis itu bahkan menyebut racun potas yang ia gunakan sebagai benda ‘ajaib’. Sebab, korban-korbannya langsung meregang nyawa sesaat setelah meminum racun itu.
“Nggak sampet bilang apa-apa, karena potas itu ajaib sekali, ndan,” imbuhnya.
Slamet menjelaskan, pembunuhan itu selalu diawali dengan ritual bohong-bohongan. Mereka dibawa di lokasi tempat mereka akan dikubur dan meminum racun.
“Jam 19.30 ritual. Berangkat dari rumah jam 16.00 WIB jadi ga curiga. Ritual 1 jam, ritualnya cuma ngobrol terus setelah udah agak malam disuruh minum, ndan,” ungkap dia.
Slamet mengaku lupa dengan jumlah uang yang berhasil ia himpun dari para korbannya sejak tahun 2020. Ia mengatakan uang itu sudah habis dipakai.
“Ada yang Rp 50 juta ada yang Rp 40 juta. Sudah dipakai terus sih, ndan,” ucap dia.
Ia juga mengaku siap untuk bertobat dan tak akan lagi mengulangi perbuatannya menghabisi nyawa orang lain.
“Udah lah intinya saya menerima menjalani hukuman, intinya yang sudah tidak akan berulang lagi gitu, ndan. Bertobat juga siap,” lanjut Slamet.
Sementara, Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto menegaskan, pihaknya masih akan mendalami kemungkinan adanya korban lain.
“Tidak menutup kemungkinan masih ada temuan-temuan lagi,” imbuh dia.
Ia juga menyebut, keterangan yang diberikan Slamet masih terus berubah-ubah. Slamet juga mengaku lupa siapa saja yang dibunuhnya.
“Sudah lihat sendiri dia lupa ini atas nama siapa, tapi yang hari ini (mayat ditemukan) dia ingat, itu namanya Irsyad tapi saya belum bisa pastikan karena ketika diinterogasi dia suka berubah-ubah (keterangannya),” kata Hendri.