Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, Evi Yandri Rajo Budiman, mengingatkan pentingnya mempertahankan dan merawat sumber daya yang ada di Sumatera Barat. Khususnya olah raga tradisional yang memiliki sejarah panjang yang melatari dimainkannya olahraga tersebut oleh anak nagari.
Hal ini disampaikan Evi Yandri saat membuka Festival Sipak Rago se Sumatera Barat yang diselenggarakan tanggal 17 hingga 18 Juli 2022 di halaman Kantor KAN Pauh IX Kecamatan Kuranji, Kota Padang.
“Sipak Rago itu olah raga yang memiliki sejarah panjang, olah raga ini dimainkan oleh anak nagari guna mengelabui penjajahan Belanda,” ujar anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat ini, di kantor KAN Pauh IX, Minggu, 17 Juli 2022.
Evi menuturkan, pada saat Belanda menguasai nagari di Minangkabau, tak satu pun anak nagari bebas untuk latihan silat. Maka salah satu strategi ketika itu adalah dengan bermain sipak rago. Strategi yang dilakukan anak nagari ini cukup berhasil mengecoh penjajah Belanda.
“Anak nagari menggunakan sipak rago untuk latihan silat, pada saat Belanda menanyakan sedang melakukan permainan apa? Anak nagari spontan menjawab sedang olahraga, padahal saat itu kita tengah berlatih silat dengan menggunakan bola,” ungkap Evi Yandri.
Akhirnya kata Evi, olahraga ini berkembang, bola yang dibuat dari anyaman daun kelapa dan kulit rotan ini juga dimainkan sampai ke daerah semenanjung Melayu. Namun, Sipak rago hanya ada di Sumatera Barat dan masih dimainkan di beberapa daerah pinggiran.
“Sipak rago itu kekayaan masa lalu yang tak ternilai harganya. Sipak rago yang dimainkan dengan membutuhkan kecepatan, kelincahan, dan penguasaan bola ini bisa dijadikan dasar untuk beberapa cabang olah raga, tidak hanya untuk olah raga sepak takraw tapi juga dibutuhkan dalam cabang sepakbola dan bola voli,” ujar Evi.
Menurut Evi Yandri, hal inilah yang selama ini terlupakan dan seakan ditinggalkan begitu saja oleh para penggiat olahraga bahkan pemerintah. Olahraga tradisional Minangkabau itu, semuanya memiliki latarbelakang yang sangat penting untuk terus didalami.
“Maka semua kompenen perlu bersinergi, agar permainan anak nagari yang sudah dilupakan ini perlu mendapat sentuhan semua komponen masyarakat kita, terutama pemerintah,” pungkas Sekretaris DPD Partai Gerindra Sumatera Barat ini.