Bharada E mengakui kepada mantan pengacaranya Deolipa Yumara bahwa Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi menjanjikan uang dengan jumlah yang cukup fantastis usai membunuh Brigadir Yosua
Deolipa Yumara mengurai cerita mengejutkan tersebut. Dia menceritakan detik-detik Ferdy Sambo memerintahkan Bharada E untuk menembak Brigadir Yosua.
Deolipa membongkar skenario Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi setelah Brigadir J tewas. Menurut Deolipa Yumara, Sambo dan istrinya menawarkan uang kepada Bharada E, Brigadir RR dan KM.
Bahkan, kata Deolipa Yumara, uang yang dijanjikan oleh Sambo dan istrinya itu diperlihatkan kepada ketiga tersangka. Uang itu disebutkan dalam bentuk pecahan dollar dengan jumlah yang fantastis dan masing-masing tersangka mendapat jumlah yang berbeda.
Sebelum diperintah oleh Ferdy Sambo untuk menembak, Bharada E menyebut dirinya sempat melihat Brigadir J berlutut di depan sang jenderal.
“Di Duren 3 itu (TKP) Yosua kelihatannya ogah naik ke atas, jadi Yosua di bawah aja, ada satu lagi, ada brimob, kemudian Ricky di atas, kemudian Yosua disuruh naik ke atas, Richard juga disuruh naik ke atas. Di atas itu sudah ada kejadian si almarhum Yosua berlutut di depan Sambo,” tutur Deolipa Yumara.
Kemudian saat Brigadir J sedang berlutut, Bharada E mengaku dirinya melihat Ferdy Sambo sedang memegang pistol. “Tapi Sambo pakai sarung tangan, biasa namanya mafia kan suka pakai sarung tangan,” kata dia.
“Dalam posisi itu ada perintah dari Sambo ke Richard, woi sekarang tembak woi, tembak!.
Namanya perintah ya Richard ketakutan, kalau tidak nembak mungkin dia kena tembak. Jadinya dia langsung tembak, 4-5 kali, ya mati anak orang,” jelasnya.
Ia pun menyebut bahwa saat itu Bharada E tidak melihat keberadaan Putri Candrawathi ada di mana.
“Secara kejiwaan mentalnya kena, kan menembak darah muncrat, jaraknya kan cuma 2 meter. Kalau lihat darah kan jiwa langsung terguncang, darah muncrat, mungkin otaknya muncrat,” ujarnya.
Tak hanya itu, Deolipa Yumara juga menjelaskan skenario Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi beberapa hari setelah Brigadir J meninggal dunia.
“Ketika sudah mulai adem, dipanggilan Bharada E, Kuwat dan Ricky kalau tidak salah, ke rumahnya Sambo. Saya blak-blakan sekarang, di rumah Sambo ini kata Bharada E, ada Putri dan Pak Sambo,” kata Deolipa Yumara.
Di sana, kata dia, Putri Chandrawati dan Ferdy Sambo kemudian menawarkan uang dengan jumlah fantastis kepada Bharada E dan dua tersangka lainnya.
“Itu sudah beberapa hari, sudah mulai adem. Menawarkan uang kepada Kuwat. Menawarkan uang kepada Ricky juga, tapi dalam bentuk dollar,” tuturnya.
Namun menurut Deolipa Yumara, uang itu hingga saat ini belum juga diserahkan oleh Ferdy Sambo kepada tiga tersangka tersebut.
“Uangnya ditunjukkin, tapi dijanjikan oleh Sambo, kalau semuanya sudah beres, udah SP3 karena bela paksa, setelah beres baru uangnya satu bulan kemudian dikasih. Sebagai uang buat kamu happy happy. Tapi uang itu tidak pernah dikasih sampai sekarang, itu iming-iming namanya. Itu ceritanya kepada saya,” beber Deolipa Yumara.
Deolipa Yumara pun sedikit memberikan bocoran mengapa Ferdy Sambo begitu marah kepada Brigadir J.
“Orang kalau sampai begitu geram, itu kan kalap,” kata dia.
“Apakah ini terkait peristiwa sensitif di Magelang?,” tanya host.
“Iya lah, apalagi. Kita juga kan kalau punya pacar ditungguin orang kan marah, tapi kita gak usah marah kan orang (masih) pacar. Tapi kalau istri bisa, tapi kan kita harus punya EQ tinggi untuk menjaga supaya ini aman untuk keluarga,” bebernya lagi.
Menurut pengakuan Bharada E, kata dia, Ferdy Sambo juga pada peristiwa itu ikut menembak. “Saat Bharada E menembak, Sambo juga menembak, tapi dia tidak tahu Sambo menembak apa. Cuma yang dia tahu Sambo menembak dinding, untuk alibi seolah-olah terjadi tembak menembak,” tandasnya.