Soft Opening FJN ART GALLERY yang berlokasi di Jl. Kemang Selatan XII Kav.5 Jakarta Selatan pada tanggal 31 Maret 2022 yang dihadiri oleh para perupa dari Jakarta, kolektor, art lovers, kritikus seni dan dari pihak dinas dan dewan kesenian – kebudayaan provinsi Jakarta.
Pembukaan dimulai dengan kata sambutan oleh Fitrajaya Nusananta sendiri yang termasuk pemilik gallery, dan setelah itu kata sambutan oleh Merwan Yusuf sebagai kurator resmi dari gallery. Aidil Usman mewakili Dewan Kesenian Jakarta yang akhirnya menyampaikan sambutan menandakan peresmian dari gallery.
Jacky Ranuwisosro sebagai Gallery Director, menjelaskan bahwa misi dan visi gallery adalah sebagai sarana untuk perupa – perupa yang memiliki ide, konsep extraordinary atau out of the box dapat berpameran di gallery ini, sebagaimana dalam interviewnya dengan para jurnalis.
Pada kesempatan ini, gallery mengikutsertakan dua perupa wanita yang memiliki bakat luar biasa, yaitu Ester Kurniawati dan Nita Nursita, mereka mendapatkan bimbingan dalam berkarya oleh Fitrajaya Nusananta.
Ester Kurniawati, lahir pada tahun 1970 di Malang, Jawa Timur adalah seorang pelukis Indonesia yang tinggal dan bekerja di Jimbaran, Bali. Ditandai dengan kebebasan dan kreativitas Ester Kurniawati dicirikan oleh sapuan kuas ekspresionis, écriture automatique, goresan abstraksi, dan pencarian berkelanjutan untuk ekstrem baru.
Ester dikenal karena sering terlihat pada karyanya menggunakan simbol elemennya yang khas, sosok-sosok yang dilukis secara sensual, dan subjek yang sering menggugah pikiran. Karyanya ditandai oleh aura misterius yang berada di lanskap mistis dan obyek figure – figurnya yang menampakkan konflik identitas. Ester menyeimbangkan antara abstraksi, ekspresi dan figurasi sebagai ide dan konsep dasar penciptaannya.
Tidak ada keraguan bahwa Ester telah mengembangkan gayanya sendiri yang sangat signifikan. Dengan kata-katanya sendiri, dia tak hentinya mengeksplorasi “aspek kemanusiaan yang pribadi, momen-momen yang terlihat dan tidak terlihat.
Ester mendapatkan pendidikan seni sejak Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, di Surabaya dan sejak tahun 2021 melanjutkan pendidikan pada tingkat profesionalnya dengan seniman kontemporer Indonesia Fitrajaya Nusananta sebagai private mentornya. Selain itu Ester mulai pertengahan tahun 2022 ini akan bergabung menambah pendidikannya di Sotheby’s Institut of Art di bidang Contemporary Art Since 1990.
https://www.instagram.com/p/Cb0Z4XnLdy8/?utm_source=ig_web_copy_link
Ester adalah harta karun yang terletak di sarang lebah pengetahuannya. Akan terus-menerus dalam perjalanan berkeseniannya berada di samping serangga bersayap alam dan pengumpul madu pikiran.
Dia menemukan keunikan bakatnya dan kemampuan ekslorasi intens yang liar dengan melihat jauh ke dalam. Di sana dia menemukan bahwa emas yang dicari,berada.
Dalam pernyataan senimannya, Ester seorang pelukis kontemporer menjelaskan proses kreatifnya dan memberi pembaca wawasan tentang kondisi mental setiap manusia saat berkreasi. Dia berfokus pada sumber inspirasi untuk karyanya dan menjelaskan bagaimana dia menemukan keindahan dalam detail kecil di di sekelilingnya.
Ester juga menyentuh Edvard Munch, Gustav Klimt, Egon Shiele, Vincent van Gogh, Caravaggio, Marc Chagall dan banyak maestro lainnya yang terkenal memengaruhi karyanya. Dia masuk ke detail yang cukup jauh dan dalam untuk melukiskan gambaran yang kaya bagi penikmat seni tanpa membanjiri pembaca dengan terlalu banyak informasi.
“Saya membiarkan diri saya pergi jauh. Saya tidak terlalu memikirkan rumah dan pepohonan, sungai maupun gunung, tetapi menerapkan garis-garis warna, brush stroke dan bintik-bintik pada kanvas… Dalam diri saya bergema memori sore hari di pantai pantai Kuta dan pantai Melasti Bali – di depan mata saya ada skala kuat dan jenuh warna dari cahaya dan atmosfer Van Gogh, yang menggelegar dalam-dalam di bayang-bayang.
Saya tidak banyak tertarik pada hubungan warna atau bentuk atau apa pun. Saya hanya tertarik untuk mengekspresikan emosi dasar manusia – tragedi, ekstasi, malapetaka, dan sebagainya – dan fakta bahwa banyak orang – orang menangis ketika dihadapkan dengan gambar saya menunjukkan bahwa saya mengomunikasikan emosi dasar manusia… Orang-orang yang menangis sebelum gambar saya memiliki agama yang sama dengan yang saya miliki ketika saya melukisnya.
Ia juga menjelaskan proses dan konsep yang menginspirasi karyanya. Saat ia bekerja di berbagai media dan memasukkan banyak konseptualisme dalam karyanya, pernyataannya memberi pemirsa wawasan dan pemahaman yang lebih besar.
“Treasure the things about you that make you different and unique”
“Hargai hal-hal tentang Anda yang membuat Anda berbeda dan unik”
Jakarta, 3 April 2022