Foto Bilyet Giro Rp 2 Triliun atas Nama Heryanti Beredar, Nama Bank Mandiri Ikut Terseret

- Advertisement -
Foto Bilyet Giro Rp 2 Triliun atas nama Heryanti baru-baru ini beredar. Heryanti merupakan anak bungsu almarhum Akidi Tio yang kini tereseret dalam kasus donasi bodong.

Sementara nama Bank Mandiri ikut terseret dalam rencana donasi Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19 dari keluarga Akidi Tio. Karena disebutkan pencairan akan dilakukan melalui rekening bank BUMN tersebut.

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi mengatakan dana senilai Rp 2 triliun itu akan dicairkan Heryati lewat bilyet giro melalui Bank Mandiri. Namun sampai batas batas waktu pencairan uang tersebut tidak bisa dicairkan.

“Kami tunggu sampai pukul 14.00 WIB, kita undang untuk datang ke Polda Sumsel,” ujar Supriadi.

Ketika ditelusuri terkait nomor rekening atas nama Haryanti dan Heni Kresnowati tersebut. Kedua nomor rekening itu valid.

Namun, Regional CEO Bank Mandiri (Persero) Tbk, Region II/ Sumatera 2, Lourentius Aris Budiyanto masih enggan berkomentar karena menurutnya sesuai dengan undang-undang perbankan tidak diperkenankan.

“Maaf soal itu sesuai aturan saya belum bisa berkomentar,” kata Aris.

Hal yang sama juga disampaikan Government Business Head Regional II Sumatera, Iwan Setiawan juga enggen berkomentar terkait nama Bank Mandiri yang ikut dalam rencana donasi tersebut karena pencairan melalui bank Mandiri.

“Mohon maaf belum bisa kasih keterangan terkait hal tersebut,” jelas Iwan.

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi menegaskan bahwa Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri tak kenal dengan Heriyanti, anak bungsu almarhum Akidi Tio.

Heriyanti diketahui mewakili keluarga Akidi memberikan sumbangan sebesar Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan. Sayangnya hingga kini dana tersebut belum cair dan masih dipertanyakan keberadaannya.

Supriadi menyebutkan, bantuan almarhum Akidi Tio itu dikomunikasikan oleh Prof Hardi Dermawan selaku dokter keluarga Akidi Tio kepada Irjen Pol Eko Indra Heri.

Ia menggarisbawahi, bantuan tersebut untuk penanganan Covid-19 di Sumsel melalui Irjen Pol Eko Indra Heri sebagai pribadi, bukan Kapolda Sumsel.

“Jadi Prof Hardi komunikasi dengan Pak Eko pada 23 Juli merencanakan adanya bantuan Akidi Tio sebesar Rp 2 Triliun. Terkait itu, Pak Eko tidak kenal dengan Heriyanti. Saya garis bawahi jika bantuan itu untuk perorangan, bukan sebagai Kapolda Sumsel,” ujar Supriadi, Senin (2/8/2021).

“Pak Eko hanya kenal dengan anak Pak Akidi Tio di Langsa,” imbuhnya.

Setelah komunikasi pada 23 Juli, lanjut Supriadi, dilanjutkan dengan pemberian bantuan secara simbolis pada 26 Juli.

“Pak Eko menyambut tanpa pandang bulu, siapa yang mau bantu, silahkan. Makanya diajaklah Pak Gubernur, Danrem dan sebagainya agar ini terbuka,” jelasnya.

Terkait Heriyanti ke Polda Sumsel, Supriadi menegaskan bahwa Heriyanti diundang, bukan ditangkap. Ia juga menegaskan jika status Heriyanti sementara ini adalah terperiksa, belum jadi tersangka.

“Saat ini masih terperiksa (status Heriyanti). Sekarang masih diperiksa, mudah-mudahan secepatnya ada titik terang,” jelasnya.

Adakah uang Rp 2 Triliun itu? Supriyadi belum bisa memastikan karena proses pemeriksaan masih berlanjut.

spot_img

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA