Gunung Merapi yang berada di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah telah mengeluarkan 19 kali guguran lava pijar, pada Senin (6/9/2021) pukul 00.00 hingga 06.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).
Hal itu disampaikan Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, melalui keterangan tertulis, Senin (6/9/2021).
Menurut Hanik, guguran lava pijar itu memiliki jarak luncur maksimum 1.000 sampai 1.500 meter ke arah barat daya.
Hanik menuturkan, Merapi mengalami 38 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-17 mm selama 14-139 detik, 25 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-5 mm selama 8-13 detik.
Selain itu, Merapi mengalami 35 kali gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 3-7 mm selama 7-15 detik, dan dua kali gempa fase banyak dengan amplitudo 5-24 mm selama 5 detik.
Selama periode pengamatan Senin pagi, asap kawah Gunung Merapi terpantau berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tingginya 50 meter di atas puncak kawah.
Menurut BPPTKG, status aktivitas Gunung Merapi masih berada pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Apabila terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung ini dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Sebelumnya, pada periode pengamatan Minggu (5/9/2021) malam pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi tercatat 11 kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.000-2.000 meter ke arah barat daya.