Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menjadi saksi dalam kasus Haris Azhar dan Fatia Maulidianty yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (8/6).
Dalam kesaksiannya, Luhut mengaku dekat dengan Haris Azhar, bahkan pada 2 Maret ia masih membahas soal saham dengannya.
“Maret tanggal 2 dia (Haris) masih kontak saya, terus saya atur Haris ketemu dengan Joddy. Mereka mau minta supaya saham orang, apa namanya…” kata Luhut terpotong suara sorakan dalam ruang sidang di PN Jaktim, dikutip dari kumparan, Kamis (8/6).
“Para ketua adat area lokasi Freeport. Karena menurut kami bukan tanggung jawab kami, kami sampaikan coba dilihat sesuai hukum,” lanjutnya.
Majelis hakim lalu bertanya, apa yang membuat Luhut yakin bahwa yang menghubunginya adalah Haris. Luhut lalu menjawab dengan menyebutkan nomor ponsel Haris yang ada dalam ponselnya.
“Berapa lama dari penolakan terhadap permintaan saham sampai keluar podcast [yang dipermasalahkan]?” tanya hakim.
“Saya kira Pak Lambong bertemu dengan Joddy [bulan] Maret, April. Saya kira setelah itu enggak ada kontak. Saya kira, Maret-April terakhir itu,” jawab Luhut.
Luhut juga bercerita Haris beberapa kali pernah datang ke rumahnya untuk membicarakan banyak hal. Sampai terakhir, saat Haris menghubunginya soal kepengurusan saham.
“Sebenarnya [mengobrol dengan Haris Azhar soal] banyak hal. Tapi banyak fokus masalah saham ini, hak dari suku dekat Timika sana. Saya juga berempati mengenai hal ini. Makanya saya hubungi staf saya. Tapi kan tidak segampang itu juga, dan saya telepon Freeport, Freeport jawab, CEO-nya kan kita tanya, suku mana dulu karena banyak suku yang klaim punya saham di sana,” kata Luhut.
“Haris Azhar itu berlaku sebagai apa sampai bisa minta saham itu? Apakah dia mewakili suku itu?” tanya Hakim.
“Saya tidak paham soal itu,” tutup Luhut.
