Yosep Hidayah diduga sebagai otak pembunuhan istri dan anak kandungnya sendiri. Banyak yang menduga harta dan istri muda menjadi pemicu terjadinya tindakan biadab tersebut.
Kasus pembunuhan ibu dan anak yang terjadi di Subang Jawa Barat ini, sudah dua tahun menjadi misteri. Namun, dugaan bahwa Yosep Hidayah sebagai pelaku utama sudah lama terendus, tapi pihak kepolisian tidak gegebah menetapkan para tersangka.
Namun, tiba-tiba saja berdasarkan pengakuan Muhamad Ramdanu alias Danu, saksi kunci dalam kasus ini mengaku telah membantu Yosep saat mengeksekusi kedua korban pada 18 Agustus 2021 lalu.
Kasus yang sempat menjadi misteri selama dua tahun pun menimbulkan pertanyaan. Mengapa Yosep begitu tega menghabisi kedua orang yang mestinya disayangi dan dilindungi. Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu ternyata tewas ditangan Yosep Hidayah yang tak lain adalah suami Tuti dan ayah kandung Amalia.
Yosep dan Danu kini telah menjadi tersangka. Selain itu ada tiga orang lain yang juga dijadikan tersangka yaitu Mimin Mintarsih (istri kedua Yosep) dan dua anak Mimin, Abi dan Arigi.
Saat ini Polda Jabar terus memperdalam kasus tersebut dan sedang meminta keterangan kepada para pelaku. Namun hingga kini, polisi belum mengungkap motif dari pembunuhan tersebut.
Beberapa motif yang kemungkinan berkaitan dengan peristiwa berdarah tersebut berdasarkan pengakuan para saksi adalah harta dan istri muda.
Seperti diketahui kedua korban adalah pengelola Yayasan Bina Prestasi Nasional sebuah lembaga pendidikan di di Desa Cijengkol, Kecamatan Serangpanjang, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Pendiri yayasan tersebut adalah Yosep dan beberapa tokoh setempat. Akan tetapi belakangan Yosep malah mental dalam kepengurusan yayasan tersebut.
Sementara Tuti dan Amalia menjadi Bendahara dan sekretaris yayasan dengan gaji yang disebut-sebut cukup besar di desa itu.
Sementara ketua yayasan dijabat oleh anak sulung Yosep dan Tuti, Yoris Amanullah.
Setelah terdepak dari yayasan, Yosep tidak memiliki penghasilan tetap. Sementara kemungkinan motif lainnya adalah karena istri kedua yaitu Mimin Mintarsih.
Dalam pengakuannya kepada media Lilis Sulastri yang merupakan kakak keempat Tuti atau bibinya Amalia mengatakan hubungan Tuti dan Yosep sudah tidak harmonis.
Hal ini karena Yosep memiliki istri kedua yaitu Mimin. Ketidakharmonisan keluarga tersebut dikatakan terjadi sejak Amalia berusia empat tahun.
Disebutkan, korban sering menerima teror dari istri muda suaminya tersebut. Namun hal itu dibantah oleh Mimin. Ia mengaku hubungan dengan madunya tersebut baik-baik saja.
Kasus pembunuhan tersebut sempat menghebohkan warga. Tuti dan Amalia ditemukan tewas dalam bagasi mobil Alphard mereka yang terparkir di garasi rumah mereka di Kampung Ciseuti, Desa Jalancagak, Kabupaten Subang, 18 Agustus 2021 silam.
Polisi memastikan, keduanya korban pembunuhan. Namun, para tersangka tak juga berhasil ditetapkan polisi, hingga akhirnya Danu mengaku.
“Dari MR ini kita mendapatkan beberapa orang yang menurut dia sebagai pelaku, kemudian kita lakukan penangkapan, dari empat orang ini, kita sudah menetapkan sebagai tersangka, lima termasuk MR, yang kita tahan dua orang yaitu YH dan MR,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jabar, Kombes Pol Surawan, di Mapolda Jabar, Rabu (18/10/2023).
Yosef diduga menjadi pelaku utama dalam pembunuhan ini.
Pada saat pemeriksaan dulu, ujar Surawan, penyidik sempat menemukan pakaian milik Yosef yang diduga ada bercak darahnya.
“Menurut keterangan dari MR, baju ini digunakan pada saat malam itu, YH mengajak MR ke TKP sehingga dari baju inilah kita mempunyai alat bukti yang kuat terhadap kasus ini untuk melakukan penahanan dan menetapkan tersangka terhadap YH,” katanya.
Selain itu, tak lama setelah kejadian Yosef sempat meminta Danu atau MR mendatangi lokasi kejadian untuk membersihkan darah.
“Memang sempat ada pembersihan TKP, jadi yang membersihkan pertama adalah MR. MR yang membersihkan darah di lantai kemudian juga memasukkan baju ke kamar mandi,” ucapnya.
Achmad Taufan, kuasa hukum Danu, mengatakan selama ini Danu tidak berani mengungkapkan apa yang dia ketahui soal peristiwa pembunuhan itu karena takut dan mendapat ancaman dari pelaku lain.
“Orang kayak Danu yang ada dalam pikirannya, kalau saya bongkar saya nanti dimatiin juga, nanti saya dibunuh juga, kalau saya bongkar nanti keluarga saya kenapa kenapa nih,” ujar Achmad.
Achmad mengatakan, tim kuasa hukum berencana mengajukan Danu sebagai justice collaborator (JC).
“Iya kita pasti akan ajukan itu (JC) karena ya sekarang kita semua kan sadar, kalau tidak ada tindakan Danu hari ini, berani datang ke Polda menyerahkan diri, ya kasus ini akan seperti ini terus. Sehingga patut untuk kita ajukan JC Danu,” ujarnya.
Kepada polisi Danu mengaku ikut terlibat dalam pembunuhan terhadap Tuti dan Amalia. Danu-lah yang mengambilkan golok atas permintaan Yosep Hidayah, yang kemudian dipakai mengeksekusi Tuti dan Amalia di dalam rumah.
Danu juga menyaksikan sendiri saat proses eksekusi tersebut, ketika Yosep membenturkan kepala Amalia ke tembok dengan sangat keras, tak lama setelah Danu mendengar suara jeritan dari dalam rumah.
Danu adalah satu dari lima tersangka kasus pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu. Dia kabur dari upaya penangkapan polisi pasca kasus tersebut terkuak publik dan kemudian bersembunyi.
Karena dihantui rasa bersalah, didampingi pengacaranya, Danu akhirnya menyerahkan ke polisi dan kemudian ‘nyanyi’ ihwal yang dia tahu dan keterlibatannya dalam kasus pembunuhan tersebut.