Aksi relawan beratribut FPI untuk membantu warga yang menjadi korban banjir di Cipinang Baru, Jakarta Timur pada Sabtu, (20/2/2021) dibubarkan pihak kepolisian. Namun terkait hal ini mantan Sekretaris Umum FPI, Munarman, mengaku prihatin.
Menurut Munarman, aksi relawan FPI tersebut adalah untuk kemanusiaan. Apalagi, mereka yang bergerak memberikan bantuan kepada korban banjir itu merupakan FPI bukan Front Pembela Islam yang dibubarkan pemerintah. Tapi, FPI bentukan baru yakni Front Persaudaraan Islam.
Munarman pun mengaku heran dan sangat menyayangkan ada makhluk-makhluk yang alergi dengan huruf FPI. Sehingga karena kebodohan dan kedunguannya, kata dia, akhirnya minta dihapus seluruh yang ada huruf FPI.
“Cuma karena sudah buta mata dan buta hati, maka makhluk-makhluk itu tidak ingin ada huruf FPI,” kata Munarman, Minggu, 21 Februari 2021.
Namun, beredar foto aparat kepolisian dan TNI menggunakan perahu karet yang ada tulisan FPI untuk melakukan evakuasi warga terdampak banjir di media sosial. Petugas berseragam TNI, Polri dan Tim SAR pakai masker lagi mendorong perahu karet yang bertuliskan FPI Pademangan.
Atas kejadian ini, warganet pun mencibir aksi aparat yang memakai perahu karet milik FPI tapi membubarkan posko organisasi tersebut. “Poskonya dipaksa bubar, perahu karetnya dipake,” tulis akun Twitter @L4dyY0ng.
Polisi sebelumnya tidak menampik adanya tindakan membubarkan tim relawan yang mengatasnamakan Front Persaudaraan Islam (FPI) saat bertandang ke wilayah banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Mereka pun mengungkapkan alasan mengapa langkah itu dilakukan.
Polisi mengaku hal itu dilakukan karena aksi relawan tersebut memakai atribut FPI yang sudah dilarang oleh negara. Maka dari itu, tindakan tersebut dilakukan polisi.
“Kemarin benar (pembubaran) karena kan mereka itu ikut dengan memakai atribut FPI sedangkan sekarang segala kegiatan bentuknya FPI kan dilarang, kan kita tahu sendiri,” ujar Kapolsek Makasar Jakarta Timur, Komisaris Polisi Saiful Anwar.