Keluarga mahasiswi Undip Semarang bernama Anindita Syafa (20) yang meninggal saat mendaki Gunung Lawu menolak korban diautopsi. Keluarga mengaku ikhlas dan menyebut korban memiliki riwayat penyakit maag.
Salah satu kerabat Anindita, Dewi mengatakan, sebelum mendaki Gunung Lawu, Anindita sempat memeriksakan dirinya ke dokter. Dokter memastikan korban aman untuk mendaki.
“Kemarin sempet cek dan tetep bawa obat. Soalnya itu kan kedinginan, kalau asam lambung itu kan gitu toh, naik,” ujar Dewi di rumah duka di Graha Sendangmulya Blok KK, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Senin (26/6).
“Iya menolak untuk diautopsi,” sambungnya, dikutip dari kumparan pada 26 Juni.
Selama duduk di bangku perkuliahan, Anindita dikenal menyukai kegiatan yang berhubungan dengan alam. Bahkan mendaki Gunung Lawu merupakan salah satu keinginan terbesar mahasiswi semester IV ini.
“Tahu, sudah izin. Itu tuh sudah keinginannya dari dulu. Pengin banget naik ke Lawu, ini kan abis ujian kan. Soalnya kakaknya, kan juga suka naik gunung,” jelas dia.
Sebelumnya, mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Anindita Syafa (20) tewas saat mendaki Gunung Lawu pada Minggu (25/6). Ia diduga mengalami sakit dan hipotermia.
Ia meninggal dunia saat sedang mengikuti kegiatan fun hiking bersama rekan komunitas mahasiswa pecinta alam jurusan teknik mesin) atau Mapala Kompas Undip.
Jenazah korban dimakamkan di TPU Kaliwiru, Candisari, Kota Semarang.