Makassar Recover Dinilai Tak Efektif Menekan Penularan COVID-19

- Advertisement -
Anggota Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Kota Makassar Abdul Wahid menilai upaya pemerintah menekan angka penularan COVID-19 melalui Makassar Recover tidak begitu efektif.

Makassar Recover dinilai tidak efektif oleh Abdul Wahid, terkait meningkatnya kasus COVID-19 di Kota Makassar sejak 19 Mei 2021 atau sepekan setelah lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah. Dia mengatakan hal ini cukup mengkhawatirkan.

“Inikan kemarin ada upaya-upaya yang dilakukan pemerintah lewat Makassar Recover, tapi setelah lebaran tetap saja meningkat,” ungkap Abdul Wahid.

Tercatat RT Makassar per 25 Mei 2021 telah naik menjadi 1,58 dari sebelumnya masih di bawah 0,86 (19 Mei 2021). Per 25 Mei kemarin, angka kasus yang tercatat, naik secara signifikan dalam sehari, dari 4 kasus baru di hari sebelumnya, naik 43 kasus baru.

Dia meminta agar pemerintah harus meninjau ulang, sebab anggaran yang digunakan untuk Makassar Recover sudah cukup tinggi, dari laporan terakhir anggaran sudah menelan Rp50,2 milliar dari penganggaran awal sebesar Rp370 miliar.

“Ini yang perlu diatensi bahwa kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah itu belum terlalu maksimal hasil yang dicapai,” jelas politisi PPP ini.

Dia melanjutkan bahwa Makassar Recover perlu ditinjau kembali oleh DPRD, khususnya dari Komisi D sendiri.

“Kami teman-teman di DPRD mungkin akan meninjau hal ini. Kita mau minta tanggapan dari pemkot termasuk dari pengendali Covid-19 Kota Makassar ini. Bagaimana kebijakan ini dilakukan artinya tidak tercapai. Ada hal-hal yang mungkin perlu dibicarakan agar bisa menjadi kesadaran bersama,” katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi D Abdul Wahab Tahir melihat meningkatnya kasus Covid-19 di Kota Makassar dianggap karena minimnya sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat. Kebijakan tersebut tidak akan efektif jika tidak ada kesadaran dari masyarakat sendiri. Dia mendesak agar pemerintah bisa lebih masif dalam penjejakan kasus baru.

“Ini semestinya lebih proaktif melakukan deteksi awal, pemberlakuan PPKM ini juga harus lebih ketat. Itu semestinya jam 10 malam sudah harus tutup semua. Dan utama harus dibarengi dengan mengedukasi rakyat agar mereka paham,” ujar Wahab.

Legislator Golkar ini mengatakan, pemerintah saat ini terlalu longgar dalam menangani Covid-19. Wahab mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan lockdown jika kasus masih terus mengalami peningkatan.

“Pemerintah harus mempertimbangkan lockdown lokal, penyebarannya yang massif itu yang harus kita tahu dulu. Supaya 1,58 (Rt) ini bisa ditekan,” pungkasnya.

Sementara untuk laju penularan Covid-19 di seluruh Sulsel masih fluktuatif. Data Dinkes menunjukkan, ada penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 9 kasus dari 101 spesimen yang diperiksa, menurun dari laporan sehari sebelumnya yang mencapai 51 kasus baru, pada tanggal 25 Mei 2021 dengan 593 spesimen.

Dengan demikian, hingga per tanggal 26 Mei 2021, akumulasi kasus Covid-19 di Sulsel dilaporkan mencapai 62.024 kasus. Namun 60.701 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh, lalu 942 orang meninggal dunia.

spot_img

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA