Nilai transaksi fantastis Syahrul Yasin Limpo mencapai lebih dari Rp 100 miliar. Hal ini diketahui setelah KPK menerima Laporan Hasil Analisis (LHA) terkait kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan).
Analisis tersebut memuat nilai transaksi fantastis rekening SYL sejak 2019-2023. Tahun tersebut merupakan kurun waktu Syahrul Yasin Limpo menjabat sebagai Mentan.
Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri mengungkapkan LHA ini penting untuk menelusuri aliran uang kasus Kementan tersebut. Terlebih untuk memaksimalkan asset recovery.
Ali Fikri menyebut bahwa LHA dari PPATK penting untuk menelusuri aliran uang.
“Data transaksi keuangan tersebut tentu sangat penting untuk membantu Tim Penyidik menelusuri aliran uang yang masuk ataupun keluar dari rekening pihak-pihak tertentu yang tercatat dalam laporan tersebut,” ujar Ali Fikri, Jumat (6/10).
Sebelumnya, Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan LHA dari pihaknya sudah diserahkan ke KPK. “Semua sudah kami serahkan ke KPK,” kata Ivan, Jumat (6/10).
Humas PPATK Natsir Kongah menambahkan bahwa laporan itu sudah diserahkan ke penyidik KPK sejak beberapa bulan lalu. Ia pun tak menampik bahwa setiap laporan analisis PPATK pasti terkait indikasi pencucian uang.
“Penyidik sedang melakukan proses untuk itu,” kata dia.
“Hasil Analisis yang disampaikan oleh PPATK tentunya memiliki indikasi tindak Pidana Pencucian Uang,” imbuhnya.
KPK belum mengumumkan secara resmi status tersangka SYL maupun konstruksi kasusnya. Hanya disebut bahwa SYL dijerat dengan 3 sangkaan yakni pemerasan dalam jabatan, gratifikasi, dan pencucian uang.
Saat penggeledahan di rumah dinas Mentan, KPK menemukan uang Rp 30 miliar. Bahkan sebagiannya berada di dalam tumpukan amplop.
Syahrul Yasin Limpo sudah mengundurkan diri dari jabatannya selaku Mentan. Ia menunjuk Febri Diansyah dkk sebagai kuasa hukum untuk menghadapi kasusnya di KPK.
SYL belum berkomentar soal kasusnya yang sedang diusut KPK. Termasuk soal dugaan transaksi di rekeningnya yang disebut lebih dari Rp 100 miliar.