Oknum ustaz berinisial AG (26) dan juga pemilik majelis taklim dan pengajian anak-anak di Kabupaten Serang telah tega mencabuli 5 orang muridnya. Peristiwa pencabulan itu telah dilakukannya sejak tahun 2019 yang lalu.
Kapolres Serang AKBP Mariyono mengungkapkan, oknum ustaz itu melakukan pencabulan terhadap terhadap sejumlah muridnya dengan ancaman menggunakan bahasa Jawa Serang.
Perbuatan cabul itu telah dilakukannya sejak Mei 2019 hingga Oktober 2020 ke 5 murid di bawah umur.
“Ari ora gelem mah wis ora ngaji ning kene maning lamun ora nurut kita mah (kalau nggak mau ya udah nggak usah ngaji, kalau nggak mau nurut sama saya),” kata Mariyono di Mapolres Serang, Selasa (29/12) kemarin.
Dua orang dari lima orang murid perempuan itu telah disetubuhi oleh pelaku dan tiga sisanya dicabuli. Semua perbuatan dilakukan di majelis taklim milik tersangka.
“Tempat kejadiannya di majelis, tersangka ini oknum guru ngaji” jelasnya.
Prilaku cabul tersangka berhasil diungkap berkat laporan satu orang tua yang juga tokoh masyarakat di Serang. Korban melaporkan ke polisi pada 15 Desember 2020 dan ditindaklanjuti dengan pemeriksaan intensif. Baru pada 18 Desember, polisi mengamankan pelaku dari rumahnya.
Dari hasil pemeriksaan, pencabulan tersangka rupanya dilakukan saat saat istrinya sedang hamil. “Yang bersangkutan sudah beristri dan kondisi hamil, istrinya sedang hamil kondisi 7 bulan,” ujar Kapolres.
Murid yang mengaji di majelis pelaku sengaja dilakukan sampai tengah malam. Pengajaran pun dibuat satu persatu untuk menutupi aksi bejat tersangka.
“Jadi modus operandinya (mengaji) satu persatu, muridnya mengaji sampai diri hari di majelis taklim,” ujarnya.
Tersangka AG mengaku gelap mata sampai tega melakukan perbuatan bejat kepada lima muridnya. Ia lakukan perbuatan itu di majelis taklim yang juga sebagai rumah saat istrinya pergi.
“Gelap mata, cuma nafsu doang, (melakukan pencabulan) di rumah, di ruang tamu,” ungkap AG.
Majelis dan tempat pengajian miliknya memang terbuka namun sepi dari penduduk setempat. Ada sekitar 25 murid yang kebanyakan di bawah umur dan masih sekolah. Pengajian didirikan sejak 4 tahun lalu.
“Ada 15 murid laki-lakinya, sisanya perempuan,” ujarnya.