Pendakwah Terkenal di Siak Gerayangi Siswi MTs Sepulang Study Tour dari Bukittinggi

- Advertisement -
Seorang pendakwah terkenal di Siak diduga telah melakukan pelecehan seksual di atas bus dalam perjalanan pulang study tour dari Bukittinggi, Sumatera Barat.

Pelaku merupakan pendakwah terkenal di Siak, Riau ini saat kejadian menjadi tour guide rombongan study tour MTs Kabupaten Siak ke Bukittinggi.

Kasus ini terungkap ketika pihak keluarga mendengar pengakuan seorang siswi  MTs tersebut. Informasi terkait pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum pendakwah terkenal di Siak ini telah bergulir sejak Rabu (23/11/2022) malam.

Pada Kamis (24/11/2022) siang, warga Siak Sri Indrapura dibuat heboh oleh informasi ini. Banyak pihak yang mengungkapkan kekecewaannya terhadap oknum juru dakwah tersebut.

Apalagi sang oknum juga diketahui bekerja di salah satu Kantor Urusan Agama (KUA) di Kabupaten Siak.

Keluarga korban menceritakan kepada media, bahwa korban adalah anak perempuan yang sangat polos dan masih 15 tahun. Korban mendapat perlakuan pelecehan itu pada 16 November 2022.

“Pihak sekolah korban mengadakan study tour ke Bukittinggi, memakai travel agent yang dikelola Pak Ustadz sekaligus tour guide untuk rombongan sekolah itu,” ujarnya.

Pihak sekolah memberangkatkan 80 orang siswa dengan dua bus dari travel yang dikelola oleh oknum pendakwah tersebut. Dalam perjalanan oknum tersebut sudah melihat korban. Setiba di Bukittinggi, pendakwah itu melakukan pendekatan sangat intens ke si korban.

“Sebenarnya korban sudah merasa risih dengan pendekatan yang dilakukan oknum ini selama tour di Bukittinggi,” kata keluarga korban.

Dalam perjalanan pulang dari Bukittinggi menuju Siak, Riau sang oknum ini meminta duduk dekat korban. Sejak pukul 23.00 WIB -04.00 WIB, tangan oknum itu menjalar ke bagian tertentu tubuh korban yang membuat korban merasa sangat dilecehkan.

“Di dalam bus, korban duduk dengan temannya sesama perempuan, tiba-tiba oknum ustadz ini menyempil di sela-sela bangku bus, dan minta nebeng di kursi korban,” kata dia.

Modus si oknum pendakwah itu adalah numpang duduk karena tidak ada kursi yang kosong. Secara perlahan oknum menggerayangi korban. Satu tangan oknum pendakwah tersebut menggenggam tangan korban, satu tangannya lagi meraba pada bagian dada.

“Perbuatan oknum ustadz ini membuat korban merinding dan takut. Korban tidak tidur selama perjalanan sibuk menepis tangan si oknum. Sekarang korban trauma,” ujar kelurga korban sambil meneteskan air mata.

Jahatnya, katanya, oknum pendakwah itu sempat menyita Ponsel korban agar korban tidak mengirim pesan kemana-mana. Bahkan sempat menutup mulut korban.

Menurut keluarga korban, pihaknya sudah melaporkan kejadian itu ke pihak sekolah. Namun tampaknya pihak sekolah justru ingin melindungi si oknum.

“Anehnya pihak sekolah menyarankan menempuh jalan damai secara kekeluargaan,” kata dia.

Keluarga korban menolak saran pihak sekolah sehingga membuat laporan ke Polres Siak. Pihak korban juga didampingi Penasihat Hukum Ismail SH.

Setelah ditelusuri, korban juga termasuk keluarga anggota Komisi I DPRD Siak, H Azmi. Azmi meradang mendengar keponakannya telah dilecehkan seorang pendakwah.

“Saya menyayangkan sikap pihak sekolah yang justru ingin masalah tak melebar. Itu malah mencoreng dan menginjak-injak harga diri keluarga besar kami,” kata dia.

Menurut Azmi, pihak sekolah teledor dalam hal ini. Pasalnya kegiatan study tour seharusnya dipenuhi tanggungjawab besar karena melibatkan anak-anak.

“Di mana tanggungjawab mereka. Saya mendukung dan mendorong penuh kasus ini biarlah pihak kepolisian yang memproses agar terlihat siapa benar dan salah di mata hukum,” katanya.

Sementara oknum pendakwah tersebut berkilah, dan mengatakan bahwa si korban menjatuhkan tangan ke tangannya. Akhirnya tangan mereka saling menggenggam.

Kemudian dijatuhkannya kepalanya ke bahu si oknum tersebut yang kemudian ditepis pakai tangan kiri agar korban kembali duduk di sandarannya.

“Tangan saya diambilnya, lalu diletakkannya ke dadanya Bang, saya takut dan mencoba mengelak,” ujarnya.

Menurut oknum pendakwah ini, meskipun si korban masih 15 tahun namun sudah punya nafsu. Oknum mengaku kejadian itu bukan atas niat dan kehendaknya.

“Saya sudah beritikad baik menjumpai keluarganya, agar ini diselesaikan secara kekelurgaan, jika tidak mau dan memang harus ke polisi saya berserah diri kepada Allah,” ujarnya.

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA