Pong Hardjatmo, aktor senior kelahiran Surakarta 1942 resmi menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) PARFI.
Pong Hardjatmo, adalah aktor yang masih selalu eksis di perfilman baik sebagai pembicara narasumber juga pengajar penasehat dalam lingkup perfilman tanah air.
Sebagai Ketua DPO PARFI, Pong Hardjatmo mengukuhan dan melantikan Kepengurusan Seluruh keanggotaan DPO PARFIyang di dilaksanakan pada 17 Maret 2021 lalu.
Sebelum mengukuhkan Anggota DPO PARFI, Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi terpilih dalam Konggres PARFI yang di percepat tangaal 10 maret 2020 sudah menentukan Ketua DPO PARFI terpilih Pong Hardjatmo.
Pengukuhan dan pelantikan pengurus DPO PARFI digelar tanggal 17 maret 2021 memiliki makna dalam falsafah Jawa pitulas atau tujuh belas yang bisa di artikan pitulungan lan kawelasan yaitu pertolongan dan kasih sayang dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Angka yang penuh makna ini bukan sekedar kebetulan dalam pengukuhan dan pelantikan kepengurusan seluruh keanggotaan DPO PARFI. Begitu hal ketujuh anggota DPO seakan membentuk dalam formasi unik di DPO.
“Memfilosofikan dalam istilah Jawa.. pitu berarti pitungan atau pertolongan dari Tuhan yang mana angka 7 pun menjadi angka sakral angka kuat dalam falsafah jawa yang meliputi unsur kehidupan Alam Semesta.”ujar Pong Hardjatmo kepada Indeksnews.
“Semoga ketujuh ini bisa selalu menjadi penyeimbang jalannya keorganisasian PARFI sebagai Organisasi Profesi yang mampu membangun dan mensejahterakan anggotanya dalam visi dan misi nya sesuai AD/ART yang ada.”ucapnya.
Pemilihan anggota DPO PARFI yang mana sesuai dalam keputusan Rakernas di Lembang Bandung 9 maret kemarin telah memutuskan bahwa komisi A membentuk panja dalam 6 bulan kedepan Komisi A akan menyempurnakan AD/ART.
“Saya berterimakasih dengan tujuh ini karena tujuh itu bukan kepercayaan atau istilah spiritualnya mistis atau punya filosofi dan bukan milik bangsa Indonesia saja bahkan di seluruh dunia pun memakai filosofi angka tujuh ini.
Pada kesempatan kali ini, Pong Hardjatmo sebagai ketua Dewan Pertimbangan Organisasi PARFI telah mengukuhkan dan melantik secara sederhana namun khidmat di Kantor PARFI.
Telah ditetapkan Shandy Nayoan sebagai Wakil Ketua namun acara hari ini belum bisa hadir dan telah menitipkan pesan semangat untuk kemajuan dan kejayaan PARFI bersama keluarga besar DPO dan Pengurus Besar PARFI.
Emma Febry aktris laga tahun 90 an yang sekarang aktif di perusahaan financial semakin kokoh dan trampil sebagai Sekretaris I dan yang duduk di Sekretaris II adalah Dinda Fitri seorang penulis juga produser film pemerhati sejarah dan budaya semakin manis melengkapi kepengurusan DPO.
Ricky Hosada seorang Aktor laga juga juara Thai boxing yang menjaga kebugaran atletisnya yang merasa berhutang budi pada kancah perfilman Indonesia, beliau datang dari Makasar ke Jakarta untuk menjadi pemain film dan berhasil memerankan beberapa film sebagai peran utama motivasi inilah kenapa Ricky Hosada berkenan turut serta bergabung dalam keluarga DPO PARFI.
Semangat luar biasa pun sangat terlihat pada Wenda Wijaya dimana di masa kejayaannya telah banyak membintangi film – film Indonesia dan menyatakan rindu pada kejayaan perfilman Indonesia.
Neneng A Tuti seorang bintang yang seakan tak pernah redup kecantikan dan karismanya yang awet juga sebagai pendiri salahsatu partai di negeri ini menjadikan DPO semakin luwes berwibawa dengan background dan karakter yang meliputi sebagai keluarga besar DPO PARFI yg sehati dalam visi dan misi melakukan perubahan penertiban untuk kemajuan berkibarnya PARFI dan mengembalikan kejayaan perfilman Tanah Air.
Dalam Konggres PARFI yang dipercepat tanggal 10 maret 2020 selain memilih Pong Hardjatmo sebagai Dewan Pertimbangan Organisasi PARFI juga Alicia Djohar sebagai Ketua Umum PARFI dan Alicia Djohar telah memilih Gusti Randa sebagai Sekretaris Umum yang diharapkan mampu membangun berkibar dan kejayaan PARFI.
Setahun telah berlalu dan PARFI pun telah selesai melaksanakan pelantikan pengurus besar rapat pleno juga Rakernas yang telah berlangsung tanggal 8,9,10 maret 2021 di Hotel Panorama Lembang Bandung dan telah melantik 5 pengurus Daerah yakni Jabar, Kalbar, Sumbar, Jateng, Lampung. Sebagai sebuah organisasi, PARFI juga memiliki program peduli orang – orang yang membutuhkan.
“Kenapa sekretaris ada dua, satu mba Ema dan yang satunya mba Dinda karena mba Ema juga mempunyai kesibukan. Yang menghasilkan uang tidak dapat diganggu. Begitu juga mba Dinda yang mempunya kesibukan. Jadi seandainya mba Ema tadi bisa mba Dinda dapat menggantikan begitu juga mba Ema. Selama AD ART yang baru belum disahkan maka AD ART yang lama masih berlaku. Karena Gatot Brajamusti alm dan Febrian Adhitya itu PARFI tidak legal karena tidak terdaftar di KUMHAM jadi menggunakan AD ART nya Yeni Rachman, “tutup Pong Hardjatmo.
Pong Hardjatmo berharap dan menghimbau DPO untuk bisa bersama PB PARFI dan semua anggotanya harus bekerjasama juga sama sama bekerja keras mengembalikan marwah PARFI yang sesungguhnya. (EH).