Warganet dibuat penasaran dengan sosok Rachmawaty, janda cantik yang diperebutkan Kasatpol PP Makassar, Muhammad Iqbal Asnan dengan pegawai Dishub Makassar, Najamuddin Sewang.
Identitas janda cantik Rachmawaty dibocorkan oleh Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto alias Danny Pomanto.
Janda cantik ini merupakan pegawai negeri sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Makassar. Rachmawaty menjabat sebagai kepala seksi (kasi) Transportasi Publik Dishub Kota Makassar.
Danny Pomanto mengaku mengenal janda cantik yang biasa dipanggil Rachma itu. “Kepala seksi kah apa. Maksudnya saya tahu orangnya,” ucap Danny Pomanto, Minggu (17/4/2022).
Kini, foto-foto janda cantik itu pun beredar di media sosial dan menjadi bahan gunjingan warganet. Rachmawaty yang sehari-harinya mengenakan jilbab itu memiliki paras yang cantik, kulitnya putih bersih.
Dia seorang ibu yang memiliki seorang anak perempuan yang sudah remaja. Ia kerap memposting foto anaknya di media sosial.
Aktif di Organisasi Karate
Rachma aktif di organisasi karate. Ia beberapa kali mengunggah fotonya memakai baju karate. Keterlibatan janda cantik ini di organisasi karate juga diketahui oleh Danny Pomanto selaku Ketua Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) Kota Makassar.
“Kalau tidak salah dia pengurus karate atau pengurus olahraga apa. Saya kan Ketua Forki Makassar,” ucap Danny.
Rachma diduga terlibat cinta segitiga dengan Kasatpol PP Makassar, Muhammad Iqbal Asnan dengan pegawai Dishub Makassar, Najamuddin Sewang.
Iqbal Asnan disebut mulai dekat dengan janda cantik ini sejak menjabat sebagai Kepala Dishub pada 2019 lalu. Cinta terlarang Iqbal Asnan tetap berlanjut setelah diangkat menjadi Kasatpol PP Makassar pada 2021.
Namun sejak Iqbal Asnan pindah dari Dishub, Rachma mulai didekati oleh Najamuddin Sewang. Iqbal dan Najamuddin sama-sama sudah berkeluarga. Najamuddin memiliki dua anak masing-masing berusia 12 dan 6 tahun.
Iqbal sempat memperingatkan Najamuddin melalui kakak kandungnya, Juni Sewang agar menjauhi Rachma. Hal ini diungkapkan langsung oleh Juni.
“Iqbal sendiri pernah menghubungi saya secara langsung dan menyatakan bahwa ada tekanan pengancaman di dalamnya,” ungkap Juni saat ditemui di Polrestabes Makassar, Sabtu (16/4).
Juni menuturkan ancaman Kasatpol PP Makassar itu disampaikan sejak 2019 lalu. Dia diancam Kasatpol PP Makassar lewat telepon.
“Ancamannya langsungnya ke saya. Dia bicara langsung ke saya by phone, ‘kalau bukan adekmu saya habisi’,” kata Juni.
Juni kemudian mengklarifikasi kedekatan korban dengan Rachma. Juni mengaku sudah meminta korban untuk berhenti mendekati Rachma.
“Jauh sebelum almarhum masuk bergabung di Dishub saya sudah pernah peringatkan. Ada staf yang tidak boleh kamu buka ruang,” bebernya.
Peringatan dan ancaman Iqbal tak membuat Najamuddin mundur. Hal itu membuat Iqbal geram. Ia kemudian menyewa tiga orang pembunuhan bayaran untuk menghabisi Najamuddin.
Pembunuh bayaran itu berinisial S, AKM, A. Ketiganya memiliki peran berbeda saat mengeksekusi Najamuddin. Ada yang berperan sebagai penggambar, ada pula sebagai eksekutor.
Sang eksekutor menembak mati Najamuddin saat melintas di pertigaan Jalan Danau Tanjung Bunga, Kelurahan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate pada Minggu (3/4/2022).
Juni Sewang juga mengungkapkan fakta bahwa Kasatpol PP Makassar Muh Iqbal Asnan pernah memperkenalkan Rachma kepadanya. Saat itu, Iqbal mengakui Rachma sebagai istri sirinya.
Menurut Juni, dia berteman baik dengan Iqbal karena merupakan kakak seniornya saat kuliah. Sehingga Iqbal memperkenalkannya dengan Rachma.
“Iya (dikenalkan) sebagai istrinya (siri). Tapi saya tahu bahwa itu bukan istrinya (yang pernah diketahuinya). Ada istrinya dan saya kenal baik,” ungkap Juni, Minggu (17/4).
Hubungan asmara Kasatpol PP Makassar dan Rachma disebut sudah terjalin cukup lama. Sementara adiknya yang menjadi korban, Najamuddin disebutnya juga sempat dekat dengan wanita tersebut.
“Dia (Muhammad Iqbal Asnan) bilang, Jun, kenal ko dulu kakakmu (istri siri Iqbal). Jadi saya bilang kakakku (istri sah Kasatpol) Lurah. Sepengetahuanku istri sahnya Pak Iqbal ini Lurah dan saya kenal istrinya,” jelasnya.
Juni kemudian menghubungkan kejadian saat dia diperkenalkan dengan Rachma ini dengan kasus yang menimpa adiknya. Dia menduga aksi penembakan yang dilakukan terhadap adiknya ada kaitan Rachma. Motifnya cinta segitiga.
“Nah bisa jadi kenapa Pak Kapolres bilang ini cinta segitiga, bisa jadi Pak Iqbal cemburu sama korban. Berangkat dari situ Iqbal nekat sampai menghabisi korban,” ucap Juni.
Oknum Anggota Polisi Terlibat Pembunuhan
Setelah aktor utama pelaku pembunuhan terungkap, yang merupakan Kepala Satpol PP Kota Makassar, polisi kembali mengumumkan satu lagi tersangka baru oknum anggota polisi yang berperan sebagai eksekutor.
Pengungkapan pelaku eksekutor ini disampaikan langsung oleh Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombes Pol Komang Suartana bersama dengan kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Budhi Haryanto, dan Kasatreskrim Polrestabes, Senin (18/4/2022).
“Oknum anggota polisi ini yang melakukan eksekutor atau penembak korban Najamuddin Sewang merupakan satu kampung dengan tersangka utama dan dalang dari pembunuhan tersebut yakni Kasatpol PP Kota Makassar. Tersangka utama ini pernah curhat kepada eksekutor SL lantaran sakit hati atas kelakukan korban terhadap cewek yang juga disukai oleh tersangka utama tersebut, hingga oknum polisi tersebut merasa ikut sakit hati juga, ia pun niat membantu menghabisi korban,” ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Budhi Haryanto.
Kombes Budhi menjelaskan bahwa senjata yang digunakan pelaku untuk melancarkan aksinya didapatkan melalui online yang setelah diselidiki ternyata penjual senjata tersebut terkait dengan jaringan teroris. Dan sebagai tanda terima kasih, aktor utama pembunuhan MIA memberikan uang sebesar 85 juta rupiah.
Dalam perkara tersebut, polisi telah menetapkan lima tersangka yang masing-masing berinisial MIA (Kasatpol PP Kota Makassar), SU, CA, AS, dan SL yang merupakan oknum anggota polisi.
Selain mengungkap peran masing-masing tersangka, Kapolrestabes Makassar juga menghadirkan barang bukti berupa motor yang digunakan oleh pelaku, serta senjata api milik pelaku dan 53 butir peluru.
Untuk eksekutor yang merupakan oknum anggota polisi, Kapolres menegaskan akan memastikan proses hukum berlapis, tidak hanya sanksi pidana, namun SL oknum polisi tersebut juga akan mendapatkan sanski etik dari institusi kepolisian.
“Memastikan SL bakal diproses secara hukum, tidak hanya sanksi pidana, oknum polisi itu juga akan mendapatkan sanksi etik, anggota polisi ini juga mendapatkan saksi yang lebih berat. Demikian perintah pimpinan tidak ada tutup-tutupan, kita sesuaikan dengan peraturan yang ada akan diproses,” tegasnya.