Christian Rudolf Tobing (36), tersangka pembunuhan Ade Yunia Rizabani atau Icha (36) di apartemen Pramuka, Jakarta Timur, disebut pernah menjadi pendeta muda di gereja GBP Kasih Allah Ministry (KAM), Kota Bogor.
Namun, pimpinan gereja GBP KAM, Charles Freddy menyatakan perbuatan Rudolf Tobing adalah perbuatan individu dan tak ada kaitannya dengan gereja.
Rudolf Tobing, kata Charles, mengisi khotbah di GBP KAM sesekali saja. Namun, sejak tiga bulan lalu Rudolf sudah tidak beraktivitas di gereja GBP KAM, tepatnya Juli 2022.
Charles tidak menjelaskan apa alasan Rudolf Tobing sudah tidak berkhotbah di GBP KAM. “Jadi dia jadi pendeta muda sejak Maret, sekarang baru tujuh bulan, tidak aktif tiga bulan berarti kan beraktivitas di sini hanya empat bulan,” ujarnya dikutip dari detikcom, Jumat (21/10/2022).
Sejumlah temuan juga didapat dari pemeriksaan kepada Rudolf. Tersanngka ternyata juga bekerja sebagai terapis anak berkebutuhan khusus.
“Kerjaan tersangka ini sekarang adalah salah satu terapis untuk anak berkebutuhan khusus,” ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, Jumat (21/10/2022).
Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indriwienny Panjiyoga menambahkan pelaku Rudolf memiliki riwayat pendidikan tinggi. Rudolf sempat mengenyam pendidikan di Amerika Serikat.
“Tersangka ini pernah sekolah setingkat SMA dan kuliah di Amerika. Tapi kuliah tidak selesai karena dideportasi,” kata Panjiyoga.
Pada saat kuliah di Amerika Serikat, tersangka sempat bekerja sampingan. Nah, pada saat bekerja ini, Rudolf ketahuan melanggar visa.
Sekembali ke Indonesia, pelaku Rudolf Tobing melanjutkan pendidikan teologi di Jakarta. Pelaku lalu lulus pada 2015.
Senyuman Rudolf Tobing Membawa Jasad Icha di Lift Viral
Pembunuhan terhadap Icha terjadi pada Senin (17/10). Korban dibunuh di salah satu kamar apartemen daerah Jakarta Pusat. Setelah membunuh korban, Rudollf mengangkut jasad korban menggunakan troli.
Aksi Rudolf mengangkut jasad korban ini terekam CCTV. Dari rekaman CCTV yang diperoleh detikcom, tersangka terlihat mendorong troli yang berisi kantong hingga bantal dan guling.
CCTV tersebut berada di dalam lift. Tersangka, yang berkepala plontos, tampak mendorong troli masuk ke lift. Di dalam lift dia bertemu dengan seorang pria dan melemparkan senyuman. Agar tak dicurigai, tersangka menyapa pria dalam lift tersebut.
Pintu lift kemudian terbuka di lantai berikutnya, pengunjung pria lain masuk ke lift. Pelaku lalu sempat menyapa pria tersebut.
Kedua orang tersebut tampaknya tidak curiga bahwa tersangka membawa jasad yang dibungkus plastik di dalam troli.
Polisi mengungkap arti senyuman tersangka tersebut. Tersangka mengaku puas telah berhasil membunuh korban.
“Ya, dia mengaku merasa puas, misinya selesai,” kata Panjiyoga.
Panjiyoga mengatakan tersangka menyimpan dendam lama kepada korban Icha. Inilah yang mendorong tersangka nekat membunuh korban.
“Jadi tersangka ini sakit hati, dendamlah. Dendam karena ini sebetulnya masalah circle pertemanannya saja,” ujarnya.