Seorang janda cantik di OKU Timur, Sumatera Selatan bernama Reni, 33, warga Belitang menjadi korban kekerasan atau penganiayaan oleh oknum kepala desa setempat.
Peristiwa itu terjadi saat oknum kades tersebut datang ke kosan janda cantik ini dalam kondisi mabuk berat, pada 16 Mei 2022 sekitar pukul 22.00 WIB.
Hal itu disampaikan oleh janda cantik bernama Reni ini kepada wartawan saat melapor ke Polres OKU Timur, Kamis (18/8/2022).
Reni mengungkapkan, saat itu sekitar pukul 21.00 WIB saat lagi asyik ngobrol sama tetangganya di kosan. Tiba-tiba datanglah oknum kades tersebut mengendarai motor.
“Tiba tiba dia datang langsung jalan sepoyongan masuk ke kamar kosan aku, terus tidur di kamar itu,” kata Reni.
Melihat tingkah laku kades yang tidak sopan itu, dia langsung masuk ke dalam dan mengusir oknum kades itu agar keluar dari kosannya. Namun, kades itu menolak dengan kasar, sampai akhirnya terjadilah dorong-dorongan antara keduanya.
“Memang aku lama kenal sama dia, tetapi entah kenapa dia malam itu langsung datang masuk kamar aku di kosan di Belitang,” ujar Reni.
Saat itulah, oknum kades tersebut memegang kedua tangan dan meremas jari sambil mendorong, sehingga salah satu jari jempol janda cantik ini bengkok dan patah.
“Keras banget dia dorong, aku hampir pingsan menahan sakit, terus aku teduduk menahan sakit sambil minta tolong, sementara oknum kades itu keluar dan pulang tinggalkan aku,”ungkap Reni.
Setelah kejadian itu, menurut Reni, dia dibawa oleh tetangganya ke tukang urut. Karena tukang urut tidak sanggup, terus dia langsung dibawa ke rumah sakit untuk pengobatan.
“Aku dibawa ke rumah sakit, ternyata tulang jari aku ada yang patah, saya minta keadilan atas kejadian ini kepada dinas terkait dan penegak hukum,” ungkap Reni.
Sebelumnya, Reni (33), janda cantik, warga Belitang harus merasakan sakit luar biasa karena salah satu jarinya patah akibat kekerasan yang dilakukan oknum kades.
Menurut Reni, akibat penganiayaan itu, ia tidak bisa bekerja sehingga harus kehilangan penghasilan ratusan juta rupiah. “Saya kerja di salah satu tempat hiburan di Baturaja. Akibat musibah ini, saya sudah hampir 4 bulan tidak kerja. Sementara saya harus mengeluarkan biaya pengobatan dan makan,” ujar Reni sedih.
Ia meminta pihak kepolisian segera memberikan keadilan buat dirinya. “Kasus ini sudah lama dilaporkan, tetapi sampai saat ini kades tersebut belum ditangkap,” katanya
Reni mengatakan, dirinya akan datang lagi ke kantor Polres OKU Timur untuk mempertanyakan kapan kades tersebut diproses hukum.
“Memang kades sudah pernah mediasasi dengan saya, melibatkan, camat, polisi, dan aparat desa. Namun, mediasi itu tidak menemukan titik temu. Saya menuntut kerugian selama sakit, pengobatan, dan kerugian selama saya tidak kerja,” pungkasnya.