Sumbar Jadi Sarang Teroris, Mahyeldi Didesak Jangan Diam Harus Mengambil Sikap

- Advertisement -
Miris! Sumatera Barat kini diduga menjadi sarang teroris. Hal ini terungkap setelah polisi mengungkap jaringan Negara Islam Indonesia (NII) dengan jumlah anggota 1.125 kini berada di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Untuk mengantisipasi terbangunnya anggapan Sumbar menjadi sarang teroris, Ketua DPRD Sumbar Supardi minta Gubernur Sumbra Mahyeldi memberikan keterangan resmi.

“Dinyatakan oleh pihak kepolisian, ada ratusan masyarakat yang terlibat NII tersebar di Kabupaten Dharmasraya dan Tanah Datar. Hingga sekarang, kepala daerah belum memberikan keterangan resmi. Agar lebih pasti mereka harus turun langsung untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya terkait jaringan tersebut,” ujar Supardi, Minggu (17/4/2022) di Padang.

Supardi mengatakan sebagai unsur pemerintah provinsi, pihaknya belum mengetahui konteks terorisme yang diusung oleh NII, apakah itu pemberontakan atau ajaran garis keras. Ketika persoalan ini terus bergulir dan Gubernur Sumbar justru diam.

Politisi Partai Gerindra itu mengatakan dampaknya bisa lebih berbahaya, Sumbar bisa dikatakan sarang teroris karena basis NII. Namun, pemerintah daerah hingga sekarang belum mengambil sikap. Akibatnya pihak luar pun akan menilai stigma itu benar, karena tidak ada klarifikasi.

“Secara dampak, banyak hal negatif yang akan  diterima Sumbar jika isu sarang teroris tidak dituntaskan,” ujar Supardi.

Para investor akan takut menanamkan modal, wisatawan pun tidak akan melirik Sumbar, para perantau pun juga tidak nyaman karena berasal dari daerah sarang teroris.

“DPRD Sumbar mendesak untuk segera menuntaskan ini, dari beberapa kali penangkapan tetapi tidak ada keterangan resmi dari pemerintah dan pihak kepolisian,” kata Supardi.

Supardi menegaskan secara budaya, orang Minang tidak memiliki jiwa pemberontak melainkan jiwa yang kritis. “Mungkin saja paham-paham NII dibawa oleh orang-orang luar ke Sumbar, sehingga  berkembang dari generasi ke generasi dengan sasaran masyarakat kalangan tertentu,” ungkap Supardi.

Supardi meminta gubernur melakukan koordinasi dengan para bupati serta walikota dari 19 kabupaten dan kota, kemudian mengajak pihak kepolisian duduk bersama. Lalu karena menyangkut persoalan agama, pemerintah daerah perlu melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mencarikan jalan keluar.

“Kalau memang betul itu yang terjadi, maka kita semua harus bertanggung jawab, di situ ada pembinaan dan jangan dibiarkan, tugas polisi menangkap dan tugas kita pemerintah melakukan pembinaan, ini yang belum jelas,” jelas Supardi.

Sementara, anggota Komisi II DPR  Guspardi Gaus miris mendengar pernyataan Polri yang menyebutkan anggota yang tergabung ke dalam Negara Islam Indonesia (NII) sudah mencapai 1.125 orang di wilayah Sumatera Barat (Sumbar). Dengan kata lain kini Sumbar jadi sarang teroris.

Menurutnya, dari segi jumlah jelas sangat mengkhawatirkan dan mengindikasikan gerakan NII ini sangat aktif dan massif dilakukan. Dirinya pun mempertanyakan kebenaran tentang jumlah anggota NII di Sumatera Barat mencapai 1.125 orang  yang telah disampaikan oleh pihak kepolisian.

Dia meminta agar Gubernur Sumbar segera memberikan klarifikasi dan mengambil sikap terkait penangkapan dan keberadaan jaringan NII di Sumatera Barat.

Keterangan resmi dari kepala daerah menjadi sangat penting artinya. “Jangan sampai ada anggapan bahwa Pemerintah daerah lalai dan abai menyikapi pernyataan dari pihak kepolisian. Implikasinya bisa kemana-kemana,” ujar Guspardi.

Dia juga mengingatkan, jika data yang disampaikan pihak kepolisian itu benar dan akurat, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat harus waspada dan memberikan perhatian serius terkait permasalahan penyebaran paham NII ini.

Segera lakukan koordinasi dengan semua Kepala daerah di Kabupaten/Kota yang ada di Sumbar untuk melakukan investigasi serta tracking kepada warga masyarakatnya tentang kegiatan NII di Sumatera Barat.

Jika ternyata terbukti Sumbar menjadi sarang teroris dan sudah banyak warga masyarakat yang terpapar paham NII, tentu tugas utamanya adalah melakukan pembinaan yang intensif kepada warga masyarakat yang terpapar paham menyimpang yang dibawa kelompok NII itu.

Diberitakan sebelumnya, pihak kepolisian menyatakan, perkembangan kelompok teroris jaringan Negara Islam Indonesia (NII) sudah masif di Indonesia. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyebutkan, jaringan NII telah tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

“Jaringan NII sudah berkembang masif di Indonesia antara lain Jakarta, Tangerang, Jawa Barat, Bali, Sulawesi, Maluku, dan Sumatera Barat,” ucap Ramadhan kepada wartawan, Selasa (12/4/2022). Ramadhan mengatakan, jumlah anggota NII di Sumatera Barat (Sumbar) mencapai 1.125 orang. Dari jumlah itu, 400 orang adalah personel aktif.

spot_img

Trending Topic

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Hot News

Game

PENTING UNTUK DIBACA